Walaupun, konsep dan tujuan desainnya, berbeda antara negara-negara dunia.
Desain universal tidak memiliki standar atau persyaratan tetapi lebih untuk membahas masalah kegunaan seperti desain rumah yang dapat diakses untuk kaum disabilitas dan kaum prioritas.Â
Ketika para arsitek atau desainer menerapkan prinsip-prinsip desain universal, produk mereka akan memenuhi kebutuhan mereka, dengan berbagai karakteristik. Dan, cacat adalah hanya salah satu dari banyak karakteristik, yang mungkin dimiliki oleh beberapa orang saja.
Karena konsep desain universal memang merupakan tatanan desain bagi semua orang, tanpa perbedaan.
Desain bebas hambatan dan teknologi, membantu memberikan tingkat aksesibilitas bagi kaum disabilitas dan kaum prioritas, mereka juga sering menghasilkan solusi yang terpisah dari yang seharusnya.
Misalnya saja,Â
Desain ku untuk ramp di Unit Rawat Jalan di Rumah Sakit Cikini, sebenarnya tujuannya sama dengan pintu masuk utama menuju lobby utama. Tetapi ramp itu harus mengelilingi bangunan itu untuk naik ke lantai atas ke lobby utama.
Mengapa harus mengeliling bangunan?
Karena untuk naik ke lantai atas lewat amp, dengang standard perbanding sekitar 4 derajat, akan membutuhkan lahan yang luas, sehingga daripada lahan itu terambil oleh ramp, aku mendesain posisi ramp menempel bangunan utama, mengelilinginya, dan berakhir ke lanai atas di lobby utama nya .....
Desain universal berusaha menjadi solusi spektrum luas yang membantu semua orang, bukan hanya penyandang cacat.