Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Stasiun Shinkansen Tokyo dan Petugasnya yang Ramah Disabilitas

13 Februari 2020   11:41 Diperbarui: 16 Februari 2020   16:17 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi Petugas stasiun, sedang menterjemahkan tentang sesuatu untukku dengan translater yang dia bawa, sedangkan aku menterjemahkan dengan

Jepang memang yang terbaik untuk pelayanan, terutama disabilitas.

Aku memang selalu tepat waktu, bahkan ontime, sebelum waktu. Jadi ketika pelayanan Shinkansen jam 8.00 pagi, aku sudah berangkat dari Funabashi Hoten jam 6.00 pagi ke Stasiun Tokyo, sampai jam 7.00 pagi, dan aku siap menunggu sampai jam 8.00 pagi, di Stasiun Shinkansen.

Petugas-petugas kereta Shinkansen sampai terbungkuk-bungkuk berkali-berkali, ketika dia tahu bahwa aku baru naik kereta 1 jam kemudian.

Dia berkali-kali meminta maaf karena terlalu lma aku menunggu. Sampai aku bingung dan risih, karena aku tidak bisa mmencandainya! Karena factor bahasa, hahaha.

Akhirnya, ketika penumpang lainnya menunggu di tempat duduk biasa yang penuh (hampir semua adalah turis), aku diantar ke rang tunggu vip, ber-AC, dengan TV dan sendirian.

dokpri
dokpri
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Foto di atas, keluar dari Stasiun Tokyo lalu masuk ke Stasun Shinkansen. Foto dibawah, yang naik tangga adalah temoat tunggu penumpang Shinkansen, tanp AC dan jika penuh, mereka harus berdii. Sedangakan aku, diantar ke ruang tunggu VIP di sebelah kanan, ada pintu masuk khusus.

Oya, saat itu adalah puncak musim panas, Agustus 2019 lalu, dimana stasiun-stasiun di Jepang hanya mengandalkan angin yang masuk di setiap pintu masuk atau keluar. Jadi, bisa dibayangkan kan, betapa panasnya udara di tempat tunggu.

Masih beruntung, saat itu masih psgi. Sehingga, suhu udara masih sedikit sejuk walau mulai pengap, karena sudah banyak orang yang ada disana, untuk berkerja dan para wisatawan.

Aku bisa bersantai sambil terkantuk-kantuk karena pergi kepagian. Dan ketika aku sadar untuk mempelajari Stasiun di Shin Kobe setelah sampai, aku memencet tombol untuk petugas datang. 

Saat petugas datang, dia membungkuk hormat, dan aku "bicara" dengan translate, meminta dia membawa map besar tentang Stasiun Shin Kobe, dan dia pun mengambilnya.

Dia menerangkan banyak hal, termasuk tata tertib di kereta, yang aku sering dengarkan. Kami sama-sama memakai traslater, dan kadang kali kami sama-sama tertawa karena translaternya ngawur, haha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun