Sebenarnya, Michelle punya pengalaman bekerja yang lain, dan berbeda dengan pengalama2 kerjanya di hotel dan minimart. Tetapi, aku tidak terlalu memblow-up karena memang hanya selama 6 bulan saja dia bekerja disana.
Dia pernah menjadi seorang pramusaji di Restoran Ramen Ichiran di Asakusa, sebuah area wisata terbesar di Tokyo.
Tentu saja, bayarannya lebih besar daripada saat dia belerja di minimart awal dan sebagai cleaning service di Hotel Disney Celebrate. Karena, bekerja sebagai pramusaji di sebuah restoran, apalagi restoran ini sanat ramai dan viral di seluruh dunia.
Pekerjaan2nya sangat menyita fisik dan tenaga.
Tugas utamanya adalah sebagai seorang pramusaji. Menerima order tam, membwanya ke dapur, dan menyajikannya lagi ke tamu.
Tetapi, dia juga harus bisa menguasaiuntuk mencuci piring, sedikit memasak standard jika tiba2 harus membantu memasak, dan juga harus ramah kepada tamu2.
Dengan tambahan pekerjaan, yang nitebene tidak mudah, manajemen restoran mengharuskan semua pegawainya hanya bekerja disana saja. Makanya, gajinya memang lebih besar .....
Tapi, namanya anak muda, dengan semangat membara,
Michele tidak bisa hanya 1 pekerjaan karena jadwal pekerjaan nya di Ichiran tidak setiap hari. Sehingga, dia bekerja di Hotel Disney dan Minimart Sevel.
Dan, ketika manajemen tahu bahwa Michelle bekerja di tempat lain, sementara suatu saat dia membutuhkan tenaga Michelle tetapi Michelle tidak bisa karena punya jadwal kerja di tempat lain, akhirnya Michelle mengundurkan diri .....
Anakku benar2 berani untuk bertindak. Dan, dia tidak main2 dengan keputusannya!
Sehingga, justru ketika dia resign dengan pekerjaannya di Ramen Ichiran secara baik2, dia pun tetap menjaga hubungan baik dengan manajemen restoran. Dan, jika dia edang tidak bekerja dimana, dia sering datang untuk makan dan menjenguk teman2nya, sesame pegawai Ramen Ichiran.
Bekerja disana, merupakan pengalaman yang sangat menguntungkan, ketika dia mulai mengerti tentang dasar2 bisnis restoran. Walau dia wakru itu masih berumur 17 tahun sekitar 3 tahun lalu (2017), dia mampu menyerap banyak.
Dan, walau dia tidak sadar dengan penyerapan2 di otak dan jiwanya tentang sebuah bsnis restoran, ternyata justru akhirnya Michelle bekerja sebagai tim manajemen di Restoran New York di Hotel Hyatt Park di Shinjuku!
Dia sangat mengerti, bagaimana dia harus melayani tamu. Mengantr tamu untuk memilih meja, memberikan menu makanan, mencatat secara manual atau dengan tab, membawa pesanan ke dapur dan menyajikan makanan untuk tamu.
Jika dia tidak pernah mempunyai pengalaman sebagai seorang pramusaji di Restoran Ramen Ichiran, bagaimana mungkin dia bisa bekerja di Restoran New York di Hotel Hyatt Park Internadional?
Karena, dalam bergaul secara internasional, membutuhkan tata cara dan pengalaman. Jika tidak, akan susah untuk berkembang. Dan, dia benar2 bisa membuktikannya ......
Dokumentasi pribadi
Ketika sekarang ini, Michelle bekerja sebagai seoran staff di Restoran New York di Hotel Hyatt Park lantai 52, di Shinjuku, Metropolitan Tokyo
Pengalaman bekerja di luar negeri, memang sangat baik untuk mengajar anakku mulai mandiri, menapaki dunia dewasanya.
Walau dia mulai bekerja di umur 17 tahun, dimana teman2 sebayanya yang kuliah di Indonesia hanya bisa meminta orang tuanya sampai lulus kuliah, dia sudah mampu untuk membiayai dirinya sendiri, bahkan untuk membayar kuliahnya.
Pengalamannya memang tidak main2!
Dengan umur nya yang masih sangat muda, walau aku tidak menganjutkan dia untuk bekerja, justru tubuhnya yang masih muda itu memberikan rangsangan semangat yang luar biasa!
Bekerja di 2 hotel, 2 restoran internasional dan minimart, dalam 2 tahun, mulai umur 17 tahun!
Pagi2 dia pergi jam 7.00 untuk kuliah sampai jam 14.00. Langsung bekerja di Minimart Sevel sampai jam 18.00, lalu ke Shinjuku untuk kerta di Hyatt Hotel, atau waktunya dibalik antara minimart dan hotel, sampai jam 23.00.
Sebuah perjuangan hidup yang luar biasa, untuk seorang anak muda mulai umur 17 tahun, sampai sekarang .....
Aku tidak mampu berkata apa2, ketika perjuangan hidup Michelle membuat hatiku trenyuh. Dia memang sangat mengerti, bagaimana aku sebagai ibunya tidak mampu untuk menghidupi dia dan kuliahnya sampai lulus sarjana. Karena biaya kuliah dan Tinggal hidup di jepang, sangatlah mahal.
Tetapi karena dia ingin "Tinggal di rumah Nobita yang ada Doraemonnya", membuat dia benar2 harus berjuang untuk mendapatkannya. Karena ibunya tidak mampu untuk mengabulkan keinginannya .....
Aku sangat bangga atas pencapaiannya, sekaligus aku miris dengan perjuangannya di Jepang.
Walau aku yakin dan tahu, bahwa Michelle tidak menyesal mengambil langkah ekstrim, berjuang dan melepaskan semua atribut masa mudanya, yang hanya belajar dan bermain saja, seperti teman2nya yangada di Indonesia.
Sekali lagi, walau aku merasa tidak mampu berbuat apa2 untuk membantunya, aku pun dilanda kebanggan yang membuncah, jika aku menceritakan betapa anakku di Jepang, mempunyai prestasi2, bukan hanya karena prestasi akademik nya saja, tetapi juga prestasi kehidupannya, sangat luar biasa!
Dan, dia memang anakku, Michelle .....
Yang aku yakin, mimpinya "ingin Tinggal di rumah Nobita yang ada Doraemonnya" akan segera tercapai, segera bersama Tuhan Yesus ...... Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H