Konsep ini benar2 luar biasa, untukku. Ketika semua warga Australia, bahkan warga dunia (karena Parliamnet House Canberra ini merupakan gedung parlemen yang paling terbuka di dunia), mereka bersama2 untuk menjadi bagian dari dunia .....
Mimpi ini adalah bagian dari negara tempat kami tinggal, dan suku Aborigin mempunyai konsep khusus dan mereka menjeaskan lewat desain ini, sebuah arti tanah bagi mereka.Â
The Great Verandah atau Beranda Agung adalah wajah publik Gedung Parlemen.
Ini adalah ruang untuk menyambut pengunjung dan menjadi latar belakang untuk upacara di halaman depan. Paving di luar pintu masuk adalah granit Christmas Bush merah, yang digali di dekat Oberon di New South Wales.
Dinding fasad atau tampak depan dilapisi marmer Paradise White Carrara dari Italia, karena Australia merupakan sebuah "benua muda", dimana bebatuannya masih muda dan belum mempunyai bebatuan marmer tua yang sarat dengan warna cantik
The Marble Foyer menampilkan 48 kolom marmer yang membangkitkan warna pink dan hijau lanskap Australia serta warna dari dua Kamar Parlemen, dibalut marmer Cipollino hijau dari Italia dan marmer Atlantide Rosa berwarna merah muda krem dari Portugal.
Kedua tangga marmer tersebut menampilkan finial batu yang dibuat oleh pematung Sydney Anne Ferguson, yang terinspirasi oleh bentuk benih pohon Australia.
Lantainya memiliki serangkaian lingkaran, setengah lingkaran dan segitiga dari marmer Paradise White dan batu kapur Granitello Nero hitam dari Belgia.
Batu kapur itu penuh dengan fosil kehidupan laut yang ada sekitar 345 juta tahun yang lalu. Dan, kita dapat melihat sisa2 karang purba, spons dan crinoid, atau 'bunga lili laut'.
Â