Diantar oleh seorang sekretarisnya, aku melangkah masuk ke ruang tunggu dan menunggu Pak Rudiantara masuk dan menemuiku. Duh...
Tidak lama kemudian, Pak Rudiantara masuk dengan senyum dan menyapaku dengan sangat ramah!
"Halo, apa kabar, mba?"
Wah, ramah sekali! Bahkan, dengan santainya beliau menyapaku dengan sebutan "mbak", bukan "ibu", seperti semua orang secara formil. Dan aku langsung akrab dengan suasana di sana.
Didampingi oleh seorang sahabat Pak Rudiantara, dengan seorang sekretarisnya, Pak Rudiantara sangat ramah dan membawa aku melayang-melayang karena gembira!
Aku membawa beberapa sample koleksi filateli kreatifku untuk kupertunjukkan kepada beliau. Tentang sebuah hobi yang sangat keren, penuh dengan kreatifitas dan mengedukasi masyarakat. Aku memberikan satu persatu odner-odner yang kubawa, dan pak Rudiantara serius menikmatinya.Â
Aku membawa tema arsitektur dan kain-kain nusantara Indonesia. Kekagumannya sangat jelas terpancar di wajah beliau. Aku memang sengaja membawa tema ini, karena oprangki-oprangki dengan tema itu sangat menggugah rasa dan kebanggaan.
2 buah odner tebal berisi masing-masing sekitar 70 lembar itu, habis dilalap beliau, tanpa beliau sadar bahwa waktunya cukup banyak untuk menikmatinya! Padahal, awalnya aku hanya diberi waktu hanya 1 jam saja. Aku tersenyum dan aku bahagia.
Beliau memang bukan seorang filatelist, dan beliau adalah seorang Menteri. Tetapi, beliau terlihat sangat kagum dengan karya desain perangko-perangko, Indonesia dan mancanegara. Tak putus-putus aku "mengedukasi" beliau tentang Filateli Kreatif, sampai dua buah odner itu habis satu per satu lembar terkuak.
Puas dengan odner-odnernya, aku kembali lebih serius.