Lihat tulisanku, Kesunyian Jepang dengan Canda Tawa Anak-Anak
Termasuk, anakku yang berkeras untuk Tinggal d Jepang dan berkarya serta membangun Jepang dengan prestasi2nya, itu karena "nfrastruktur" non-teknis Jepang, Diraemon.
Tidak mengapa, bukan?
Karena, kehidupan bisa dicari dimana saja, asalkan semua orang dalam semua Negara saling membangun untuk dunia yang lebih baik .....Â
![Dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/27/20190819-142107-5e7d8ebfd541df5058595cd2.jpg?t=o&v=555)
![Aku berjalan lagi. Jalur2 kuning untuk disabilitas netra, menjadi "point of interesert", dengan warna kuningnya yang berpendar, apalagi jika sinar matahari bersinar cerah. Itu membuat teman2 disabiliras netra yang low vision, akan mudah menapaku pedestrian ini .....Dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/27/20190819-142950-5e7d9031097f3666c44e87a2.jpg?t=o&v=555)
Semakin jauh aku melangkah, ada "jinrikisha", sebuah becak Jepang yang ditarik oleh pemuda2 kekar, sedang beristirahat di bawah pohon. Dia baru saja menurunkan sepasang wisatawan, dan mereka berhenti langsung menuju kea rah Nara Park.Â
![Seorang pemuda Jepang yang kekar, sedang beristirahat setelah menurunkan sepasang wisatawan muda, mereka menuju ke Nara Park .....Dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/27/20190819-142645-5e7d905d097f36450505beb2.jpg?t=o&v=555)
Langit smakin gelap. Aku sedikit kawtir. Walau, semua petugas kereta mewanti2ku untuk naik Shinkansen dari Kyoto ke Tokyo maksimal jam 16.00, dan sekarang sudah jam .....
"Hah?"
"Sudah jam 15.00?"Â