"Kamu sudah mmpu untuk mengatakan dengan caramu, bahwa kamu sudah bisa sangat menghargai betapa kamu tahu, bagaimana menghargai uan"g.
"Kamu bekerja keras, dan kamu membeli barang2 itu dengan uangmu sendiri. Kamu sudah bisa tahu, betapa susahnya mencar uang, dan kamu mampu menghargai sebuah jerih payah ....."
Itu kata2ku, walau dalam hati, sementara dia berkutat untuk memperbaiki sarung tangannya. Cukup lama, sampai akhirnya sarung tangannya yang 'dedel' bisa diperbaikinya dengan susah payah. Dan, senyumnya kembali lagi dengan sempurna ......
Sungguh, mataku semakin memerah.
Dia, yang dulu sanat manja dalam kehidupannya yang nyaman. Aku bukan orang kaya dengan segala fasilitas2 yang mahal. Tetapi, aku cukup bisa memenuhi segala macam kebutuhannya, yang terbaik, bukan yang mahal.
Kemanjaannya, itu awalnya aku tidak tega untuk mengijinkan dia Tinggal sendiri di Jepang. Karena aku pernah tdak percaya, dia bisa dan mampu mandiri sendirian disana.
Tetapi, kemanjaannya semakin pudar, dan dia perlahan menjelma menjadi seorang gadis yang sangat mandiri! Terlebih, kebanggaanku bukan hanya dari penghasilannya secara materi saja, melainkan dia mampu mengasah psikologisnya untutk semakin dewasa dan mandiri ....
Mungkin, ini sekedar sebuah cerita sederhana saja.
Tentang seorang gadis manja dahulu, tetapi dia ditempa dengan kehidupan keras di sebuah negeri mahal, akhirnya menjadi seorang gadis yang dewasa dan mandiri.
Atau, cerita seorang gadis manja yang berusaha untuk menjahit sarung tangannya sendiri karena 'dedel'. Dia tidak membuang sarung tangannya, tetapi dia mau memperbaikinya sendiri, karena dia belajar menghargai jerih payahnya sendiri.