Jepang memang membuat anakku Michelle semakin dewasa. Negeri cantik itu memang "keras", sungguh keras. Aku tidak tahu, mengapa.
Yang jelas, ketika teman2 SMA Mchelle meneruskan kuliahnya di berbagai Negara, hanya Jepang lah, yang mereka "harus" bekerja.
Ketika aku bertanya,
"Cel, memang teman2mu yang di Jepang walau orang tuanya kaya, tetapi temanmu itu tetap bekerja?"
Jawabnya,
"Iya, ma. Solanya, jika mereka tidak bekerja, dia tidak tahu mau ngapain, karena walaupun orang tuanya kaya, dia akan kesulitan minta uang lebih dari yang seharusnya. Barang2 yang menarik itu mahal, ma. Sehingga jika mau membeli barang itu, ya harus bekerja. Kecuali dia tidak malu untuk terus meminta kepada orang tuanya"
Aku sih tidak tahu, apakah konsep pemikiran itu benar. TEtapi, yang jelas teman2 Michelle yang meneruskan kuliah di Jepang semuanya bekerja. Dan, sangat beruntung Michelle memakai Jepang untuk meraih impiannya.
Jepang, benar2 mampu membuat Michelle, semakin mandiri dan dewasa .....
Begitu juga dengan bagaimana Michelle mampu memberikan semangat untuk belajar memasak. Padahal, dia sudah punya uang cukup banyak, dari hasil bekerja paruh waktunya. Dan, dia mampu utuk sekedar makan diluar, jika dia malas memasak.
Tetapi, tidak demikian untuk Michelle, rupanya .....
Jika ada waktu dan sedang tidak bekerja atau kuliah, dia sama sekali tidak ingin keluar walau hanya sekedar berjalan2, tidak seperti aku, hihihi .....
Bahkan, dia mager (males gerak) di rumah saja dan sibuk dengan gadgetnya. Dan, dia mau memasak sendiri, sesuai dengan seleranya, tanpa peduli enak atau tidak. Hahahaha ..... tetapi selama aku disana bersama Michelle, masakan2nya sungguh enak, walau tidak tahu nama masakannya .....
Hanya coba2 saja, tuang bumbu sana bumbu sini, "trial and error", dan taraaaaaaa ..... jadilah masakannya yang dia makan dengan lahap.
Seperti kali ini ......
Suatu pagi, dia mengajak aku ke supermarket di depan apartemennya. Mengapa mengajak aku?
Karena, dia mau bermanja2 denganku, minta dibelikan bahan2 makanan untuk dimasaik! Karuan saja, ketika anakku yang jauh di Jepang minta dibelikan untuk bermanja2, aku dengan senangat untuk membelikannya!
Karena juga, biasanya dia tidak mau dibelikan apa2. Jadi, mumpung dia minta dibelanjakan ......
Kutanya, "Cel, kamu mau masak apa?"
Jawabnya, "Aku mau asak ayam kecap pake tomat. Mama suka?"
Jawabku lagi, "Suka sekali, sayang. Mau kamu masak apa saja, mama pasti suka!"
Jadi, begitulah. Kami berangkat dan belanja cukup banyak untuk di masak dan sebagian lagi di simpan di kulkas untuk dimasak kemudian hari. Dan, setelah pulang, Michelle mulai persiapan untuk memasak untuk kami berdua.
Ayam dipotong2 cukup kecil, diuleni dengan bumbu2 "rahasia" ala Michelle, lalu langsung di masukkan ke wajan yang sudah panas dengan mentega dan tumisan bawang Bombay
                                                                    Â
                                                                  Â
Baunya sudah wangi sekali! Bukan bau semur ayam, seperti yang biasa di Jakarta, tetapi bau ayam kecap ala Jepang, karena memakai bumbu2 masak Jepang. Walau tetap Michelle tidak tahu nama masakannya, hihihi .....
                                                                   Â
Mungkin, masak2 siang kali ini, berlangsung cepat, karena hanya 1 masakan saja. Karena kami berencana untuk pergi setelah makan siang. Kupikir, mala mini aku akan mengajak Michelle untuk makan di luar, sesuai dengan yang dia mau .....
Â
Sudah? Begitu saja? Ternyata belum.
Kata Michelle,
"Ma, kayaknya harus ada yang digoreng, ya. Aku mau goren ayam aja duku ya. Biar lebih nikmat, makannya"
Jawabku, "Ya sudah, sayang. Goreng saja dulu, mamatunggu koq"
Lalu, di persiapkan menggoreng paha kecil ayam. 5 buah paha ayam, sebenarnya sih bukan paha kaki ayam, diatas sayap ayam. Digoreng kering, dengan bumbu manis, sehingga sedikit gosong, tetapi sangat gurih!
Klop!
Sayur ayam Shoyu asin dengan tomat yang membuat rasa agak asam asin, ditambah dengan ayam goreng dengan bumbu manis, membuat makan siang ini benar2 lezat dan yummy .....
Â
Dan, kami makan dengan santai, sambil ngobrol. Tidak habis untuk makan berdua, memang, dan sisanya kami masukkan kedalam kulkas, untuk dipanaskan besok pagi, untuk makan pagi.
Setelah selesai, kami pun bersiap untuk pergi ke Tokyo. Mencari barang2 yang anakku butuhkan, dan makan malam akan kuajak makan di luar saja. Pingin makan ramen Ichiran .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H