Tetapi, di lukian ketiga, memang masih melukis ombak yang menderu, tetapi sudah ada burung2 camar yang terbang kepantai. Dan, aku "melihatnya" bahwa sudah ada secercah rasa semangat, yang dilambangkan sebagai burung2 camar ......
Ya, aku sungguh tidak tahu. Pertama kali bu melukis, apa yang ada di benak beliau. Tetapi, setelah itu, ibu banyak melukis berbagai bacam bunga2 bermekaran dan warna warninya yang ceria, sehingga aku hanya bisa membayangkan, mungkin awal ibu melukis adalah sebuah tidak-percayaan diri sendir ketika lukisannya bisa duterima orang lain atau tidak ......
Dan ternyata, lukisan2 itu benar2 cantik, walau aku tidak tahu jika lukisan2 ini dinilai oleh seorang curator, apakah lukisan2 ibu ini benar2 bagus atau tidak!
Tetapi yang aku katakana disini adalah, apapun yang dilukis ibu, hatiku sebagai putrinya, dan hatiku sebagai seorang perempuan, merupakan lukisan2 yang menyentuh kalbu, yang dilukis oleh tangan2 sepuh beliau, dan menghentak gemuruh jantung ku .....
Apalagi, sebagai salah satu anak ibu yang baru saja ditinggalkan beberapa hari lalu, aku "melihatnya" sebagai lukisan2 cinta dan kasih nya kepada anak2nya. Bahkan, di surat waris beliau unuk kami ketiga anak2nya dan kelima cucu2nya, ibu ingin lulisan2 ibu ini terus dipelihara dan dimanfaatkan untuk Kemuliaan Nama Tuhan ......
Â
Ini lukisan ibu ketiga, masih deru ombak, tetapi sudah ada burung2 camar yang terbang ke pantai. "Menandakan" hati ibu yang awlnya belum percaya diri, sudah muli lumer dengan  burung2 camar sebagai makhluk hidup di alam laut ......
Ini adalah 3 buah lukisan ibu pertama, yang msih tersimpan di studio lukis ibu dalam pigura. Dan, akan terus tersimpan rapih, sampai pada saatnya lukisan ini akan aku bawa ketika Pameran Lukisan Ibu, segera setelah pandemic mereda.
Apakah lukisan2 ini mau diberikan, mau dijual dan hasilnya untuk charity demi kemuliaan Nama Tuhan, atau bagaimana, nanti kami akan memutuskanya ......