Aku teringat dengan adik iparku yang tinggal di Dallas Amerika. Waktu itu, dia punya seekor anjing lucu. Tiap pagi sebelum dia berangkat kerja, dia membawa anjingnya, Quennie berjalan2 di luar. Dan, dia selalu membawa sarung tangan sekali pake buang, dan kantong plastic.Â
Apa tujuannya?
Anjingnya, Queenie namanya selalu pup dijalan, dan adik iparku mengambil pup nya dan dimasukkan di kantong plastic, serta akan diuang jika menemukan tempat sampah! Jika tidak ada temat sampah, dia akan membuang di tempat sampah depan rumahnya!
Jadi, selama aku di Jepang untuk menjenguk anakku, aku oun melakukan itu. Membawa plastic khusus untuk tempat sampah, dan membuangnya jika sudah penuh ke tempat sampah yang aku lihat .....
Mungkinkah Indonesia seperti itu?
***
Disabilitas itu bukan anya yang cacat secara fisik saja, lho. Tetapi orang2 tua yang memakai tongkat atau kursi roda elektrik seperti kepunyaanku. Atau juga anak2 kecil yang berada di dalam stroller, itu pun dikatakan "disabilitas", keadaan yang tidak mampu dilakukn. Dis-Ability .....
Merasa aman dan yakin tentang "ramah disabilitas" ini, aku mengubah pengamatanku dengan melihat perkotaan Kobe, dari kacamata seorang arsitek, city dan urban planner.
Secara visual, Kobe tidak ubahnya sebuah kota metropolitan internasional. Dimana, jia kita tidak memegang salah satu landmark kota ini, kita tidak akan tahu, sebenarnya lokasi Kobe itu dimana?