Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Salah Pencet Tembol "Emergency", Hahaha ....

25 April 2020   16:47 Diperbarui: 25 April 2020   16:42 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi | Ini toilet disabled di Stasiun Funabashi Hoten. Tuh, coba lihat ... tidak ada tulisan bahasa Inggris, dan yang aku pencet itu yang tmbol hijau d foto. Tombol dibawahnya itu, untuk flush wastafel kecil disebelahnya. Yang mana untuk flush closet?

Waktu itu, aku benar2 ingin pipis, sehingga aku minta tolong Umar untuk berjaga di tempatku menunggu, dan jika petugas itu datang dan aku belum keluar dari toilet, bilang saja "sebentar lagi aku selesai".

Beres?

Tentu tidak ..... hahaha .....

Memang, petugas itu belum datang. Tetapi, ketika aku sudah selesai dan mau flush closet, aku bingung, flush yang mana yang harus aku pencet ya?

Catatan :

Di semua toilet disabled, minimal selalu ada sebuah closet, 3 buah wastafel (besar, sedang dan kecil) yang aku tidak tahu persis untuk apa, serta tempat tidur yang bisa diangkat, untuk kaum prioriteas mengganti napkins.

Wastafel yang besar, seperti wastafel2 pada umumnya, dengan faucet atau kran2nya. Sedangkan wastafel yang sedang dan yang kecil, yang sungguh aku tidak tahu apa fungsinya, wastafel2 itu mempunyai flush khusus seperti flush untuk closet.

Dan, di toilet disabled di Jepang, flush2 itu termasuk beberapa tombol2 yang lainnya, bisa saja tidak berada di dekat wastafel2 itu. Bahkan, sepertinya dikumpulkan di titik terdekat dengan closet.

Aku pikir, itu untuk memudahkan disabilitas yang hanya duduk di closet atau terbatas pergerakannya, mudah menjangkau semua tombol2 yang ada.

Dan, karena stasiun Funabashi Hoten adalah sebuah stasun di village atau "desa" Funbashi Hoten. Dimana itu bukan area wisata yang sepertinya Jepang yang bangga dengan bahasanya, lebih memilih memberikan keterangan di masing2 tombol dengan tulisan kanji!

Yang ada, ketika aku yang Tinggal bersama denagn anakku Michelle di Funabashi Hoten, pada kenyataaanya agak susah untuk menemukan tulisan Bahasa Inggris. Dan, itu yang terjadi saat itu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun