Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

"Ichigen" di Nishi Funabashi, Favorit Sashimi dan Grill Jepang

1 Mei 2019   16:37 Diperbarui: 1 Mei 2019   17:14 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi | Sashimi di Ichigen di Nishi Funabashi. Yummy, banget!

                                                                                                                                      

By Christie Damayanti

Sushi dan Sashimi!

Astaga! Sushi dan sashimi adalah makanan favoriteku. Waktu aku kecil, awalnya aku tidak mau mencoba sushi, karena itu ikan2 mentah. Uh, kupikir itu amis. Jadi sampai aku lulus SD aku tidak pernah mencoba sushi.

Sampai waktu lulus SD, orang tuaku membawa ke Jepang untuk pertama kalinya, dan suatu saat di depanku di restoran di Holtel Keio Plaza, berbagai hidangan ikan2 dan seafood khusus untuk sushi dan sashimi!

Jadi, pertama kali juga aku mencoba sushi dan sashimi di Tokyo, tahun 1982 .....

Sejak itu, papa ku beberapa kali mengajak makan sushi dan sashimi. Tetapi, saat itu sampai aku lulus SMA, sushi dan sashimi cukup mahal, sehingga hanya sekali2 saja.

Waktu kuliah, harga sudah tidak terlalu mahal dan mulai familiar dengan ini. Sampai lulus kuliah dan bekerja, sushi dan sashimi merupakan makanan favoriteku, karena aku sudah punya gaji sendiri, dan aku sering makan sushi dan sashimi bersama teman2ku .....

Nah, ternyata anak2ku pun suka sekali dengan sushi dan sashimi. Terutama Michelle. Waktu di Jakarta, jika makan sashimi bisa lebih dari 5 mangkok untuk ikan salmonnya! Uh ... padahal 1 mangkok bisa 60.000. Hahaha, biarlah ..... salmon atau ikan yang lainnya juga, sangat bagus untuk pertumbuhan otak anak2ku ......

Oklah, ketika Michelle tingal di Jepang, kesempatan aku untuk mencicip sushi dan sashimi di Negara asalnya, kan? Enak dan harganya, bagaimana?

Musim panas 2017 lalu, pertama kali kami menjenguk Michelle. Dan kami mengeksplore berbagai hal, sebelum kami memutuskan untuk kunjungan2 berikutnya kami sudah tahu, mana makanan yang enak atau bagaimana harus melakukan sesuatu.

Termasuk mengeksplore kuliner. Karena setelah ini, jika aku menjenguk Michelle, aku tidak akan seperti seorang wisatawan, tetapi lebih kepada seperti tinggal di "rumah kedua, atau Negara kedua", dengan kehidupan seperti di Jakarta.

Nah,

Saat itu kami berkeliling di Nishi Funabashi dimana tempat itu penuh dengan restoran dan cafe2 karena Nishi Funabashi adalah sebuah kota tempat transit.

Lihat tulisanku, Denyut Kehidupan di Nishi Funabashi sebagai "Kota Transit"

Diujung jalan disana, ada restoran cukup besar dan sedikit mewah. Maklum, baru pertama kali mengeksplore kuliner dan juga ingin memberikan yang terbaik untuk Michelle, dimana dia tinggal disana, sendirian, dan harus mengirit hidupnya sebagai mahasiswa rantau.

Namanya Restoran Ichigen. Sebuah restoran, yang namanya saja tidak terbaca olehku, karena bahasanya tulisan kanji, hihihi ....

 

Dokumentasi pribadi | Restoran Ichigen, tampak muka, tidak terlalu cantik tetapi beginilah konsep restoran2 besar atau pub2 di Jepang. Dari depan tidak terlalu menarik, tetapi di dalamnya sangat menarik!
Dokumentasi pribadi | Restoran Ichigen, tampak muka, tidak terlalu cantik tetapi beginilah konsep restoran2 besar atau pub2 di Jepang. Dari depan tidak terlalu menarik, tetapi di dalamnya sangat menarik!
                                                                                                                                       

Sepertinya, restoran Ichigen ini sudah masuk ke daftar di 'TripAdvisor', sebagai restoran yang direkomendasikan untuk wisatawan. Dan restoran Ichigen ini ternyata termasuk pub. Dan memang di Nishi Funabashi banyak sekali pub2 untuk orang2 yang transit.

Sebenarnya, restoran Ichigen bukan restoran khusus untuk sushi dan sashimi, tetapi lebih kepada aneka makanan khas Jepang. Ada sushi, sashimi, yakiniku, grill, ramen, soba dan makanan2 Jepang yang lainnya. Kami memang ingin men-treat Michelle untuk memilih makanan2 Jepang yang dia suka.

Jadi, dia benar2 memilih sushi dan sashimi, sedangkan kami yang lainnya, memilih makanan yang berbeda, sambil saling mencicipi.

 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
 

Dokumentasi pribadi | Jika dilihat pada menu ini sih, tidak terlalu mahal. Sepiring daging untuk dipanggang hanya 680 Yen. Dan seekor ikan untuk sashimi, hanya 480 Yen. Harga yang sangat bersahabat, bahkan lebih murah dari sushi dan sashimi di Jakarta.
Dokumentasi pribadi | Jika dilihat pada menu ini sih, tidak terlalu mahal. Sepiring daging untuk dipanggang hanya 680 Yen. Dan seekor ikan untuk sashimi, hanya 480 Yen. Harga yang sangat bersahabat, bahkan lebih murah dari sushi dan sashimi di Jakarta.
                                                                                                                                         

Jadilah Michelle memesan ini .....

Dokumentasi pribadi | Sashimi yang dipesan michelle, sangat banyak! Dan ini hanya 1900 Yen saja! Sekitar 220 ribu saja, dengan kaki gurita (di Jakarta mahal sekali), udang, ikan salmon, ikah tuna, 2 jenis ikan yang lain (aku tidak tahu namanya), scallop, serta cavilar (telur ikan) .....
Dokumentasi pribadi | Sashimi yang dipesan michelle, sangat banyak! Dan ini hanya 1900 Yen saja! Sekitar 220 ribu saja, dengan kaki gurita (di Jakarta mahal sekali), udang, ikan salmon, ikah tuna, 2 jenis ikan yang lain (aku tidak tahu namanya), scallop, serta cavilar (telur ikan) .....
Michelle, sibuk dengan makanan kesukaannya. Walau harga tidak terlalu mahal, tetap saja sangat mahal baginya, sebagai mahasiswa perantauan .....

 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
 

Dokumentasi pribadi | Sementara Michelle sibuk dengan sashiminya, Dennis memesan steak tebal, sekitar 200 gr (besar sekali) berharga sekitar 1200 Yen dan aku sibuk memilih ramen daging babi, berharga sekitar 800 Yen.
Dokumentasi pribadi | Sementara Michelle sibuk dengan sashiminya, Dennis memesan steak tebal, sekitar 200 gr (besar sekali) berharga sekitar 1200 Yen dan aku sibuk memilih ramen daging babi, berharga sekitar 800 Yen.
                                                                                                                                    

Namanya jga restoran besar dan pub. Harganya menang tidak urah, tetapi masih manusiawi jika dibandingkan dengan makanan2 sejenis di Jakarta. Masih sangat masuk akal, kan?

Steak Jepang memang berbumbu khas Jepang. Di-grill dan saosnya memang idak seperti yang kita makan di Jakarta. Bukan bumbum jamur atau lada hitam atau BBQ. Bumbu Jepang, yang khas, aku tidak tahu namanya.

Ramennya? Yummy sekali! Type ramennya yang jernih dan rasanya "ringan", dengan potongan2 daging yang besar dan tebal .....

Setelah itu, kmmi tidak pernah makan di restoran2 mahal seperti ini, walau sebenarnya harganya pun tidak terlalu mahal. Tetapi, karena kami lebih memilih makanan2 di restoran2 pinggir jalan, yang ramai dan lebih 'manusiawi'. Karena di restoran2 seperti ini, memang sangat cocok dengan keluarga, bukan sekedar restoran untuk makan saja .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun