Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Petugas Renta Itu Membungkukkan Tubuhnya untuk Menghormati Penumpang di "Shinkansen"

23 September 2019   14:33 Diperbarui: 23 September 2019   16:21 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi | Petugas kereta Shinkansen yang renta, yang selalu membungkukkan tubuhnya sampai hampir 9 derajat, untuk menghormasi kami, para penumpang kereta, dan penumpng tidak ada yang mnyadari hal itu, kecuali (mungkin) hanya aku saja ......

Sungguh, sebuah pemandangan yang cukup memilukan. Mungkin tidak ada yang salah, jika mereka masih mau bekerja, entah karena memang membutuhkan uangnya, atau karena mereka tidak tahu harus berbuat apa dirumah, tetapi piiranku elayang membayangkan papa ku almarhum.

Ketika saat-saat terakhir beliau sebelum dipanggil Tuhan, beliau mersa capek walau tetap bekerja. Bukan untuk uangnya, tetapi beliau memang masih memimpin sebah perusahaan besar kotraktor yang disegani oleh pada developer besar multinasional di Indonesia.

Jadi, beliau masuk bekerja untuk anak-anak buah dan mitra-mitranya. Dan pikiranku melayang tentang papa. Kubayangkan, papa dengan kerentaannya masih mau bekerja, berjuang bersama dengan perusahaannya, tanpa kenal lelah.

Sampai saatnya tiba, beliau mengeuh capek .....

Mataku sedikit memerah dan berair, mengingat itu. Kakek renta petugas kereta Shinkansen itu, membungkuk untuk menghormati kami para penumpang, juga aku, dan tidak ada seorang pun yang sadar akan hal itu.

Sedih, ngilu, pilu ......

Perenungan yang semakin dalam membuai hatiku. Sepanjang perjalananku dari Stasiun Tokyo menuju Stasiun Shin Kobe, memberikan sebuah makna yang sangat dalam tentang sebuah kehidupan di negeri teknologi.

Bahwa, masih banyak masyarakat Jepang yang benar-benar mengerti sebuah penghormatan, benar-benar mengerti arti pelayanan dan benar-benar mengerti berbagi pengharapan.

Hatiku sungguh trenyuh dan aku merasa "kecil" disbanding mereka yang benar-benar bekerja bukan dengan fisik saja, tetapi lebih dengan hati. 

Sebelumnya :
Pelayanan "Shinkansen" untuk Disabilitas, Seperti Aku .....
Gerbong Khusus "Kereta Peluru Shinkansen", untuk Kursi Roda
Jangan Lupa Mengaktifkan Tiket Kereta "JR Pass" untuk Keliling Jepang!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun