By Christie Damayanti
Tinggal di White House? Seperti Presiden Amerika Serikat? Ah, mana mungkin?
Tentu memang tidak mungkin. Tetapi, jika hanya sekedar masuk, mengamati dan melihat-lihat isi gedung ini, mengapa tidak? Karena, di semua negara, salah satu tujuan wisatanya adalah masuk ke gedung-gedung pemerintahan.
Memang tidak semua area di White House ini bisa didatangi oleh wisatawan. Ada beberapa area atau bagian dari White House yang dibuka untuk tujuan wisata. Tentunya harus full penjagaan dan tidak boleh membawa barang-barang tertentu jika mau masuk ke sana.
Gedung Putih atau White House ini, merupakan tempat tinggal pribadi presiden Amerika Serikat. Mempunyai ribuan karyawan dengan ratusan ruangan. Wajar, White House selain untuk tempat tinggal pribadi presiden, gedung ini juga untuk tamu-tamu presiden yang datang secara resmi atau non-resmi, sebagai akomodasi.
Juga, untuk aneka meeting atau acara-acara yang bersifat resmi atau non-resmi bagi presiden. Jadi, tidak heran dengan ribuan karyawan yang harus merapikan, menyediakan semua keperluan serta memperhatikan semua detail mereka.
 Tetapi belakangan, tahun 2015 mereka memperbolehkan kamera pribadi dibawa masuk ke White House, dengan beberapa pertimbangan.
Tur keliling White House terdiri dari sayap timur dan sayap barat. Ada petunjuk-petunjuk khusus untuk kita bisa bergerak. Ada pintu-pintu tertutup yang memang tidak boleh dibuka. Semua teratur dan rapi. Penjaga ada di mana-mana dan siap menolong kami, jika membutuhkan. Yang jelas, semuanya "ramah disabilitas".
Yang jelas, dalam 45 menit itu hanya di lantai satu, dari 3 lantai gedung White House ini. Itu pun, kami harus berjalan tidak lambat. Maksudnya, tidak bisa belama-lama untuk mengamati. Apalagi, tour guide-nya selalu bercerita tentang ruang-ruang yang kami datangi.
Konsep bangunan Amerika secara umum, merupakan bangunan-bangunan dengan sistem grid. Ruang-ruang tertutup, dengan selasar-selasar di antaranya. Ada beberapa hall atau atrium di area-area tertentu. Untuk ruang terbuka, mungkin seperti untuk press conference, jika membutuhkan undangan-undangan yang cukup banyak orang.
Foto di atas, terlihat begaimana ribetnya dengan ratusan kamar di dalamnya. Bisa saja, kita "hilang" dan tersesat di sana, hihihi .....
Yang jelas selama kami di dalam White House, di setiap pintu selalu ada nama ruang-ruang, sesuai dengan fungsinya. Konsep yang apik, dengan kamar-kamar atau ruang-ruang yang setara fungsinya, sehingga kita bisa menghafal ke arah mana tempat itu.
Sebagai manusia, presiden pun punya keterbatasan. Dari gedung White House yang mempunyai ratusan kamar, tidak mungkin menghafal ruang-ruang tersebut dalam waktu dekat. Sebagai arsitekpun, aku agak bingung menandai ruang-ruang yang aku lihat di sana. Apalagi, melihat foto di atas. Ruwet dan ribet!
Konsep ruang dalam denah di Amerika, memang berbeda dengan konsep ruang di Indonesia. Kehidupan di Amerika memang tertutup. Artinya, orang-orang di sana mempunyai privacy yang kokoh, cuek dengan lingkungan bahkan sibuk dengan dunianya sendiri. Sedikit kekeluargaan, bahkan umur 17 tahun jika masih ikut orangtua, akan di-bully oleh teman-temannya.Â
Berbeda dengan di Indonesia. Konsep kekeluargaan Indonesia sangat erat. Bahkan, masih banyak orang tua ingin anak-anaknya tinggal di rumahnya, atau dekat dengan rumahnya, walau anak-anaknya sudah menikah. Sehingga, konsep desain denah rumah di Indonesia, lebih banyak ruang-ruang bersama. Dari pada sekat-sekat kecil untuk tinggal.
Rumah di Amerika secara umum, terlihat bahkan ruang makan pun tertutup dengan ruangan tersendiri, karena mereka merasa itu adalah privasi. Sedangkan, ruang makan di Indonesia sangat terbuka untuk mengajak tamu atau keluarga untuk makan bersama dengan mereka.
Jadi, jelas sekali, budaya Amerika dalam sistem kekeluargaannya kental, dari sebuah rumah tinggal presiden Amerika Serikat di White House ini.
Di foto di atas pun, terlihat ada old swimming pool (sebelah kiri yang berwarna biru), yang tertutup. Mengapa tertutup? Mengapa kolam renang tertutup? Padahal, sebelahnya adalah taman?
Kolam renang untuk Indonesia adalah ruang terbuka. Melihat laingit dan dekat dengan penghijauan. Tetapi di White House ini, kolam renang benar-benar tertutup, bahkan tidak ada yang tahu, bahwa di balik sebuah pintu adalah sebuah kolam renang.
Di setiap lekukan, terdapat taman-taman cantik. Perawatan taman-taman itu sangat sempurna, dan selalu terdapat bunga-bunga sesuai dengan musimnya. Gedung ini berada dalam lingkungan gedung pemerintahan pusat Amerika Serikat. Rumah tinggal pribadi presiden Amerika Serikat ini, terlihat sangat aman dengan berada di lingkaran kekuatan pusat Amerika Serikat.
Hal ini bisa dilakukan, ketika kita mendesain ibukota dari dasar. Tetapi, jika ibukota itu adalah kota lama yang bertumbuh dan berkembang, agak kesulitan untuk bisa mendesain yang sangat ideal seperti ini.Â
***
Seperti biasa, di setiap tempat tujuan wisata di manapun, setelah kita berkeliling pada akhirnya akan ada toko souvenir yang menjual berbagai merchandise yang berhubungan dengan The White House.
Dari setelah puas berbelanja, ada 1 ruangan yang menjual foto-foto kami sewaktu di dalam. Jika tidak mau membeli pun, tidak apa-apa, karena harganya cukup mahal. Mungkin, setelah kami keluar gedung, foto-foto yang tidak terbeli di simpan sementara untuk akhirnya dimusnahkan.
Catatan:
Tur di White House, sudah ada sejak sebelum kamera digital ada, jadi foto-foto itu ada secara hardcopy. Yang jelas, akan memenuhi gudang. Setelah foto digitalpun, memang tidak dicetak dahulu sebelum dibeli, tetapi pun akan dibuang setelah beberapa waktu setelahnya.
Sebelumnya :Â
"The White House", sebuah Rumah untuk Presiden Amerika SerikatÂ
(Seri-3) Washington, DC : Pemukiman dan Tata Ruang Kota serta Festivalnya
(Seri-2) Washington, DC : Konsep TRansportasi Umum yang Komprehensif
(Seri-1) Washington, DC : Salah Satu Konsep Perkotaan Terbaik di DuniaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H