Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bangunan-Bangunan Hindia Belanda Seputar Rumah Raden Saleh, Cikini

16 November 2020   14:13 Diperbarui: 16 November 2020   15:05 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi RS PGI Cikini| Masuk ke Bangsal H, disambut dengagn lobby ini, untuk masuk ke area dalam Bangsal H. Terlihat konsep plafond yang tinggi dan jalusi2 tinggi hingga dekat dengagn plafond. Jika di bangunan modern tidak aka nada plafond setinggi ini,karena akan menjadi sangat mahal untuk satuan dinding2nya .....

Keramik ini harus dipertahankan untuk mengulas bagian sejarah arsitekturral Bangsal L RS PGI Cikini ini. Di Bangsal L ini, terbagi 2, jika kita msuk ke lorong panjang sebagai area penerimaan untuk masuk ke ruang2 perawatan sebelah kanan dan sebelah kiri.

Bagian Unit Rawat Jalan RS PGI Cikini

Di unit rawat jalan yang aku desain dan dibangun sektar tahun 1997 lalu, ada bagian dari angunan lama jaman Hindia Belanda. Hanya kecil, ttapi akan nyata terlihat dari parkir RS PGI Cikini.

 

Dokumentasi pribadi| Sekarang dibapakai oleh ruang2 dokter praktek, bagian dari Unit Rawat Jalan RS PGI Cikini.
Dokumentasi pribadi| Sekarang dibapakai oleh ruang2 dokter praktek, bagian dari Unit Rawat Jalan RS PGI Cikini.
***

Untuk sebagai arsitek dan sebagai end-user dan pemakai rumah sakit ini, bangunan2 asli RS PGI Cikini harus benar2 dipertahankan. Sebagai cagar budaya Jakarta, dan sebagai bagian dari sejarah Indonesia yang bertahan dalam pemerintahan Hindia Belanda saat itu.

Cerita2 seputar RS PGI Cikini ini, akan terus aku tuliskan terutama dari sei arstekturalnya, bahwa Indonesia tidak bisa lepas dari sejarahnya.

Karena,

Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengerti dan menghormati sejarahnya, sebagai bagian dari perjalan dan proses kebangsaannya, menuju Indonesia jaya ......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun