Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

"New Normal" sebagai Pasca Stroke, Dimulai Sejak Serangan Stroke Jauh sebelum Pandemi

23 Agustus 2020   18:23 Diperbarui: 25 Agustus 2020   12:53 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

"New Normal", merupakan sebuah kata yang booming sejak PSBB mulai dimodifikasi, sampai akhirnya kita bisa berkegiatan lagi di luar rumah, sampai sekarang, dan entah sampai berapa lama.

Kata "new normal" sekarang ini memang adalah sebuah kata baru, gress dan benar2 baru pernah untuk dilakukan untuk seluruh dunia. Sebuah kata yang mau tidak mau harus dilakukan dengan disiplin, jika kita tidak mau terpapar oleh virus corona.

Tetapi, tahu tidak?

Kata2 "new normal" itu, merupakan sebuah kata yang HARUS KAMI LAKUKAN SEJAK KAMI TERSERANG STROKE. Karena, seorang pasca stroke, sebagian besar adalah mengalami keterbatasan2. Dari terbatas yang ringan sampai yang berat.

Dari hanya serangan stroke ringan, serangan stroke penyumbatan dan serangan stroke pendaharan. Dari yang hanya terbatas beberapa jam, beberapa hari banhkan bertahun2 sampai selama mereka hidup.

Seperti aku misalnya.

Aku adalah pasca stroke pendarahan dan otak kiriku sempat terendam darah 20%, yang menyebabkan dokter memvonisku sebagai paca stroke yang cacat permanen dan hanya bisa berbaring saja di ranjang, entah sampai kapan .....

"New Normal" untukku sudah kumulai ketika aku sadar tentang keberadaanku sebagai pasca stroke yang lumpuh kanan tubuh.

Mulai dengan belajar minum, belajar makan, belajar berbicara, menulis dengan tangan kiri, berhitung, berkata2 dalam Bahasa Inggris (karena aku terserang stroke di San Francisco di Amerika Serikat).

Ketika aku terang pulang ke Jakarta dari San Francisco, aku mulai belajar berabahasa Indonesia, belajar berdiri, berjalan dan sampailah aku di titik untuk bisa bersosialisasi lagi.

Dari konsep2 terapi yang harus aku lakukan, itu sudah menandakan bahwa aku harus mengikuti "new normal" untukku sebagai pasca stroke!

Dengan keterbatasanku, dan lumpuh tubuh sebelah kananku, hari2ku menjadi "new normal" dengan segala hal. Lumpuh tubuh kananku, membuat aku harus terus beradaptasi di lingkunganku, sampai sekarang. Benar2 sampai sekarang, aku harus mengikuti "protocol new normal" ku sebagai pasa stroke.

Misalnya saja,

Jika aku sebelum terserang stroke aku menulis dengan tangan kanan, sekarang aku harus menulis dengan tangan kiri. Tanda tanganku pun, harus aku ubah, sehingga semua dokumen pribadiku pun harus aku ubah.

Misalnya lagi,

Jika dulu aku bergerak mobile dengan sangat aktif, naik turun proyek sambil berlari sebagai "preman lapangan", sekarang aku harus selalu belajar duduk manis di depan laptop saja, ketimbang sebagai arsitek lapangan.

Banyak sekali kenormalan baru yang harus aku lakukan sebagai pasca stroke. Begitu juga bagi teman2 pasca stroke lainnya, untuk bisa bertahan hidup. Sehingga, kami tidak heran lagi, ketika ada "new normal" lain disaat pandemi ini, yang harus kami ikuti dan lakukan.

Pada kenyataannya, kami pasca stroke sudah cukup luwes untuk melakukan "new normal" yang baru saat pandemi ini. Ketika "new normal kami sebagai pasca stroke pada saat kami terserang stroke, itu untuk keberlangsungan hidup kami. Supaya kami bisa survive. Supaya kami bisa berahan.

Begitu juga, ketika "new normal" saat pandemi ini diberlakukan beberapa saat lalu.

Jika semua orang semakin disiplin untuk mengikti protokol kesehatan "new normal", kami sebagai pasca stroke pun, semakin disiplin untuk mempertahankan kehidupan kami.

Karena, sebagai pasca stroke kami harus "keras" untuk bisa survive. Pasca stroke, sebagian beras terserang stroke adalah karena penyakit2 bawaan. Seperti hipertensi. Diabetes mellitus atau jantung. Sehingga, bagi orang2 dengan penyakit bawaan seperti ini, akan sangat riskan terpapar virus corona ini.

Seperti aku dengan penyakit bawaan hipertensi dan asma, aku harus benar2 disiplin dengan protokol kesehatan untukku sendiri. Ditambah dengan "new normal" sebagai pasca stroke yang harus aku lakukan sampai sekarang,

Jadi, aku harus melakukan 2x "new normal", dengan cara2 yang sangat berbeda!

Untukku sendiri, "new normal" ku adalah,

Pertama,

Aku harus terus beradaptasi sebagai pasca stroke dengan lumpuh kanan tubuh. Berjalan tersendat dan berbicara terbata. Aku juga harus menyisihkan danaku untuk kursi roda elektrik, aku harus terapi dan kontrol dokter lebih banyak dari yang sehat. Dan sebagainya.

Kedua,

Aku harus disiplin untuk mengikuti protokol kesehatan yang dicanangkan oleh pemerintah, dengan keterbatasanku dan dengan penyakit2 bawaanku. Memakai masker, itu pasti, dan aku selalu memakain face shield untuk bisa lebih "tertutup" wajahku.

Kehidupanku dan teman2 pasca stroke, memang semakin berat dengan effort yang semakin tinggi. Jika orang2 yang sehat dan non-disabilitas, effortnya (misalnya 5), kami pasca stroke harus menyediakan effort minimal 10, untuk bisa bertahan!

Ini bukan lebay. Ini kenyataan.

Dalam pandemi seperti ini, effort yan kami harus keluarkan tentu berlipat ganda dibanding orang2 yang sehat dan non-disabilitas. Tetapi, ketika kami bisa sejajar dengan mereka, yang sehat dan non-disabiitas, dan effort yang kami keluarkan jauh lebih banyak, artinya,

Bahwa KAMI ADALAH MANUSIA2 TERPILIH dan KAMI ADALAH MANUSIA2 HEBAT !!!

Mari kita berpikir tebalik,

Begini,

Ketika banyak orang di luar sana berkata,

"Disabilitas dan pasca stroke adalah orang2 afkiran yang banyak dosa, dan tidak bisa apa2"

Ternyaya, justru kebalikannya!

Kami, pasca stroke dan disabilitas, justru mampu melakukan apapun yang dilakukan oleh orang2 sehat dan non-disabilitas, dengan effort yang lebih besar, dengan cara yang berbeda!

Dan, jangan lupa!

Belum tentu orang2 diuar sana yang sehat dan non-disabilitas mampu melakukan effort yang kami lakukan! Salah2 mereka menyerah sebelum mampu mencoba ......

***

Ketika kita sebagai pasca stroke bisa menghargai apa yang kita mampu lakukan, tanpa mengindahkan orang2 yang mentertawakan kita, mereka itu akan melihat kita sebagai sseorang yang kuat, percaya diri dan mandiri.

Tetapi, jika kita terus terkukung sebagai seseorang yang bingung harus bagaimana untuk bertahan, orang lain diluar sana akan semakin "menjajah" kita ......

Dan, "new normal" dalam pandemi ini, semakin membuat kami survive di tengah kancah dunia yang semakin penuh dengan masalah ......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun