Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana Rumah Raden Saleh "Bekerja" untuk Melayani Masyarakat Sejak Abad Ke-17?

12 November 2020   15:32 Diperbarui: 12 November 2020   15:52 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi. Di belakang rindangnya pepohonan disana, adalah rumah Raden Saleh. Masih terasa segar dengan rindang nya hijau pepohonan .....

***

Saat aku mulai berkarya di Rumah Sakit Cikini, kondisi rumah Raden Saleh, sudah cukup memprihatinkan. Secara kasat mat jika kita hanya memandang dari kejauhan, terlihat masih baik2 saja. Tetapi, ketika ita mendekat dan melihat secara deail, bahkan sejak bagian terdepan tampak depan rumah Raden Saleh itu pun, sudah menyedihkan.

Mungkin, karena aku adalah seorang arsitek, aku bisa melihat kenyataan2 yang mungkin berbeda jika orang awam melihatnya. Tetapi, sudahlah. Tidak penting, koq. Hanya sekarang, bagaiman kita bisa melestarikan rumah bersejarah ini, yang sekarang menjadi bagian dari Rumah Sakit PGI Cikini.

Seorang Adriana Josina Kooman, seorang gadis belia Belanda, pada umur ke-22 tahun, dia mengikuti Sekolah Penginjil di Belanda, sekitar tahun 1898. Dia bergumul tentang Pekabaran Injil, bahkan bukan hanya di Belanda saja.

Dan akhirnya dia memenuhi panggilan  menjadi seorang istri seorang penginjil, Ds. De Graaf, mereka tinggal di Utrech, Belanda. Pekabaran Injil Utrech menugaskan Pendeta De Graff dan istrinya ke Halmahera, Indonesia.

Masa itu, perjalanan jauh dari Belada Eropa ke Indonesia, memakan waktu cukup lama, dengan fasilitas kapal yang sangat seadanya, mereka meninggalkan Belanda tanggal 4 November 1872 dengan kapal dagang VOC.

Mereka sampai ke Pelabuhan Makassar pada bulan Februari 1873. Kapal mereka berhenti untuk mengambil rempah2, pada saat itu. Dari Makassar, mereka menuju Trenate. Di Ternate, Pendeta De Graaf bergabung bersama Pendeta Hendrik Van Dricken.

Pendeta De Graff bersama istrinya, Adriana Josina Kooman, melayani disana, melayani penduduk pribumi, Indonesia, melayani orang2 sakit.

Beberapa tahun kemudian, Pendeta De Graaf bersama keluarganya dengan 4 anak2nya, ditugaskan ke Batavia, dan mereka tinggal di Depok. Kecintaan nya bagi masyarakat Indonesia sat itu, membuat keluarga De Graff mempunyai kekuatan melawan tindakan2 dari pemerintahannya sendiri, Hindia Belanda.

Tahun 1902, Adiana Josina De Graff, menjadi seorang "directrice" Rumah Sakit Rtu Emma, dimana merupakan cikal bakal Rumah Sakt Tjikini.

Di rumah sakt yang awalnya hanya merupakan klinik kecil di Tjikini ini, akhirnya Adriana Josina De Graaf tahun 1897 membeli istana atau rumah Raden Saleh, yang letaknya bersebelahan. Diperlukan 6 bulan untuk membenahi dan menata bangunan rumah Raden saleh, untuk dapat menampung konsep pelayanan kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun