Jadi, waktu kami 'quality time' untuk membicarakan rencananya kedepan pergi ke Jepang, hatiku berontak! Seorang ibu yang memang sangst terbatas, ketika anaknya membutuhkan bantuan untuk melanjutkan hidupnya di Negara impiannya, ternyata aku tidak mampu!
Bagaimana solusinya?
Aku tahu, anak2ku tidak pernah merongrongku dan tidak pernah meminta barang2 diluar kemampuanku. Karena mereka memang anak2 yang sangat manis dan baik. Tetapi, sebagai orang tua tunggal, aku pun did era perasaan bersalah, jika anak2ku tidak bisa mendapatkan apa yang mereka butuhkan.
Kukatakan, bahwa aku bisa mempiayai hidup dan sekolah sampai lulus S1, tetapi di Jakarta. Danaku memang sudah siap untuk itu. Tetapi, bukan jika mereka ingin melanjutkan sekolah di liar negeri. Aku harus bekerja lebih keras lagi, untuk memenuhinya, karena keterbatasanku sebagai orang tua tunggal dan disabled .....
Kukatakan lagi, bahwa aku hanya sanggup untuk membiayainya untuk 2 tahun pertama belajar bahasa Jepang, supaya mendapatkan sertifikat N3 bahkan N2, untuk bisa lanjut kuliah dan tinggal di Jepang. Setelah itu, jila dia tidak mampu meraih beasiswa, dia harus kembali ke Indonesia untuk melanjutkan kuliah S1 di Jakarta. Dan itupun yang kukatakan kepada Dennis, kakak Michelle .....
Tetapi, Michelle menjawab,
"Tenang ma, dibulan keempat mama ga usah kirim uang lagi ke aku, ya"
Walau kata2 itu melegakan hatiku pun, iyu baru angan2nya saja. Tidak ada yang tahu bagaimana kedepannya. Tetapi, anak itu benar2 nekad dan berserah adanya, dalam Rencana NYA pada Michelle .....
Â
***