Museum Pos Jepang, melacak asal-usulnya kembali ke Yuubin Hakubutsukan (Museum Pos) yang didirikan oleh mantan Kementerian Komunikasi dan Transportasi di 1902 sebagai bagian dari peringatan peringatan 25 tahun masuknya Jepang ke dalam Universal Postal Union.
Di tahun 1994, Museum Komunikasi Okinawa dibuka untuk memperingati 120 tahun administrasi pos Okinawa dan mempublikasikan sejarah layanan pos dan komunikasi di Okinawa dari periode dinasti Ryukyu, (abad ke 15 hingga 19), melalui Perang Dunia II, dan ke dalam pascaperang Titik.
Dan, pada tahun 2014, Museum Pos Jepang yang baru, dibuka di Oshiage, Sumida-ku, Tokyo, di bawah manajemen kepentingan publik yang didirikan oleh yayasan Asosiasi Tsushinbunka.
***
Masuk ke museum ini, sanat terasa berada di sebah museum  dengan pemeliharaannya. Barang2 antik dan unik yang memang pernah berada di dunia ini, dan menjadi sejarah, sangat terpelihara, ditambah dengang fasilitas2 modernnya.
Gambar diproyeksikan satu demi satu di permukaan dinding dan meja yang dihiasi dengan jam dan bingkai dan menggunakan teknologi pemetaan proyek menggambarkan sejarah layanan pos, telegrafi, dan prangko.
 Menampilkan termasuk surat2 Edo-periode (1603-1868), surat-surat yang bernilai sejarah besar, surat2 yang ditulis oleh orang-orang terkenal, dan korespondensi dari saat booming kartu pos bergambar.
Nah, dari surat2 yang mulai di jaman Edo, surat2 itu dikirim lewat layanan pos Jepang. Dengan menggunakan rangko2 kuno, sebuah alat pembayaran untuk mengitim surat2 mereka.
Warisan useum ini, mempunyai sekitar 330.000 keping prangko dari seluruh dunia. Dan, koleksi ini, ternyata yang terbesar dari jenisnya di Jepang.