By Christie Damayanti
Setelah agak tidak terlalu penat lagi, dari Istana Buckingham Palace dan sejenak beristirahat di Hyde Park, kami berjalan lagi menuju Sungai Thames, untuk menyusurinya lewat DAS yang tertata dengan sangat cantik.
The River Thames atau Sungai Thames, yang dikenal sebagai Sungai Isis, adalah sungai yang mengalir melalui selatan Inggris termasuk London. Sungai Thames sepanjang 346 km, ini adalah sungai terpanjang seluruhnya di Inggris dan terpanjang kedua di Britania Raya, setelah Sungai Severn. Wikipedia.
Sepanjang jalan di area kota London, sungai ini merupakan titik wisata terkenal di London. Dan, karena ini adalah sebuah sungai, pada jaman dahulu pun merupakan sentral untuk membangun bangunan2.
Sehingga, ketika kita menyusuri Sungai Thames, berarti kita juga bisa termasuk menelusuri tempat2 wisata terkenal di London, salah satunya adalah jam raksasa Big Ben dan Tower London Bridge yang terkenal di seluruh dunia.
Rekresi disini, memang berhubungan dengan wisatawan dan jumlahnya setiap tahun. Karena, London adalah salah satu kota yang sangat banyak didatangi wisatawan manca Negara.
Rekreasi ini jua, untuk pengembangan turis2 lokal yang juga sangat bangga dengan kotanya. Untuk informasi saja, bahwa negara2 maju dan peduli dengan targetnya, salah satumya negara2 di Eropa, mereka sangat bangga dengan kotanya, dan mereka memelihara kotanya dengan sangat baik. Termasuk wisatanya.
Seringkali, mereka kerap "sombong" dengan kebradaan kota atau negaranya, dengan cara, kedisipinannya tentang wisatawan2 yang kadang2 seenaknya saja.
Â
Selama Perang Dunia Kedua, perlindungan beberapa fasilitas di sisi Thames, terutama dermaga dan instalasi pengolahan air, sangat penting bagi amunisi dan pasokan air negara itu.
DAS atau Daerah Aliran Sungai sekarang, dimanfaatkan untuk kebutuhan ruang public. London membangun pedestrian cantik di level sediit diatas permukaan air sungai, untuk jogging track atau bersepeda.
Pada tahun 2010, Sungai Thames memenangkan penghargaan lingkungan terbesar di dunia - International Riverprize. Sangat sesuai dengan kepedulian London, untuk memberikan kontribusi dunia lewat penghijauan dan lingkungan hidup.
***
Travelling, ala setengah backpacker, itu yang kami jalani. Kami tidak melulu harus naik kereta atau bus apalagi taksi. Berjalan kaki pun, tidak masalah. Tahun 1991, aku dan kedua adik2ku masih kuliah, dan kedua orang tuaku juga masih muda.
Sehingga, kami cukup leluasa untuk berjalan kaki kemanapun. Jika cape, palingan kami berhenti di ruang public, untuk beristirahat. Setelah itu, kami pun mulai berjalan lagi.
Mungkin, karena sungai ii merupakan hajat hidup warga Londong, sehingga antar aera seputaran sungai ii merasa perlu untuk membangun jmbatan per-area.
Yang terutama yang harus dilakukan berfoto2 disekitaran itu, apalagi landmarks2 London.
Â
Ada yang memang dibangun sejak dahulu, ada juga yang dibangun di jaman modern saat itu. Konsepnya tidak sama, justru itu membuat aku cukup tertarik,
"Mengapa mereka tidak membangun jembatan dengan desain yang sama?"
Selain sungai2 itu untuk moda transportasi warga nya dengan kapal2 besar ataupun kecil, kapal2 itu justru menjaring wisatawan luas, dan mereka berani membayar mahal untuk sekali menyeberng atau berkeliling ......
Bahkan, "hanya" sebuah sungai, tetapi bisa mendatangkan jutaan wisatawan kesana. Dengan perawtan yang luar biasa, kebersihan yang terjaga dan bahkan di treatment2 dengan berbagai cara untuk tidak "rusak" .....
Catatan untuk Jakarta,
Akan kah Sungai Ciliwung bisa menghasilkan devisa, lewat kedisiplinan kita untuk menjaring banyak wisatawan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H