Â
Atau jika mempunyai lahan yang luas, mungkin bisa dengan pintu membuka kedalam, karena posisi kursi roda, bisa seperti gambar diatas.Â
Tetapi, walau kita mendesain dengan sliding door kiya tetap memperhatikan tentang dimensi dan maneuver kursi roda. Bahwa, kursi roda membutuhkan space yang lebih luas.
Jika pintu sliding yang bukan elektrik, harus pintu ysng ringan dan jika disentuh sudah bisa untuk membuka dan menutup. Karena jika tidak, disabilitas akan juga keculitan untuk membuka dan menutup.
Â
Disisi pintu, selalu ada tanpa "kaum prioritas" (gambar kursi roda, lansia, ibu hamil, orang sakit bahkan keluarga), dan pintu geser (sliding door), dengan 2 tombol merah dan hijau dan langsung terkunci. Â Jadi, jelas kan, mengapa disabilitas membutuhkan dimensi dan pintu toilet khusus?
Closet pintar toilet disabled
Jika ada 3 pilihan, closet yang mana yang nyaman untuk pemakai, lebih2 untuk disabilitas?
Â
Closet 1 :
Single flush dengan menggelontorkan air 4,8 liter. Ini memang closet jaman dulu. Boros untuk konsep penghematan air. Dan posisi untuk flush, berada di belakang punggung. Tidak nyaman untuk pengguna apalagi untuk disabilitas. Susah memutar tubuh untuk flush
Closet 2 :
Dual flush dengan menggelontorkan air 4,5/3 liter. Closet modern, lebih baik dari konsep penghematan air. Bisa flush tombol besar untuk limbah padat dan flush tombol kecil untuk limbah cair. Tetapi, posisi flush tetap di belakang, dan tidak nyama bagi pengguna, apalagi disabilitas.
Closet 3 :
Wall facet dengan menggelontorkan air 4,5/3 liter. menempel di dinding. Untuk diingat, menempel di dinding, berarti tetap memang di belakang punggung pemakai. Tetapi karena posisinya cukup jauh dari tempat duduk closet, pengguna tetap harus berdiri dahulu untuk flush. Artinya, lebih nyaman untuk flush. Tetapi, BUKAN UNTUK DISABILITAS!Â