By Christie Damayanti
Ketika ular itu mulai melilit tanganku .....
Sudah banyak sekali aku menuliskan tentang "betapa aku sayang sekali dengan binatang".
Bukan hanya binatang peliharaan saja, tetapi bahkan binatang2 liar, pun aku menyayangi mereka. Baik yang lucu, seperti kucing, kura2 atau kijang2 (di Nara, Jepang), juga hewan2 liar yang membahayakan, jika ada pawang nya.
Harimau, singa, gajah atau babi berwarna pink, itu sering bahkan aku mempunyai "anak angkat" kuda nil serta orangutan, ketika aku masih SMA, dalam "Friend Zoo", di Kebon Binatang Ragunan.
Temasuk juga ular!
 Ketika kami sedang serius di kelas saat itu, tiba2 dosen kami membubarkan kami untuk mengajak kami ke aula kampus.
Mengapa?
Karena ada seseorang (aku lupa namanya), mau mempertonronkan betapa dia sangat sayang dan bersahabat dengan berabagai jenis binatang melata, termasuk ular. Seseorang itu memang diundang oleh kampus untuk memamerkan jenis2 binatang melata khas Australia.
Jangan lupa, kampus ku ini memang sebuah college, yang lebih banyak menanamkan pendidikannya bagi orng asing, yang sedang beradaptasi dan mau bersekolah serta tinggal lama di Australia.
Jadi, St Mark International College ini sering mrngajak tamu2 atau mengajak kami untuk menjelajah Australia. Dan tamu2 itu, memang diundang untuk kami lebih cepat mengerti tentang banyak hal.
Teman2ku berteriak, ada yang  jijik, ada yang keakutan bahkan ada yang tidak mau ikut ke aula ....
Aku tertawa, dosen kami membiarkan saja yang jijik, takut atau tidak mau ke aula. Padahal, justru ini yang aku sangat suka!
Aula sudah penuh dengan teman2ku dari kelas lain. Kami duduk dilantai, sementara seseorang itu membawa banyak kotak2, yang aku yakin bahwa kotak2 itu berisi binatang2 melata.
Aku memilih duduk selonjor di paling depan, paling dekat dengan si pawang. Mataku melotot ketika si pawing bercerita tentang bagaimana dia menjadi seorang pawang serta sering dipanggil oleh orang2 yang rumahnya atau gedung2nya kemasukan ular atau binatang2 melata lainnya.
Perlu diingat, bahwa benua Australia memang sebuah benua yang "aneh". Benua besar yang cukup gersang, dibagian tengah benua merupakan padang pasir atau padang rumput, tempat suku asli Australia, Abogini, bermukim.
Ketika bangsa Inggris menemukan benua ini, mereka membangun kota2nya di pesisir pantai, karena memang tidak nyaman untuk tinggal di benua bagian dalam, yang melulu padang pasir atau padang rumput serta hutan2 khas Australia.
Karena akhirnya kota2 yang dibangun di pssisir pantai, membuat justru hutan Australia yang berada di bagian dalam benua, semakin subur, karena memang dilestarikan dengan adanya banyak jenis binatang2 liar khas Australia yang tidak terdapat di benua manapun.
Seperti koala, kangguru, emu, wombat, Tasmanian devil, ecidna (landak Australia), wallaby, quokka dan berbagai jenis binatag2 yang lainnya.
Akhirnya juga, hewan2 yang luput dari pantauan, seperti hewan2 melata, seringkali keluar dari hutan, (mungkin)bermigrasi atau hanya sekedar berjalan2 (hihihi .....), ke perkotaan dan masuk ke rumah2 yang tidak jauh dari pinggiran kota!
Nahhhhhh ......
Itulah akhirnya, si pawang ini mempunyai banyak binatang melata dari hasil tangkapannya. Ada beberapa yang dilepas-liarkan lagi di hutan, atau ada juga yang dipelihara untuk penelitian, riset serta edukasi bagi masyarakat serta wsatawan .....
Dan, itulah sebabnya jika kai memang berniat untuk tinggal di Australia, sedikit banyak kami tahu bahwa rumah2 kami (apalagi yang rumah itu tinggal di tepi kota, dekat dengan hutan), bisa saja kemasukan ular, dan pawang2 disekitar kota, akan siap dipanggil untuk "menjinakkan" ular2 tersebut ......
Aku ingat, si pawang berkata, dia tidak membawa ular2 yang berbisa dan berbahaya, karena ular2 itu sangat gesit serta akan cukup membuat heboh. Dia hana membawa berbagai ular yang tidak berisa dan tidak berbahaya.
Cukup banyak, cerita yang si pawang ceritakan, membuat kami semua terbengong dan terkagum2, ketia dia bercerita ketika harus menjinakkan ular kobra besar, dimana seekor anak kucing, mati induk anak kucing itu menjadi buas kaena marah pada si ular kobra itu!
Lalu, si pawang mulai mengeluarkan ular2 nya, dan satu demi satu dia bercerita tentang jenis2 ular tersebut, sdementara si ular itu melilit tubuh si pawang yang sedang berbicara .....
Huhuhuhu .....
Aku terbelalak, ingin sekali aku memegangnya, tetapi si pawang belum mempersilahkan untuk kami memegangnya.
Oya, sebelunya dosenku sudah memberitahu bahwa jika kami mau dan berminta, kami boleh saja memegang bahkan menggendong ular2 tersebut, dengan pantauan pawangnya!
Aku tidak sabar sampai si pawang menyelesaikan cerita2 nya tentang ular2 yang dibawanya, dan mempersilahkan kita semua untuk maju ke depan, jika ada yang berminta untuk memegang dan menggendongnya ...... Â
Teman2ku terdiam. Saling melirik, dan saling mencolek .....
Aku tertawa, ketika aku menebar pandangan untuk memantau, siapa yang berani maju?
"Tidak ada yang berani maju?", pikirku.
"Ok! Biarkan aku saja yang maju!", aku bersiap berdiri.
Aku berdiri dan mengebas2kan bajuku, siap menuju si pawang yang juga siap untuk seekor ular dipeganganya, untuk diberikan padaku.
Kulihat teman2ku melotot dan terbengong2. Hahahaha, aku tertawa kecil, menjadi lebih percaya diri untuk segera menggndong ular tersebut!
Hahahaha .....
Aku adalah seorang mahasiswa perempuan mungil dari Indonesia, yang saat itu hanya aku yang berani tampil ke depan untuk maju dan menggendong seeokr ular phyton, yang setekah aku gendong, ular tersebut bergerak, mendesis dang  merayapi tanganku!
Aku dengan si pawang ular, mendemonstrasikan bagaimana seeokr ular yang sudah jinak, melilit tubuh kami, tanpa kami harus ketakutan!
Aku juga ingat kata2 si pawang. Jika suatu saat kita tidak sadar ada seekor ular melilit kaki kita ketika kita sedang berjalan di semak2 depan rumah kita, janganlah kita panic.
Baik ular berbisa atau tidak berbisa, jika kita panic dan ketahuan si ular, si ular akan semakin melilit dan membuat kita semakin panic!
Karena, pada dasarnya ular2 itu sebenarnya bukan untuk "membunuh" kuta. Ular2 atau binatang2 buas, itu bukan "jshst". Mereka menyerang kita ksrena justr mereka merasa terancam.
Dan, mereka "membunuh" bukankarena mereka jahat, tetapi mereka mempertahankan diri mereka atau mereka membutuhkan makanan.
Manusialah yang mendesak habitat mereka, sehingga mereka semakin tersingkir. Dan, mereka menjadi buas ......
Jika kita tidak panic, kata si pawang, justru si ular akan mengendorkan lilitannya bahka justru melepaskannya. Karena, si ular merasa tidak terancam dengan keberadaan kita .....
***
Sore itu, adalaah sore yang menambah pengetahuanku tentang tinggal di Australia.
Setalah sore itu, ada 2x pawang2 ualr yang berbeda datang untuk mengedukasi kami. Dan, sekali lagi, teman2ku tetap pada pendiriannya, tidak mau memegang apalagi memeluk ular2 itu .....
 Aku tetap maju ke depan dan memeluk ular2 yang tidak berbisa itu, dengan pantauan si pawang. Karena, menurutku ular2 tersebut cukup cantik dengan kulitnya yang bergambar2 cantik .....
Sebuah kehidupan unit Australia, yang sempat aku rasakan selama 2 tahun saat itu .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H