Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Milenial dan Kebaya Versus Kimono dan Yukata

26 Juni 2020   16:49 Diperbarui: 26 Juni 2020   18:44 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam 20 tahun di hidup saya, saya mengenakan Kebaya 3 kali di Indonesia dan 2 kali di Jepang, total 5 kali saja. Tetapi, dalam dua tahun sejak saya datang ke Jepang, saya telah memakai yukata tiga kali. Ketika Anda mendengar itu, bukankah itu hal yang aneh? 

Kaum muda di Indonesia yang mau mengenakan kebaya saat ini semakin lama semakin menjadi sedikit. Terutama kaum muda dari kota-kota besar.

Namun, masalahnya bukan pada Kebayanya, tetapi cara berpikir orang-orang. 

Ketika tidak ada acara tertentu, orang lain akan memperhatikan jika seseorang mengenakan Kebaya dan itu akan membuat orang tersebut malu. Saat Anda malu, orang menjadi tidak mau memakainya. 

Tapi kenapa malu? 

Padahal Anda tidak melakukan kesalahan tetapi mengapa harus merasa malu dengan pakaian negara Anda sendiri? 

Saya pikir cara berpikir orang Indonesia harus berubah. Tidakkah  Anda ingin mengenakan pakaian yang begitu indah ini dengan bangga? 

Seperti orang Jepang, jika mengenakannya tidak hanya untuk acara besar tetapi juga untuk acara kecil bukankah itu sangat anggun? 

Selain itu, jika tiap-tiap orang memiliki kesadaran, melestarikan budaya sendiri sangatlah memungkinkan bukan? 

Ketika melihat orang Jepang yang mengenakan kimono dan Yukata, saya merasa sangat iri. Dan Saya ingin menyampaikan rasa iri tersebut kepada orang-orang di negara saya. 

Mulai hari ini, saya ingin mencoba memakai Kebaya di berbagai acara dan tempat, menunjukkannya kepada semua orang di SNS, untuk memperluasnya. Tetapi hanya satu orang saja tidak akan cukup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun