Termasuk mengeksplore kuliner. Karena setelah ini, jika aku menjenguk Michelle, aku tidak akan seperti seorang wisatawan, tetapi lebih kepada seperti tinggal di "rumah kedua, atau Negara kedua", dengan kehidupan seperti di Jakarta.
Nah,
Saat itu kami berkeliling di Nishi Funabashi dimana tempat itu penuh dengan restoran dan cafe2 karena Nishi Funabashi adalah sebuah kota tempat transit.
Lihat tulisanku, Denyut Kehidupan di Nishi Funabashi sebagai "Kota Transit"
Diujung jalan disana, ada restoran cukup besar dan sedikit mewah. Maklum, baru pertama kali mengeksplore kuliner dan juga ingin memberikan yang terbaik untuk Michelle, dimana dia tinggal disana, sendirian, dan harus mengirit hidupnya sebagai mahasiswa rantau.
Namanya Restoran Ichigen. Sebuah restoran, yang namanya saja tidak terbaca olehku, karena bahasanya tulisan kanji, hihihi ....
Â
Sepertinya, restoran Ichigen ini sudah masuk ke daftar di 'TripAdvisor', sebagai restoran yang direkomendasikan untuk wisatawan. Dan restoran Ichigen ini ternyata termasuk pub. Dan memang di Nishi Funabashi banyak sekali pub2 untuk orang2 yang transit.
Sebenarnya, restoran Ichigen bukan restoran khusus untuk sushi dan sashimi, tetapi lebih kepada aneka makanan khas Jepang. Ada sushi, sashimi, yakiniku, grill, ramen, soba dan makanan2 Jepang yang lainnya. Kami memang ingin men-treat Michelle untuk memilih makanan2 Jepang yang dia suka.
Jadi, dia benar2 memilih sushi dan sashimi, sedangkan kami yang lainnya, memilih makanan yang berbeda, sambil saling mencicipi.