Conblock2 yang ada di pedestrian kampus ini pun, cukup rama yang membuat kursi roda elektriku benar2 nyaman. Tidak miring2 dan tidak membuat pergerakannya dan tubuhku menjadi tidak nyaman. Karena, dengan permukaan lantai yang tidak rata, walau berada di kursi rida elektrik, untuk penyandang disabilitas pun tidak bisa membuat mereka akhirnya mau keluar dari kepompongnya ......
***
Memang, baru hanya pembangunan ramp untuk kursi roda sebagai bagian dari fasilitas penyandang disabilitas. Belum masuk lebih dalam lagi.
Misalnya, bagaimana dengan keberadaan lift yang terlalu kecil dan tombol2 yang terlalu tinggi?
Bagaimana tentang keberadaan toilet disabilitas?
Atau, bagaimana dengan kesiapan petugas2 kampus untuk membantu penyandang disabilitas?
Kesemuanya memang membutuhkan waktu dan proses. Tetapi, dengan bertambahnya kepedulian dari mereka, rasaya kampus ini mampu menjadi salah satu kampun yang bisa mulai sadar untuk membuka diri bagi calon2 mahasiswa disabilitas.
Walau ini juga terlihat hanya untuk penyandang disabilitas daksa pemakai kursi roda, Kampus 1 Untar mungkin bisa segers membangun "jalur kuning" untuk jalur disabilitas netra, karena persiapan dan prosesnya tidak serumit membangun ramp atau fasilitas2 fisik lainnya.
"Jalur kuning", bisa ditempel tanpa harus membongkar permukaan lantai, sehingga persiapannya mungkin hanya di workshop dan di lapangan tinggal memasangnya saja.
Jadi,
Dalam rangka Hari Disabilitas Internasional 3 Desembet 2019, Kampus Untar sdah mempelopori tentang kepedulian social, terutama tentang kaum disabilitas.