Setelah aku sudah mendapatkan tempat untuk pameranku selanjutnya, aku mulai menyusun proposal dan konsep untuk kubawa ke Kementerian Kominfo RI dan PT Pos Indonesia. Bukan mencari dana, tetapi lebih kepada dukungan mereka untukku.
Misalnya, seremonial pembukaan dan penandatanganan Sampul Peringatan (SP), supaya pameranku ini bisa menjadi bagian dari sejarah perfilatelian (kreatif) di Indonesia.
Mencari dukungan dari sebuah Kementerian dan BUMN PT Pos Indonesia, tidak semuah membalikkan telapak tanganku. Aku harus berkali-kali bertemu dengan mereka untuk menyelaraskan konsep-konsepku dengan konsep dari pemerintah, untuk edukasi masyarakat. Minimal 4 atau 5 kali aku datang kepada mereka, dan berdiskusi lebih dalam lagi, sebelum pameran ini dimulai.
Ini aku lakukan di awal-awal tahun, padahal pameranku ini biasanya sekitar September atau Oktober, untuk memperingati Hari O Dunia yang ada di tanggal 9 Oktober setiap tahunnya.
Jika aku menyelenggarakan pameran filateli kreatifku ini 2x dalam setahun, aku akan menyelenggarakannya di sekitar akhir Maret atau awal April, untuk memperingati Hari Filateli Nasional, pada tanggal 29 Maret setiap tahunnya.
Setelah aku mendapat restu dari pemerintah dan mereka bersiap untuk seremonial pembukaannya, aku mulai membuat proposal-proposal dan surat-surat untuk peminjaman panel-panel kepada beberapa institusi, ke Kementerian Kominfo RI, dan ke PT Pos Indonesia.
Dengan segala macam cara pengangkutannya, semuanya hanya aku sendiri yang melakukannya, tanpa ada yang membantu.
Dananya dari mana?
Aku hanya mau katakan, danya sangat terbatas, dari uang tabunganku saja. Tempat (mall) dan panel-panelnya memang gratis, tetapi aku harus mengeluarkan dana untuk biaya angkut, moulding, dan unmoulding, makan menginap di hotel untuk persiapan malam sebelumnya, dan biaya teman-temanku yang sedang bisa membantu. Dan itu memang sangat terbatas, tidak lebih dari 10 juta untuk semuanya, selama pameran 7 hari di mall-mall besar di Jakarta.
Di setiap pameranku, aku selalu menyediakan dana untuk mendesain dan mencetak Sampul Peringatan dan kartu pos untuk dibagikan. Dan, pemerintah dalam hal ini adalah Kementerian Kominfo RI serta BUMN PT Pos Indonesia, akan menandatanganinya, ketika pembukaan pameran.
Yang mendesain Sampul Peringatannya, pasti adalah sahabatku, filatelis Semarang, Mbak Novie. Dan beliaulah yang membuat desainnya, bukan hanya untuk desain SP serta kartu posnya saja, tetapi termasuk desain banner dan undangannya!