Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Dari Stasiun Tokorozawa ke Stasiun Seibu Chichibu, Saitama

23 September 2019   19:22 Diperbarui: 23 September 2019   19:35 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi | Hampir sampai ke Stasiun Seibu Chichibu, sudah banyak rumah2 penduduk ......

By Christie Damayanti

Chichibu? Dimana itu? 

Kesannya mendengar nama Chichibu adalah "dunia antah berantah, dunia kartu, dunia manga atau animee. Seakan, Chichibu bukan sebuah dunia yang ada di dunia, tetapi dunia anak2 ......

Itulah yang aku byangkan, ketika mba Hani Yamashita, seorang Kompasianer yang menikah dengan seorang Jepang dan tinggal di Jepang. Dan, nama kota tempat tinggalnya adalah Chichibu di Perfecture Saitama.

Aku sangat excited mendengar nama kota itu, apalagi ternyata Chichibu berada di pegunungan dan dikelilingi hutan! Waaaaaaaa ......

Chichibu berada di bagian paling barat Saitama. Tidak seperti bagian lain dari prefektur, sebagian besar pegunungan dan populasi terkonsentrasi di teras sungai di sepanjang Sungai Arakawa. Ini adalah kota Saitama terbesar dalam hal luas permukaan dan berbatasan dengan Tokyo, Yamanashi, Nagano, dan Prefektur Gunma. Sebagian besar kota ini milik Taman Nasional Chichibu-Tama-Kai. 

Karena wilayah ini tidak cocok untuk menanam padi, banyak orang bergantung pada pertanian serikultur. Batu kapur dari Gunung Buk, yang naik ke selatan pusat kota, merupakan sumber pendapatan utama lainnya untuk wilayah ini. Kota ini mengalihkan fokusnya ke jalan-jalan, mengambil keuntungan dari lingkungan alamnya yang kaya dan kedekatan relatif dengan daerah metropolitan Tokyo. Kota ini juga terkenal dengan industri pembuatan birnya. Wikipedia

www.googlemap | Lokasi kora Chichibu, dikaki pegunungan dan dikelilingi leh hutan. Excited!
www.googlemap | Lokasi kora Chichibu, dikaki pegunungan dan dikelilingi leh hutan. Excited!
Chichibu berada di kaki gunung Buko, dan dikelilingi oleh hutan. Aku melihat dari kereta yang mengantarku kesana, aagak terjal dan sedikit "ngeri".

Mengapa ngeri?

Pertama, waktu itu adalah waktu2 badai typhoon. Walau secara forecast hari itu tidak ada badai, apalagi di daerah Chichibu, tetapi hari itu adalah di tengah2 badai dalam beberapa hari.

Kedua, naik kereta (bukan kereta peluru) dan bukan dengan Japan Railway (JR), perusahan negara Jepang. Aku harus naik kereta Seibu Ikebukuro Line, sebuah perusahaan kereta swasta yang aku tidak kenal Namanya. Karena belum pernah dan line nya pun aku tidak tahu, rasa ngeri itu tetap merasuk di hatiku.

www,googlemap.com | Aku berangkat dari Funabashi Hiten, tempat tinggalku di Chiba, menuju Chichibu Saitama, dengan mengendarai kereta, berpindah beberapa kali. Dan ternyata, jalur ke Chichibu tidak di cover oleh JR Pass, karena lewat jalur atau line yang berbeda.
www,googlemap.com | Aku berangkat dari Funabashi Hiten, tempat tinggalku di Chiba, menuju Chichibu Saitama, dengan mengendarai kereta, berpindah beberapa kali. Dan ternyata, jalur ke Chichibu tidak di cover oleh JR Pass, karena lewat jalur atau line yang berbeda.
71315208-677824776034184-8352324442700906496-n-5d88b7330d82303aee017432.jpg
71315208-677824776034184-8352324442700906496-n-5d88b7330d82303aee017432.jpg
www.googlemap.com | Jika melihat jalur kereta diatas, sepertinya memang gampang. Ya, jika sudah pernah atau jika kita tinggal disana. Tetapi ternyata tidak begitu gampang, dan harus berani, jangan panik ketika harus berada di stasiun kecil, ditengah2 masyarakat local dan harus berpindah stasiun agak lumayan, tanpa petunjuk sama sekali. Mungkin ada petunjuk, tetapi berbahasa Jepang!
www.googlemap.com | Jika melihat jalur kereta diatas, sepertinya memang gampang. Ya, jika sudah pernah atau jika kita tinggal disana. Tetapi ternyata tidak begitu gampang, dan harus berani, jangan panik ketika harus berada di stasiun kecil, ditengah2 masyarakat local dan harus berpindah stasiun agak lumayan, tanpa petunjuk sama sekali. Mungkin ada petunjuk, tetapi berbahasa Jepang!
Dari Stasiun Funabashi Hoten, memang masih di jalur JR sampai ke Stasiun Akitsu. Nah, dari sini aku harus naik jalur Seibu-Ikebukuro, menuju Stasiun Tokorozawa.

Dokumetasi pribadi | Karena aku duduk di kursi roda dan kereta itu penuh, saying sekal aku tidak bias mengabadikan pemandangan hutan hijaunya, Seperti inilah posisiku di kereta itu ......
Dokumetasi pribadi | Karena aku duduk di kursi roda dan kereta itu penuh, saying sekal aku tidak bias mengabadikan pemandangan hutan hijaunya, Seperti inilah posisiku di kereta itu ......
Dokumetasi pribadi | Karena aku duduk di kursi roda dan kereta itu penuh, saying sekal aku tidak bias mengabadikan pemandangan hutan hijaunya, Seperti inilah posisiku di kereta itu ......
Dokumetasi pribadi | Karena aku duduk di kursi roda dan kereta itu penuh, saying sekal aku tidak bias mengabadikan pemandangan hutan hijaunya, Seperti inilah posisiku di kereta itu ......
Stasiun Tokorozawa ini sudah masuk Perfecture Saitama, dan berada di stasiun kecil di lingkungan masyarakat local Saitama. Aku harus transfer lagi cukup jauh ke Stasiun Tokorozawa yang berbeda dan harus naik kereta jalur Redarrow Chichibu, Dan setelah sekitar 1 jam naik kereta, sampailah aku ke Stasiun Seibu Chichibu .....

Pemandangan kesana sangat indah. Pepohonan pinus, hijau royo2. Jalur kereta yang aku naiki sepertinya Cuma satu2nya jalur kereta. Disisinya adalah jalur mobil, dengan jakanan mulus dan sepi.

Aku Cuma membayangkan, jika badai itu dating tiba2 (catatan, forecast itu tetaplah dugaan manusia, dimana alam bias bertibdak anarkis, bukan?), aku bias saja "terlempar" dari bumi ini, karena kereta yang aku naiki bias juga terlempar oleh typhoon besar Krosa yang saat itu sedang melanda Jepang, khususnya di wilayah Kansai.

Lihat tulisanku, 

"Typhoon Krosa", Awal Keberadaanku di Jepang di Musim Panas 2019

Aku juga membayangkan setelah mengamati lingkungan sekitar itu, hutan hijau itu benar2 hijau dan sepertinya sama sekali tidak ada penghuni manusia. Hutan itu sangat padat dan pekat. Tidak terlihat baguan sama sekali. Mungkin, jika malam tiba, lingkungan itu sangat gelap karena aku tidak melihat kabel2 atau lampu disana .....

Rasa "ngeri" itu semakin pekat merasuk dalam hatiku ketika aku membayangkan kenekatanku pergi kesana sendirian, dimana aku belum pernah kesana, dan di negeri gempa, serta susah berkomunikasi dengan masyrakat local disana.

Bagaimana aku bias bertanya atau meminta pertolongan jika ada yang benar2 aku tidak bisa melakukannya?

Seperti, ketika aku dari Stasiun Tokorozawa pertama ke Stasiun Tokorozawa kedua, yang berjalan cukup jauh dan berkelok2 di jalanan kecil (bukan kota, tetapi pedesaan). Aku bingung harus bertanya kepada siapa.

Masyarakat local disana, sepertinya berbeda dengan masyarakat perkotaan yang selama aku di Jepang, selalu dan cepat sekali membantuku jika aku butuh pertolongan, walau mereka tidak bias berbahasa Inggris.

Tetapi di sekitaran stasiun Tokorozawa Sairama itu, mereka acuh tak acuh, bahkan ketika aku bertanya dengan menunjukkan gambar stasiun tujuanku, mereka justru menghindar! @ orang ibu dan serang bapak, langsung menjauh dari ku ketika aku baru saja bilang,

"Excuse, me ....."

Dan seorang gadis kuliahan cdpat 'berlari' menghindariku, ketika aku mengarah kepadanya .....

Coba itu! Bagaimana aku tidak gamang?

Keretaku terus melaju .....

Sampai ketika sekita 15 menit dari Stasiun Chichibu, suasana menjadi terang benberang! Bedar2 terang benderang, karena kereta itu kekuar dari hujau hutan dengan pepohonan yang pekat dan rapat. Seakan, matahari mulai menyinari kereta ku.

Terang benderang juga benar2 menjadi semangat baru, karena dari hutan itu, tersembul lah kota Chichibu, dan aku berpikir positif karena akan dijembut mba Hani Yamashita .....

Dokumentasi pribadi | Hampir sampai ke Stasiun Seibu Chichibu, sudah banyak rumah2 penduduk ......
Dokumentasi pribadi | Hampir sampai ke Stasiun Seibu Chichibu, sudah banyak rumah2 penduduk ......
Kereta semakin dekat ke Stasiun Chichibu. Tinggal beberapa menit lagi. Udara tidak panas tetapi juga tdak sejuk. Musim panas 2019 ini, kata banyak orang adalah musim panas terpanas dalam beberapa tahun belakangan ini.

Jadi, walau aku sedang dikaki pegunungan di Saitama, di kota bernama Chichibu, saat itu benar2 tidak terasa sejuk2nya sama sekali, dan kelembabannya benar2 tinggu. Bajuku selalu basah oleh keringat selama musim panas 2019 ini di Jepang .....

Sampailah aku di Stasiun Seibu Chichiku. Setelah sekitar 2,5 jam aku menuju kesini. Aku bergerak turun, Bersama dengan penumpang2 lainnya. Dan aku diantar oleh petugas stasiun, dengan 'ramp mobile', dan mengantarku keluar dari stasiun.

Nah .....

Mba Hani Yamashita sudah meneriakkan namaku di luar stasiun, dan aku melambaikan tangaku, sebelum aku membayar tiket kereta ......

"Hai, mba Haniiiiiii ....." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun