Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

"Kaminarimon dan Furaijinmon", Gerbang Sensoji Temple untuk Latar Kimono Biruku

16 Juni 2019   11:38 Diperbarui: 16 Juni 2019   11:48 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

Gerbang Furaijinmon, gerbang kedua setelah Gerbang Kaminarimon, gerbang utama menuju Kuil Sensoji, setelah melewati pertokoan tertua di Jepang, Nakamise.

Kuil Sensoji Asakusa, adalah sebuah kuil yang besar, berada di tengah2 ibukota Tokyo, berdekatan dengan titik2 central wisata Tokyo. Dimana akhirnya Kuil Sensoji menjadi area terbesar pariwisata Tokyo.

Distrik Asakusa adalah sebuah distrik kecil sebenaarnya, dan berseberahan dengan Tokyo SkyTree, yang dibatasi oleh Sumida River. Dan menuju ke Tokyo SkyTree, dari Asakusa hanya berada 1 stasiun JR. Tetapi, Asakusa sendiri ternyat harus melewati kereta Tokyo Metro subway, walau tetap bergandengan dengan stasiun2 JR.

Tetapi karena Asakusa merupakan distrik wisata terbesar di area Tokyo, tidak ada yang tidak tahu memilih jalur kereta disana .....

Baiklah, tulisan2ku tentang Asakusa sudah banyak aku ceritakan. Beberapa artikel ini, aku hanya menceritakan apa yang aku lakukan selama aku memakai sebuah Kimono di musim gugur 2018 lalu .....

 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
- Kuil utama Sensoji Asakusa, tempat beribadah bagi umat Budha, sekaligus tempat wisata terbesar di ibukota Tokyo, Japan                                                                  

***

Namanya juga musim gugur. Sebuah musim dari musim panas menuju musim dingin. Dam antara musim panas dan musim dingin, tentu ada area musim menuju dingin. 

Dari musim panas antara 30 sampai 40 derajat Celcius, beranjak ke musim dingin antara 5 sampai minus 5 derajat Celsius. Berarti, bisa diperkirakan di musim gugur aka nada suhu antara 10 sampai 20 derajat Celsius.

Ketika aku di musim gugur 2018, aku merasakan suhu antara 5 sampai 11 derajat Celcius, dan artinya adalah aku selalu kedinginan, ditambah denan angin besar yang sering berhembus .....

Jika hanya sekedar suhu antara 5 sampai 11 derajat Celsius tanpa angin, aku tidak masalah, karena aku adalah seorang "manusia dingin', hihihi ..... aku lebih memilih suhu dingin bahkan minus, disbanding suhu panas. Jadi, suhu di musim gugur dan musim semi  itu adalah yang enak untuk travelling.

Nah .....

Ceritanya disaay itu aku benar2 ingin berjalan2 diatas kursi roda ajaibku dengan memakai Kimono, sebuah baju tradisional Jepang.

Aku sudah punya beberapa Kimono dan beberapa Yukata untuk koleksiku, tetapi aku tidak membawanya, sehingga aku meminjam Kimono Michelle, yang aku belikan di Harajuku, di musim Panas 2017 lalu.

Sebuah Kimono biru berbunga2 dengagn sebuah Obi berwarna kuning, cantik untuk dipadupadankan.

Karena Asakusa adalah tempat wisata terbesar di ibukota Tokyo, dan Asakusa memang mengerti kebutuhan wisatanya, mereka menyediakan persewaan Kimono di musim gugur dan dingin, serta persewaan Yukata di musim panas.

Tempat penyewaan2 itu berderet2 disana, dengan aneka ragam motif Kimono dan Yukata. Cantik2 dan cukup mahal. Untuk seharian menyewa Kimono atau Yukata, harga berkisar antara 4500 Yen sampai 15.000 Yen.

Mengapa perbedaan harga sewanya begitu jauh?

Karena, tergantung dengan jenis bahan serta motif2nya. Dari kain2 print khas jepang sampai yang di tenun atau disulam. Dari desain Obi serta sanggul nya. Dan dari berbagai macam tetek-bengeknya.

Dan untuk memakai Kimono, ada beberapa lapis di tunuh kita, dimana kita "diikat" erat untuk menghasilkan penampilan kita se-perfek mungkin.

Ingat cerita tentang seorang "Geisha?". Geisha adalah seorang wanita penghibur. Secara resmi, sebenarnya Geisha banyak berada di tempat2 hiburan Jepang, dan dengan dandanan yang sangat cantik dan tradisional, Geisha mampu membawa Jepang sebagai salah satu Negara yang "tradisional".

