By Christie Damayanti
Sungai Thames adalah sungai terpanjang kedua di Inggris Raya. Dan sungai ini dilintasi oleh lebih dari 200 jembatan, 27 terowongan, enam feri umum, satu jalur kereta gantung, dan satu arungan sepanjang jalur sepanjang 215 mil (346 km). Wikipedia.
Banyak jembatan jalan yang ada di atas sungai saat ini berada di lokasi penyeberangan sebelumnya, sebelum jembatan2 itu dibangun. Mereka naik kapal ferry untuk menyeberang.
Waktu itu, aku ingat kami ingin mencoba menyeberang Sunga Thames ini dengan naik ferry. Bukan untuk menyeberngnya sih, tetapi lebih kepada ingin mencoba alat transportasi yang lain selalin melintasi jembatan.
Juga, ketika aki pernah naik kapal di Amsterdam dan di Paris, mengapa kami tidak mencoba naik ferry melintasi Sungai Thames?
Naaahhhhh, yang paling mencolok adalah Tower Bridge, satu-satunya jembatan bascule di sungai, yang dirancang untuk memungkinkan kapal laut lewat di bawahnya. Situs jembatan jalan terbaru adalah bypass di Isis Bridge dan Marlow By-pass Bridge dan jembatan jalan raya, terutama dua di M25: Queen Elizabeth II Bridge dan M25 Runnymede Bridge.
Thames River Sightseeing (TRS) adalah perusahaan tur yang menyediakan kapal pesiar tamasya di Sungai Thames di London. Thames River Services beroperasi di Sungai Thames di bawah lisensi dari London River Services, bagian dari Transport for London.
Jadi, jika jaman dulu kapal ferry adalah salah satu moda transportasi untuk melintasi dan menyeberangi Sungai Thames, saat ini setelah Inggris Raya membuka negaranya sebagai salah satu destinasi dunia untuk berwisata, seperti negara2 yang lainnya, Inggris Raya juga membuka titik wisata nya untuk berwisata "cruise" melintasi atau menyeberang Sungai Thames.
Layanan terjadwal berangkat setiap hari dari Dermaga Westminster dan perjalanan ke timur di sepanjang Sungai Thames ke Dermaga Greenwich sebelum kembali.
Di musim panas, perahu juga mengelilingi Thames Barrier. Perjalanan ke arah barat juga bisa dilakukan di St Katharine's Pier, di sebelah Tower Bridge.
Aku benar2 lupa, mengapa akirnya kami tidak adi naik kapal ferry untuk "cruise", melintasi atau menyeberang sungai Thames. Tetapi, dari foto2 yang aku punya sebagai buki kami tidak menyeberang, aku tahu bahwa kami sudah turun ke Dermaga Westminster, hanya berfoto2 saja.
Tapi klo aku ingat2 semuanya secra global, mungkin waktu yang padat lah, yang pasti membuat kami tidak jadi naik kapal ferry, karena kami harus berkeliling London hanya sekitar 3 hari saja, sebelum kami ikut tour keliling benua Eropa Barat, setelah kami (akan) menyeberangi Selat Dover, menuju Perancis ......
Okelah .....
Yang teringat untukku adalah konsep2 perkotaan London, yang memang sudah dipikirkan matang2 bagi seluruh warga London.
Bahkan, ketika tahun 1991 lalu aku masih kuliah, aku cukup terpana melihat konsep yang terintergrasi antara pedestrian, dermaga dengan anak2 tangga serta escalator di ruang luar. Terutama area itu manjsdi ruang public yang nyaman, bagi sebagian warga London.
Apalagi, Istana Westminterster, tidak begitu jauh dari lingkungan Istana Buckingham. Kami saja bisa berjalan dari Istana Buckingham ke Istana Westminster dan Big Ben, sehingga Jembatan dan Dermaga Westmenster, pastinya merupakan area "elite" bagi sekelompok warga London.
Kehidupan kota London sebagai kota metropolitan dunia, memang tidak akan berhenti. Sejak jaman dahulu, sampai sekarang.
Jika dahulu, adalah focus dengan warganya, tetapi sekarang mereka merawat kota London bukan sekedar untuk warganya saja, tetapi justru untuk menjadi heritage atau warisan untuk dunia, lewat dunia pariwisatanya.
Dan, aku dan kami lah salah satu yang beruntung, pernah travellng dan berwisata di London, walau hanya beberapa hari saja .......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H