By Christie Damayanti
Sehubungan dengan artikelku sebelum tentang Sistim Parkir Sepeda Berteknologi Tinggi di Jepang. Aku justru mau cerita yang bertolak belakang.
Hahaha .....
Ceritanya begini,
Anakku Michelle, 2 tahun lalu dia beli sepeda jengki hitam. Kerena sekali, heritage banget! Kayak sepeda onthel yang jadul, tetapi ini buatan baru.
Harganya sekitar 20.000 Yen, sekitar 2,3 juta Rupiah. Sebenarnya, kata Michelle harga segitu di Jepang, sama sekali tidak mahal, ang mahal adalah pajaknya. Sepeda pun juga dipajakkin, lho. Dan, mengurus data2 dan surat2 .... Entah surat apa.
Nah,
Jika ke stasiun, sudah pasti ada penitipan sepeda atau parkir sepeda yang merupakan fasilitas dari stasiun, sehingga tidak susah untuk mencari penitipan sepeda. Tetapi, jika dia harus pergi ke minimart, misalnya, sering kali tidak ada penitipan sepeda.
Penitipan sepeda atau parkir sepeda, letaknya cukup jauh sehingga dia dan warga Jepang ketika itu, memang agak malas untuk menitpkan sepedanya.
Michelle mlakukan aktifitas nya disana dengan santai. Aku lupa, apa yang dia lakukn. Tetpi, ketika bbeberapa saat kegiatannya itu sudah selesai, dia berjalan untuk mengambil sepedanya, di tempat dia memarkirkannya. Tepat di sisi tempat dia beraktifitas.
Tiba2 ......
Michelle terkejut, waktu melihat, bahwa SEPEDANYA HILANG !!!
Waaaaaaa ......
Michelle bingung, karena Jepang itu adalah Negara teraman di dunia, terutama Tokyo. Dan, selama ini pun dia benar2 tidak pernah kehilangan sama sekali. Dia sering ketinggalan hp dimanapun, dan ketika balik lagi, hp nya masih berada di tempatnya.
Padahal, hp nya pernah ketinggalan di restoran besar. Jyga di minimart. Dan, hp nya tetap berada di tempat semula .....
Akhirnya, dia pulang tanpa naik sepeda. Sedih, tentu. Krena sepedanya dibeli dengan hasil tabungagnnya sendiri, tanpa minta dari aku, mamanya. Berhari2 dia sudah melupakan kesedihannya. Tiba2 disuatu sore, dia mendapat surat dari, duh ... enth dari mna, tetapi suratnya berbunyi demikian,
Bahwa dia diminta datang ke kantor penyitaan sepda, untuk mengambil sepedanya dengan membayar denda sebesar 300 Yen! Waaaaaa lagiiiii .....
Ternyata,
Sepedanya nukan hilang, tetapi diangkut oleh petugas penyitaan sepeda, karena parkir sembarangan! Dan, setelah beberapa hari kemudian, mereka memanggil Michelle untuk datang dan mengambil sepedanya, denan membayar denda 3000 Yen, hahahaha .....
Mereka bisa mendapatkan nama Michelle sebagi pemilik sepeda, karena memang sudah di data dengan surat2 lengkap, setelah membeli dan membayar sepeda itu di toko. Membeli sepeda di Jepang pun, cukup rumit dengan data dan pajaknya.
Bagaimana dengan mobil, ya?
Hahahaha ......
Yang membuat aku selalu tertawa klo ingat cerita ini adalah, dia malas memarkir sepedanya di tempat parkir atau penitipan sepeda yang berbayar 100 Yen saja, tetapi "kehilangn" sepeda, disurati untuk mengambil sepedanya  dengan denda 3000 Yen.
Dan, setekah itu dia sungguh kapok! Selalu memarkirkan sepedanya kemanapun, di tempat parkir yang benar dan membayar 100 Yen saja .....
Michelleeeee, hihihihihi  ........
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H