Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Toilet Disabled Terminal 3 Internasional Bandara Soekarno Hatta, Manusiawikah? Lebaykah?

10 Januari 2019   12:08 Diperbarui: 10 Januari 2019   12:39 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di depan toilet umum pria, aku bingung lagi. Karena sama saja. Tidak ada tanda toilet disabled. Bingung lagi. Dan bertanya pada cleaning service yang lain, dan menunjukkan toilet disabled "ngumpet" berda sekitar 2 meter dari toilet umum pria, TIDAK ADA TANDA TOILET DISABLED, DAN PINTU MASUKNYA NYEMPIL KECIL ......

Wah ..... untung aku pakai kursi roda sehingga tidak cape mencari dan menemukannya. Bagaimana dengan disabled yang tidak memakai kursi roda? Orang tua yang pakai tongkat? Atau disabled netra yang tidak bisa meraba posisi dan lokasi tempat yang dia butuhkan?

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Jika di ruang public yang cukup luas, toilet disabled PASTI ditempatkan di tengah2 antara toilet umum pria atau wanita, karena biasanya, toilet disabled adalah untuk uni-sex atau untuk keluarga .....

***

Di luar neeri dimanapun, lokasi toilet disabled sangat strategis. Bahkan, mereka bela2in meletakkan toilet disabled agak jauh dengan toilet umum, supaya kaum disabled gampang mengaksesnya. Toilet disabled di banyak Negara, sangat strategis, dengagn lambing kursi roda, besa2, bahkan sebesar dindingnya!

Konsep yang dilakukan di Terminal 3 Internasional Bandara Soekarno Hatta ini, sepertinya masih malu2 atau malas2an untuk mengangkat kepeduliannya bagi kaum disabled! Padalah, konsep toilet disabled secara pakem internasional, itu sudah sangat jelas! Dan bandara ini, belum melakukannya.

Sayang sekali, bandara baru seharusnya sudah memberikan pelayanan yang lebih baik, tetapi bari untuk mencarinya saja sudah susah ......

Kedua,

Pintunya sudah otomatis. Sliding door. Dengan suara berbahasa Inggris. Cukup baik, asal bandara harus merawatnya dengan bik, karena aku tahu sekali Negara kita tercinta ini! Bisa mendesain, bisa membangun tetapi belum pintar untuk memelihara, bahkan semakin lama fasilitas2 yang ada semakin tidak terpelihara. Semora, tidak demikian dengan ini .....

Toliet nya sendiri  sudah lebih bagus, baik yang untuk umum dan untuk diabled. Ukurannya sudah cukup OK dengan kursi roda. Kebersihan, lumayan. Tidak ada sampah tissue bertumpuk.

Tetapi ternyata baruuuuuu bbrp bulan dipakai, 2 toilet disabled yang kudatangi, flush closet nya sudah tidak berfungsi , sehingga ketika aku keluar dari toilet meninggalkan sisa2 air berwarna kuning, yang pasti nantinya akan berbau pesing, huhuhu .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun