Konsepnya adalah tentang menu kentang. Kewa adalah kentang, dan Kewa Datshi itu adalah masakan yang berupa campuran antara kentang dengan keju dari Bhutan. Tetapi karena ini di Jepang, maka Tenzin memakai keju Jepang.
Kentangnya diiris tipis2, dan dengan resep saat itu, ditambahkan daging babi, lalu dicampur dengan mentega dan keju, cabe dan tomat untuk menambah kesegarannya.
Dan, konsep resep inilah yang dibawa oleh Tenzin, jika dia diminta memasak apapun, dengan bahan makanan yang berbeda, yang sesuai dengan selera. Tapi, karena bahan makanan itu tergantung dengan selesa, kadang rasanya bis sedikit berbeda.
Misalnya, jika dimasak dengan sawi putih seperti ini, akan berbeda rasanya jika dengan bayam atau pok cay. Walaupun, bumbu2nya sama.
Setelah masakanan pertama selesai, Tenxin bersiap untuk memasak tlur dara khas Bhutan.
![Dokumentasi pribadi | Sepertinya, ini telur dadar biasa yang biasa Michelle buat. Tetapi, ternyata ini telur dadar khas Bhutan, yang disebut Gondo Datshi. Dia menyiapkan 3 telur yang diaduk untuk kita bertida. Mnggunakan mentega dan tentu saja, keju! Cara memasaknya sih, biasa, tetapi ditambahkan bumbu2 "rahasia" menurut Tenin, dan rasanya pun menjadi berbeda dengan telur dadar biasa ......](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/15/kuli3-5e96a548097f367a236e4e92.jpg?t=o&v=555)
![Dokumentasi pribadi | Tenzin, dengan santainya mencampur bumbu2 masakan. Tenzin dan Umar, sahabat2 Michelle yang terbaik selama di Jepang, memang sangat ahli memasak. Paling tidak menurutku, mereka adalah ahli2 masak untuk Michelle, hihihi ......](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/15/kuli4-5e96a5ab097f362fc71b9938.jpg?t=o&v=555)
Makanan siap! Kami bersiap mandi sebelum makan malam. Apartemen Michelle tidak mmpunyai meja dan kursi. Semua apartemen disana, konsepnya adalah "tatami", tanpa furniture. Sehingga, msakan untuk dimakan, kami letakkan di tatami, dengan alat kanton atau kayu talenan.
![Dokumentasi pribadi | Taraaaaaaa ...... masakan sudah siap dimakan. Michelle sudah madi, berganti dengan Tenzin dan terakhir aku yang mandi. Nasi sudah matang di rice-cooker, dan kami makan bersama, sambil ketawa ketiwi .....](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/15/20181028-091218-5e96a5d8097f361bec3eb232.jpg?t=o&v=555)
Dunia rantai yang dialami Michelle, ternyata sangat menyenangkan. Dia berjuang untuk kuliah dan pekerjaannya, dan dihari2 tertentu, dia akan melakukan apa yang dia suka.
Jepang memang sebuah Negara yang cukup mahal, tetapi tidak semahal yang kita kira, jika kta bisa menyikapinya. Tidak harus makan dluar, jika bisa memasak. Tidak perlu masak sendiri jika kita tidak pandai memasak, tetapi mengajak teman atau sahabat untuk saling memasak, seperti yang Michelle lakukan.
Hidupnya terlihat senang dan bahagia, sesuai dengan mimpinya. Dan, semuanya akan terus berjalan dengan baik, semakin dekat dengan impiannya untuk "Tinggal di rumahnya Nobita, yang ada Doraemonnya" ......