Tiba2 ada seorang petugas stasiun Nara, buka toad an memberi pengumuman dengan bahasa Jepang. Jelas, aku tidak mengerti dan aku dengan santianya masuk ke jalur disabilitas untuk meminta petugas membawa ramp mobile untuk naik kereta JR Rapid Nara ke Stasiun Kyoto.
Aku langsung di stop, dan si petugas berkata dengan terbata2 berbahasa Inggris mengatakan bahwa, "Kereta JR Rapid Nara menuju ke Stasiun Kyoto, tidak beroperasi lagi, karena Badai Kroasa sudah mengamuk!"
Ya, ampun! Astaga! Tuhanku!
Hatiku berdetak keras. Sebagi manusia aku sangat ketakutan. Berada seorang diri di Nara, jauh dari keluarga, bahkan jauh dari Michelle anakku yang sedang berada di Tokyo, dan ditengah2 Badai Krosa! Wisatawan2 memang penuh, dan mereka semua juga panic!
Mengapa panic?Â
Karena, kita semua harus mengikuti jadwal Shinkansen ke kota2 tujuan masing2. Aku ke Tokyo. Mungkin, mereka ke Kobe, atai Hokkaido, atau dimanapun. Dan jelas sekali, mereka semua adalah wisatawan asing, yang benar2 idak pernah berpikir akan berada di tengah2 Badai Krosa!
Aku, apalagi!
Petugas stasiun, menyarankan untuk menginap di Nara. Jika aku sehat, mungkin tidak mengapa. Walau pasti juga aku bingung harus ke hotel mana. Karena hujan lebat, dan jika telpon juga susah, karena kemungkinan tidak bisa berbahasa Inggris.
Stasiun Nara tidak besar, karena Nara adalah sebuah kota kecil. Bahkan, bisa dibilang, "pedesaan". Aku tidak yakin, ada hotel didekat2 stasiun Nara. Jika ada n, harus ke pusat kota, dan aku tidak mungkin kesana tanpa harus mempelajari dahulu situasinya.
Belum lagi, seperti yang aku tuliskan di artikel2ku sebelumnya, aku tidak pernah mau menginap di hotel sendirian di Jepang, karena aku membutuhkan pertolongan banyak hal. Untuk mandi, aku takut jatuh, untuk apapun karena aku sangat terbatas dengan lumpuh separuh tubuh, sebelah kanan!
Itu alasan pertama, mengapa aku benar2 panik!