By Christie Damayanti
1 bulan sudah, aku menginap di "rumah Graeme". Tibalah saatnya aku pindah tempat, menginap 1 bulan kemudian di rumah Oom Howdy Roosman.
Aku diantar ke rumah Oom Howdy, oleh Graeme dan Nanette, sesaat setelah Graeme pulang dari pekerjaannya. Dan, malam itu aku sudah menginap di apartemen Oom Hody.
Suasananya sangat berbeda.
Walaupun Graeme dan Oom Howdy sama2 sebagai tim dalam 1 konsultan (Graeme adalah seorang arsitek dan Oom Howdy sebagai seorang insinyur sipil), tetapi latar belakang serta kehidupannya sangat bertolak belakang.
Oom Howdy, dimana ibunya adalah seorang perempuan Australia, dan bapaknya fully Indonesia (Opa Kadarusman), tentu melatarbelakangi kehidupan ala Indonesia.
Mereka tinggal d sebua apartemen di daerah cukup elite, di downtown Sydney. Tinggal dengan 3 anak2nya. Monique, seumur dengan ku, Annelinde sekitar 5 tahun dibawahnya, serta Harry yang waktu itu masih berumur 6 tahun.
Mereka memelihara kucing, yang sangat sayang pada kucing nya adalah istri Oom Howdy. Duh ... aku lupa namanya, tetapi beliau juga blasteran Australia dengan Eropa.
Dengan anak2nya ada yang masih kecil, suasana apartemennya pun cukup gaduh, sangat berbeda dengan rumah Graeme yang serba rapih dan teratur. Tetapi, aku bebar2 menikmati semuanya. Baik di rumah Graeme maupun di rumah Oom Howdy.
Oom Howdy dan istrinya bisa dan lancer berbahasa Indoneisa, tetapi mereka dilarng bapakku untuk berbicara berbahasa Indonesia, karena tujuan utama ku ke Autralia adalah belajar bahasa Inggris sehari2, serta merasaka kehidupan 2 keluarga yang sangat bertolak belakang di Australia .....
Apartemennya di lingkungan sepi, tetapi cukup elit di downtown Sydney. Hanya berjalan sebentar saja, aku bisa menemukan stasiun ketera dan halte bus untuk ke downtown.
Stategis.
Istri Oom Howdy pun, mengajar di sekolah yang tidak jauh dari rumahnya, sekalian bisa sering2 menjenguk Harry jika sudah pulang sekolah. Dan, aku pernah diajak ke sekolahnya.
Oom Howdy sebenarnya pernah tinggal di Amsterdam, maka dari itu beliau bersahabat dengan bapakku yang juga pernah tinggal di Amsterdam Belanda tahun 1971 sampai tahun 1973, untuk tugas belajar dari pemerintah Indoneisa.
Lalu, Oom Howdy pindah ke Australia, sekitar tahun 1980-an.
Dan, aku semakin nyaman berbhasa Inggris walau masih belepotan. Setidaknya, aku benar2 semakin berani untuk travelling sendirian.
Setelah ini, berbagai pengalamankku bersama keluarga Oom Hoedy, bukan hanya di kota Sydney dan seputarannya saja, tetapi Oom Howdy membawaku ke Canberra, ibukota Australia dengan Gedung Parliament nya yang unik, serta juga kkami pergi ke Golrdburn dan Tidbinbilla ....
Tunggu artikel2ku berikutnya .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H