Saat itu, kami sedang bermalas2an. Aku, Michelle dan Tenzin. Udara cukup panas di muim panas itu, tahun 2018. Setelah sempat berjalan2 di hari Minggu itu, kami pulang dan berencana untuk belanja bahan makanan dan memasak2 di rmah saja, untuk makan malam.
Aku sih seperti biasa, mulai bebers masukkan barang2ku yang sudah aku beli ke dalam koper. Michelle, denga manjanya minta sahanatnya, Tenzin untuk memasakkan makanan2 untuk kita makan bersama.
Hahaha, terserah saja, deh ......
Tenzin, Â sahabat Michelle adalah dari Negara Bhutan, sebuah negesi cantik bersebelahan dengan India dan Tibet di Asia Selatan. Menu andalan Bhutan jika dia memasak di apartemennya adalah sayur dengan keju dan cabe. Dan, ternyata Bhutan memang terkenal dengan masakan yang pedas dan kejunya.
Kami memang penyuka daging babi, memang ini daging non-halal dan kami memang benar2 menikmatinya. Jadi, tadi kami membeli beberapa kerat dging babi untuk sebagian dimasak sore itu, sebagian lagi masuk ke kulkas, untuk diolah kemudian.
Sekilas tentang Bhutan dan masakannya,
Bhutan adalah sebuah Negara kecil, terletak diantara India dan Tibet dengan mayoritas penduduknya beragama Buddha. Di Bhutan banyak ditemui biara2 megah untuk pendeta2 Buddha, di kaki Gunung Himalaya.
Nama Bhutan sendiri, berasal dari Bahasa Sansekerta, yaitu Bhotanta, yang artinya "ujung dari Tibet" atau berarti juga "dataran tinggi". Masakan dan makanan Bhutan, penuh dengan rempah2 dan sayuran organic. Dimana, di Bhutan nyaris tanpa polusi, sehingga sayur mayor disana, membuat warganya sangat sehat dan berumur panjang ......
Masakan yang kdua, entah apa namanya, jua berupa masakan khas Bhutan yang dimodifikasi. Dan, cabenya sagnat banyak, memang Michelle dan Tenzin sangat suka pedas!Â
Konsepnya adalah tentang menu kentang. Kewa adalah kentang, dan Kewa Datshi itu adalah masakan yang berupa campuran antara kentang dengan keju dari Bhutan. Tetapi karena ini di Jepang, maka Tenzin memakai keju Jepang.
Kentangnya diiris tipis2, dan dengan resep saat itu, ditambahkan daging babi, lalu dicampur dengan mentega dan keju, cabe dan tomat untuk menambah kesegarannya.
Dan, konsep resep inilah yang dibawa oleh Tenzin, jika dia diminta memasak apapun, dengan bahan makanan yang berbeda, yang sesuai dengan selera. Tapi, karena bahan makanan itu tergantung dengan selesa, kadang rasanya bis sedikit berbeda.
Misalnya, jika dimasak dengan sawi putih seperti ini, akan berbeda rasanya jika dengan bayam atau pok cay. Walaupun, bumbu2nya sama.
Setelah masakanan pertama selesai, Tenxin bersiap untuk memasak tlur dara khas Bhutan.
Makanan siap! Kami bersiap mandi sebelum makan malam. Apartemen Michelle tidak mmpunyai meja dan kursi. Semua apartemen disana, konsepnya adalah "tatami", tanpa furniture. Sehingga, msakan untuk dimakan, kami letakkan di tatami, dengan alat kanton atau kayu talenan.
Dunia rantai yang dialami Michelle, ternyata sangat menyenangkan. Dia berjuang untuk kuliah dan pekerjaannya, dan dihari2 tertentu, dia akan melakukan apa yang dia suka.
Jepang memang sebuah Negara yang cukup mahal, tetapi tidak semahal yang kita kira, jika kta bisa menyikapinya. Tidak harus makan dluar, jika bisa memasak. Tidak perlu masak sendiri jika kita tidak pandai memasak, tetapi mengajak teman atau sahabat untuk saling memasak, seperti yang Michelle lakukan.
Hidupnya terlihat senang dan bahagia, sesuai dengan mimpinya. Dan, semuanya akan terus berjalan dengan baik, semakin dekat dengan impiannya untuk "Tinggal di rumahnya Nobita, yang ada Doraemonnya" ......