Khususnya untuk bajunya, Kimono. Dan dengan penampilan seorang Geisha dalam Kimono, tentu saja seorang perempuan harus mendandaninya dengan sangt detai dan "keras".

Aku sendiri belum pernah sewa Kimono atau Yukata. Oya, Yukata adalah juga pakian tradisional perempuan Jepang di musim panas. Hampir sama dengan kimono, tetapi Yukata lebih tipis dan lebih "tidak formal".

Jika Kimono dahulunya hanya dipaki oleh wanita2 Jepang dalam aturan resmi tradisional, Yukata justru memang dipakai oleh perempuan2 Jepang sehari2. Bahkan, di Jepang di musim semi atau panas, ada beberapa kali "festival Yukata", di berbagai kota di Jepang.

Kembali lagi tentang penyewaan kimono dan Yukata, bahwa aku belum pernah sewa, tetapi saat itu aku ingin sekali memakai Kimono di musim gugur 2018 lalu. Jadi, aku memakai Mimono Michelle, tanpa ada lapisan2 pakaian2 di dalamnya.

Jika memakai kimono yang sesuai dengan aturan, kata michelle ada 3 lapisan baju dalam berwarna putih, sebelum Kimono kita pakai. Tetapi yang aku lakukan adalah, memakai Kimono biru Michelle langsung diatas baju saat aku disana.

Ternyata, walau Kimono tetap sebagai "outer" atau jubah atau coat diatas bajuku saat itu, aku tetap berasa kedinginan, lhooo .....

Hahahaha .....

Namanya juga "niat banget", jadi setelah Michelle membantuku untuk memakai kimono biru dan Obi kuningnya dan aku siap duduk di kursi roda ajaibku dan Michelle mencari sudut2 cantik untuk berfoto, kami berkeliling Kuil Asakusa .....

***

Aku hanya berdandan di sebuah sudut sedikit sepi. Dibantu Michelle, aku memakai Kimono biru miliknya. Sedikit dingin, aku memeluk jubah Kimono biru itu, sambil berjalan mencari sudut2 cantik berfoto.

Yang pertama, tentu saja, di "Gerbang Kaminarimon", sebuah gerbang utama menuju Kuil Sensoji, yang melewati deretan pertokoan shopping street tertua di Jepang, "Nakamise".

 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Gerbang Kaminarimon, adalah gerbang utama menuju Kuil Sensoji, dimana dikedua sisinya terdapat Dewas pelindung dari material kayu. Aku, sebelum dan sesudah memakai Kimono biru dan Obi kuning ..... 

Dewa tersebut adalah Fujin (dewa angin) dan Raijin (dewa Guntur). Di tengah2 gernang ini, terdapat lentera kertas merah bertuliskan Kaminarimon (gerbang Guntur), dengan bagian bawah lentera kertas merah besar itu (Chochin) yang tingginya 4 meter dengan diameter lingkaran 3,4 meter dan berat 6,7 kg,  adalah ukir2 kayu berbentuk naga tradisional Jepang.

 

20170802-135552-5d05c710ea4d960e5924afb3.jpg
20170802-135552-5d05c710ea4d960e5924afb3.jpg

Dokumentasi pribadi

utup lentera kertas merah besar (Chochin), dengan ukiran kayu berbentuk naga tradisional Jepang

Gerbang aslinya, dibangun tahun 942, tetapi terbakar beberapa kali, sepanjang sejarah. Dan terakhir, Gerbang Kaminarimon ini direnovasi mulai tahun 1960, dibangun dan disumbang oleh seorang pengusaha Jepang, Konosuki Matsushita, pendiri Panasonic.

Gerbang Kaminarimon ini tingginya sekitar 11,7 meter denagn lebar sekitar 11,4 meter, hampir berbentuk sebuah kubus.

Bagian depan gerbang ini, tertulis Gerbang Kaminarimon, sedangkan di bagian belakang tertulis Gerbang Furaijinmon.

 

20181028-111124-5d05c74f3ba7f76bd44e1ed2.jpg
20181028-111124-5d05c74f3ba7f76bd44e1ed2.jpg

Dokumentasi pribadi

Aku dengan Kimono biru dan Obi kuning di depan Gerbang Furaijinmon (atau gerbang kedua), dan kertas ramalan "Omikuiji", untuk keberuntunganku, jika percaya, hihihi .....

Dari Gerbang utama kaminarimon ini, kami mulai bergerak mencari titik2 cantik untuk berfoto dengan Kimono biru dan Obi kuning ku .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun