Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Parliament House Canberra, Lewat Berbagai Seni Suku Aborigin dan Keberadaan Benua Australia

15 Maret 2021   09:44 Diperbarui: 16 Maret 2021   12:05 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lonlyplanet.com/Tampak depan Parliament House dengan plaza utama yang di desain dengan konsep Aborigin, sebagai

okumentasi pribadi
okumentasi pribadi
www.aph.gov.au
www.aph.gov.au
Konsep yang indah! Dimana Australia benar2 memberikan makna bagi dunia bahwa negeri ini sangat menghargai sejarah dan suku aslinya, dengan menapakkan kaki kita pertama kali menuju jantung pemerintahan Australia ......

Konsep ini benar2 luar biasa, untukku. Ketika semua warga Australia, bahkan warga dunia (karena Parliamnet House Canberra ini merupakan gedung parlemen yang paling terbuka di dunia), mereka bersama2 untuk menjadi bagian dari dunia .....

Mimpi ini adalah bagian dari negara tempat kami tinggal, dan suku Aborigin mempunyai konsep khusus dan mereka menjeaskan lewat desain ini, sebuah arti tanah bagi mereka. 

The Great Verandah atau Beranda Agung adalah wajah publik Gedung Parlemen.

Ini adalah ruang untuk menyambut pengunjung dan menjadi latar belakang untuk upacara di halaman depan. Paving di luar pintu masuk adalah granit Christmas Bush merah, yang digali di dekat Oberon di New South Wales.

Dinding fasad atau tampak depan dilapisi marmer Paradise White Carrara dari Italia, karena Australia merupakan sebuah "benua muda", dimana bebatuannya masih muda dan belum mempunyai bebatuan marmer tua yang sarat dengan warna cantik

The Marble Foyer menampilkan 48 kolom marmer yang membangkitkan warna pink dan hijau lanskap Australia serta warna dari dua Kamar Parlemen, dibalut marmer Cipollino hijau dari Italia dan marmer Atlantide Rosa berwarna merah muda krem dari Portugal.

Kedua tangga marmer tersebut menampilkan finial batu yang dibuat oleh pematung Sydney Anne Ferguson, yang terinspirasi oleh bentuk benih pohon Australia.

Lantainya memiliki serangkaian lingkaran, setengah lingkaran dan segitiga dari marmer Paradise White dan batu kapur Granitello Nero hitam dari Belgia.

Batu kapur itu penuh dengan fosil kehidupan laut yang ada sekitar 345 juta tahun yang lalu. Dan, kita dapat melihat sisa2 karang purba, spons dan crinoid, atau 'bunga lili laut'.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun