Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Michelle Kehilangan Sepeda...

4 April 2020   12:27 Diperbarui: 4 April 2020   12:46 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi | Ini sepeda baru Michelle, yang dibeli akhir tahun 2017, dan membawa Michelle kemanapun, jika tidak harus naik kereta. Dia sedang mencoba sepeda barunya di sebelah apartemennya di Funabashi Hoten .....

By Christie Damayanti

Sehubungan dengan artikelku sebelum tentang Sistim Parkir Sepeda Berteknologi Tinggi di Jepang. Aku justru mau cerita yang bertolak belakang.

Hahaha .....

Ceritanya begini,

Anakku Michelle, 2 tahun lalu dia beli sepeda jengki hitam. Kerena sekali, heritage banget! Kayak sepeda onthel yang jadul, tetapi ini buatan baru.

Harganya sekitar 20.000 Yen, sekitar 2,3 juta Rupiah. Sebenarnya, kata Michelle harga segitu di Jepang, sama sekali tidak mahal, ang mahal adalah pajaknya. Sepeda pun juga dipajakkin, lho. Dan, mengurus data2 dan surat2 .... Entah surat apa.

Dokumentasi pribadi | Ini sepeda baru Michelle, yang dibeli akhir tahun 2017, dan membawa Michelle kemanapun, jika tidak harus naik kereta. Dia sedang mencoba sepeda barunya di sebelah apartemennya di Funabashi Hoten .....
Dokumentasi pribadi | Ini sepeda baru Michelle, yang dibeli akhir tahun 2017, dan membawa Michelle kemanapun, jika tidak harus naik kereta. Dia sedang mencoba sepeda barunya di sebelah apartemennya di Funabashi Hoten .....
Dokumentasi pribadi | Sehari2, dia memakai sepedanya, untuk mengantar nya dengan buku2 serta makan siangnya di kereanjang, ke kampusnya. Sepeda di titipkan di penitipan sepeda di sebelah stasiun, berbayar 100 Yen.
Dokumentasi pribadi | Sehari2, dia memakai sepedanya, untuk mengantar nya dengan buku2 serta makan siangnya di kereanjang, ke kampusnya. Sepeda di titipkan di penitipan sepeda di sebelah stasiun, berbayar 100 Yen.
Jadi, dia memakai sepeda dari apartemen ke stasiun, dan di stasiun dia menitipkan sepedanya di penitipan sepeda atau parkir sepeda dengan membayar 100 Yen. Atau, sepeda nya dipakai jika dia harus pergi yang tanggung. Tidak usah naik kereta (karena cukup mahal untuk anak kuliahan), tetapi cukup jauh jika jalan kaki.

Nah,

Jika ke stasiun, sudah pasti ada penitipan sepeda atau parkir sepeda yang merupakan fasilitas dari stasiun, sehingga tidak susah untuk mencari penitipan sepeda. Tetapi, jika dia harus pergi ke minimart, misalnya, sering kali tidak ada penitipan sepeda.

Penitipan sepeda atau parkir sepeda, letaknya cukup jauh sehingga dia dan warga Jepang ketika itu, memang agak malas untuk menitpkan sepedanya.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi | Sebenarnya, warga Jepang itu sangat disiplin koq. Tetapi, tetap ada saja orang2 yang malas untuk disiplin. Sehingga, mereka memarkirkan sepedanya sembarangan, tidak di tempat penitipan sepeda. Ku yakin, bukan uang 100 Yen nya, tetapi mungkin penitipan sepedanya cukup jauh, sehingga toh tidak lama, missal masuk ke minimart, jadi di parkir di depan minimart. Alhasil, suatu saat itulah yang Michelle lakukan.
Dokumentasi pribadi | Sebenarnya, warga Jepang itu sangat disiplin koq. Tetapi, tetap ada saja orang2 yang malas untuk disiplin. Sehingga, mereka memarkirkan sepedanya sembarangan, tidak di tempat penitipan sepeda. Ku yakin, bukan uang 100 Yen nya, tetapi mungkin penitipan sepedanya cukup jauh, sehingga toh tidak lama, missal masuk ke minimart, jadi di parkir di depan minimart. Alhasil, suatu saat itulah yang Michelle lakukan.
Dia harus ke sebuah tempat, dan memarkirkan sepedanya, bersama denagn wrga sekitar memarkirkan sepeda mereka, yang bukan ditempat penitipan sepeda.

Michelle mlakukan aktifitas nya disana dengan santai. Aku lupa, apa yang dia lakukn. Tetpi, ketika bbeberapa saat kegiatannya itu sudah selesai, dia berjalan untuk mengambil sepedanya, di tempat dia memarkirkannya. Tepat di sisi tempat dia beraktifitas.

Tiba2 ......

Michelle terkejut, waktu melihat, bahwa SEPEDANYA HILANG !!!

Waaaaaaa ......

Michelle bingung, karena Jepang itu adalah Negara teraman di dunia, terutama Tokyo. Dan, selama ini pun dia benar2 tidak pernah kehilangan sama sekali. Dia sering ketinggalan hp dimanapun, dan ketika balik lagi, hp nya masih berada di tempatnya.

Padahal, hp nya pernah ketinggalan di restoran besar. Jyga di minimart. Dan, hp nya tetap berada di tempat semula .....

Akhirnya, dia pulang tanpa naik sepeda. Sedih, tentu. Krena sepedanya dibeli dengan hasil tabungagnnya sendiri, tanpa minta dari aku, mamanya. Berhari2 dia sudah melupakan kesedihannya. Tiba2 disuatu sore, dia mendapat surat dari, duh ... enth dari mna, tetapi suratnya berbunyi demikian,

Bahwa dia diminta datang ke kantor penyitaan sepda, untuk mengambil sepedanya dengan membayar denda sebesar 300 Yen! Waaaaaa lagiiiii .....

Ternyata,

Sepedanya nukan hilang, tetapi diangkut oleh petugas penyitaan sepeda, karena parkir sembarangan! Dan, setelah beberapa hari kemudian, mereka memanggil Michelle untuk datang dan mengambil sepedanya, denan membayar denda 3000 Yen, hahahaha .....

Mereka bisa mendapatkan nama Michelle sebagi pemilik sepeda, karena memang sudah di data dengan surat2 lengkap, setelah membeli dan membayar sepeda itu di toko. Membeli sepeda di Jepang pun, cukup rumit dengan data dan pajaknya.

Bagaimana dengan mobil, ya?

Hahahaha ......

Yang membuat aku selalu tertawa klo ingat cerita ini adalah, dia malas memarkir sepedanya di tempat parkir atau penitipan sepeda yang berbayar 100 Yen saja, tetapi "kehilangn" sepeda, disurati untuk mengambil sepedanya  dengan denda 3000 Yen.

Dan, setekah itu dia sungguh kapok! Selalu memarkirkan sepedanya kemanapun, di tempat parkir yang benar dan membayar 100 Yen saja .....

Michelleeeee, hihihihihi  ........

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun