Dari permukaan jalan standard Jepang di kota, masuk ke depan taman dengan con-bolck nyaman yang sangat rata dan nyaman untuk kursi roda, langit biru dan suasana hati yang bahagia, sungguh suatu hari yang sangat indah .....Â
Hari masih pagi. Kami berangkat dari apartemen Michelle di Funabashi Hoten jam 7.30 dan kami sudah sam[ai disna sekitar jam 9.00 pagi. Padahal, acara tersebut dimulai jam 10.00. Sehingga, aku masih punya waktu untuk sedikit melihat2 dan mengamati ballroom besar ini, sebelum selesai seremoninya.Â
Hall of the Forest 21, berada tepat di ujung selatan taman Chuhorigome Park, berseberangan. Dibatasi dengan jalan utama yang cukup besar, walau tidak terlihat satu pun mobil.
Hall of Forest 21, tempat Michelle di wisuda .....
Jepang memang mendidik warganya untuk tidak memakai mobil pribadi. Seperti Michelle saja, dia memilih jalan kaki setelah keluar dari stasiun, dibanding dengan bus umum.Â
Warga Jepang memilih naik kereta, karena kereta Jepang adalah system perkeretaapian yang terbaik di seluruh dunia! Bahkan ketika aku bertemu dengan salah satu teman dari Indonesia tetapi sudah tinggal di Jepang karena menikan dengan perempyan Jepang puluhan tahu lalu, beliau memilih tidak mempunyai mobil pribadi.Â
Beliau selalu naik kereta kemanapun, karena menurut warga Jepang, mempunyai mobil adalah sama saja dengan "bunuh diri!"Â
Mobilmya sendiri sih, tidak mahal karena buatan dalam negeri Jepang. Tetapi dengan aturan2 serta pajak2nya bahkan parkirya, itu lah yang membuat mobil menjadi sangat "mahal".Â
Kembali lagi, walau kota Shin Yahashira cukup padat dengan rutinitasnya di pagi hari, tetapi warga kotanya berderet2 dan antri untuk naik kereta atau bus umum. Sehingga, jalan2 mobil yang tetap disediakan ole pemerintah, sngat sepi. Bahkan, kami bisa berfoto2 di tengah jalan, walau harus tetap berhati2 .....Â
Shin Syahashira, tunggu ....Â