Selama disana di musim panas 2019 ini, pada kenyataannya Jepang masih merupakan tujuanku yang utama, selain untuk mengjenguk anakku. Karena dengagn kedaaan cuasa yang panas serta lembab pun, Jepang tetap menyajikan keberadaannya yang sangat sangat ramah disabilitas serta kepedulian untuk ku, sebagai bagian dari disabilitas dunia.
Jika di luar negeri, khususnya di Jepang aku selalu melihat forecast atau rmalan cuasa per-hari, bahkan per-jam. Karena kepastiannya.
Karena apa?
Karena di Jepang aku benar2 mandiri, "berjalan" dengan kursi roda ajaibku kemana2, dan harus siap dengan segala macam cuaca disana. Jika forecast nya hujan, walau hanya 10% atau kurang, aku harus siap dengan jas hujan dan payung besar, jika tidak mau terjebak hujan seoerti beberapa waktu llu, ketika aku disana.
Terjebak hujan itu tidak nyaman. Dengan berkendara kursi roda ajaib, basah2 itu tidak enak. Dingin dan tidak konsentrasi dengan lingkngan, sehingga pernah hampir ditabrak sebuah mobil, karena payungku terbang.
Lihat tulisanku,
Payungku Melayang Ditiup Angin Saat Hujan Lebat, dan Mobil itu Hampir Menabrakku
Jadi, setelah masalah itu, aku memodifikasi kursi roda ajaibku, denga payung yang tidah harus tanganku memeganganya, karena tangan kananku lumpuh.
Mengapa aku sangat percaya ramalan cuaca Jepang?
Ya, aku sangat percaya karena aku sudah membuktikannya. Bahkan, sampai per-jam pun bena2 bisa dipercaya. Itu adalah pengalamanku.
Nah, sampai pada waktu beberapa hari di Jepang waktu itu, ternyata aka nada badai typhoon, diwilayah Kanzai, wilayah barat Jepang. Dimana, justru Agsutus 2019 lalu aku memang berniat untuk bertemu dengan beberapa teman2ku.