Yang aku pegang, memang bukan ular berbisa tetapi ular sanca atau ular phyton. Seekor ular besar dengan lilitannya yang mematikan, tetapi tidak berbisa.
Jika ular phyton lapar, dia akan berusaha melilit hewan atau apapun di dekatnya, untuk bisa dimakan.
Walau tubuhnya kecil, dan lawannya bertubuh besar, tetapi ular phyton bisa menelannya, krena ular tidak mempunyai tulang2 yang membuat dia dia membuka muputnya, selebar tubuh si mangsa, termasuk manusia ......
***
Seingat aku, kami memang tetap seharian di peternakan ini. Tetapi tidak seperti sebelum2nya, bisa sampai malam. Saat itu, kami pergi dari tempat itu sekitar jam 4.00 sore, menuju Canberra yang hanya berjarak 20 menit.
![Dokumentasi pribadi/Padang rumpit yang cantik, hijau dan mengundangku berlama2 serta bergulingan disana. Sayang, kami harus segera kembali ke Canberra](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/03/17/picture1-605181a0d541df207b6283b2.jpg?t=o&v=555)
Aku?
Hahaha .....
Tetap keluyuran di Sydney dan sekitarnya, sendirian, sampai aku harus kembali ke Indonesia setelah 2 bulan lamanya aku tinggal di Sydney dan Canberra, tahun 1990 .....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI