Sofa cantik, bisa menjadi tempat tidur, warna abu2, bantalnya empuk sekali ..... Dokumentasi pribadi
Lalu, kami pun berjalan lagi untuk mencari lemari mungil untuk menyimpan barang2 nya. Karena apartemen Michelle berada di lantai atas, dan seperti yang kita tahu bahwa rumah atau apartemen2 di jepang mempunyai standard yang berbeda dengan di Negara yang lain (ukuranyya cukup mungil), seperti ukuran pntu nya, kami harus berpikir,
"Bagaimana barang2 tersebut bisa masuk ke dalam, setelah naik tangga yang terjal di lantai 2"
Sehingga, kami benar2 memikirkan. Karena jika kami membeli barang2 yang bagus tetapi akhirnya tidak bisa masuk ke aparemen Michelle, sama saja bohong, kan?
Akhirnya, setelah kami berdiskusi, lemari yang cocok dengan berbagai kebutuhan adalah lemari yang ramping dan tinggi, untuk tidak emakan tempat. Jadilah kami membeli lemari tinggi seperti ini .....Â
Mungkin, siapapun yang melihat foto ini, pastisedikit mencibir, "Ah, biasa saja, lemari kelas murah". Ya, benar. Lmari pilihan Michele ya seperti ini, disesuaikan dengan keuangannya. Karena, dia tidak mau kalau aku yang membayarinya. Dia mau membayar dari hasil keringatnya sendiri ..... Dokumentasi pribadi
Setelah semua selesai dan sesuai dengan keinginan Michelle sendiri, kami diminta duduk di salah satu meja untuk perhitungannya, diskon yang didapat dan tanggal pengantrannya ke apartemen Michelle.
Michelle mau, barang2 itu dikirim sebelum aku pulang ke Jakaarta, supaya aku bisa memberikan pendapat serta ikut menghias apartemennya yang baru.
Â
Â
Aku membiaran Michelle duduk bersama petugas Nitori untuk penyelesaian membeli barang2 yang dia inginkan. Aku tahu, dia sudah dewasa. Dan aku semakin bangga dengannya! Dokumentasi pribadi
Dengan membeli sofa dan lemari baru, dia mengeluarkan uang cukup besar, sekitar 2,5 juta Rupiah. Mungkin, untuk orang2 berduit, harga 2,5 juta Rupiah tdak berarti apa2. Tetapi untuk Michelle yang hidup sendirian di rantau, dan kuliah sambil bekerja, tanpa mau meminta uang dari aku mamanya, uang itu cukup banyak!
Dan, dia bangga dengan apa yang di lakukan. Bekerja dan berbelanja dengan uanganya sendiri tanpa bantuan siapapun, termasuk bantuan aku, mamanya .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya