Bingung .....Â
Mencari petugas juga tidak mudah waktu itu. Sampai akhirnya ada seorang petugas yang bisa aku ajak ke deretan kasir. Dengan bahasa tarzan aku minta tolong untuk bagaimana ak bisa membayar baju2 yang aku pilih.
Aku diminta memasukkan keranjang belanjaanku. Banyak, lho! Bertumpuk dan posisi baju2 itu berantakan sehabis dicoba. Baju2 itu tidak aku lipat dengan rapih. Jadi, keranjang belanjaanku memang penuh dan berantakan.
Tiap meja kasirnya, memang agak berbeda dengan meja kasir2 toko2 yang lain di Jepang, termasuk meja kasir Uniqlo. Di GU, meja kasir masing2 berdiri sendiri dengan lemari scan dibawahnya.
Keranjang belanjaanku diminta dimasukkan ke lemari scanner. Tanpa haus scan satu per-satu secara manual, lemari scanner itu mampu men-scan semua baju2 pilihanku, bahkan asesoris2nya!
Hanya berlangsung beberapa detik, semua harga sudah ter-scan, walau baju2 itu berantakan tidak karuan, dan barcode harga2 baju2 itu banyak terlipat.
Aku tahu, di Amerika banyak toko2 swa-bayar. Pembeli men-scan sendiri barang2 belnjaannya, membayar sendiri dan mengepack sendiri. Semua teratur. Semua jujur .....
Tetapi, semuanya harus di scan satu persatu, dengan barcode yang masih jelas dan tidak tertekuk. Beda dengagn di GU ini. Sampai sekarang, aku tidak habis pikir, bagaimana lemari scanner itu mampu mendeteksi barcode2 dengan bentuk yang sudak tertekuk dan berada di tumpukan2 baju ku itu.
Hmmmmm .....
Apakah aku yang salah dan tertinggal jaman, atau memang konsep "lemari scanner" GU memang tercanggih untuk ini?