Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Bunkyo Tokyo, Ruang Publik Cantik di Pusat Permukiman

9 Desember 2018   21:03 Diperbarui: 9 Desember 2018   21:52 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

Bianglala dan jet coaster raksasa, dilihat dari pedestrian, luar dari Tokyo Dome City di Bunkyo

Seharian dari jam 11.00 sampi jam 16.00, aku berkeliling di Tokyo Dome City. Sebelum pulang ke Funabshi Hoten dari Stasiun Suidobashi, aku berniat jalan2 dahulu keliling daerah Tokyo Dome City. Melihat2 perkotaan Bunkyo, mengamati nya dan membeli oleh2 makanan untuk Michelle anakku.

Bunkyo, Tokyo

Bunkyo adalah salah satu distrik di Tokyo, adalah daerah permukiman dan pendidikan. Tokyo Dome City, sebenarnya merupakn area wisata berkonsep "pendidikan", dengagn Dome raksasa nya sebagai rumah bagi baseball nasional Jepang. Bunkyo juga merupakan rumah bagi Judo's Kodokan, Universitas Hongo serta merupakan 'sister city' dengan Kaiserlautern di Rheinland Jerman.

Bunkyo lahir tahun 1947, sebagai distrik yang mengikuti transformasi Tokyo sebagai kota metropolitan. Dan Bunkyo cukup padat, dimana tempat ini merupakan rumah bagi pekerja2 Tokyo, yang berkantor di distrik Tokyo Metropolitan seperti dari Shinjuku, Shibuya, atau Roppongi dan Ginza.

Sebenarnya, di Bunkyo banyak sekali atraksi bagi turis local atau manca Negara. Mungkin, liburanku ke Tokyo tahun depan, aku akan berkeliling lebih jauh di area Bunkyo.

Tetapi, kemarin aku hanya 1 harian di Bunkyo, dan sebagian besar aku berada di Tokyo Dome City. Dan sekarang, aku berjalan2 disekitaran nya, sebelum ke Stasiun dan pulang ke Funabashi Hoten .....

***

Seperti biasa, Jepang dimana pun itu, sangat peduli dengan waga dan wisatawannya. Baik yang sehat, muda, ataupun ang manula dan disabilitas.

Semua pedestrian di Bunkyo, seperti di bagian kota lainnya di seluruh Jepang, di bangun dengan area luasan yang bukan hanya standard, tetapi lebih dari itu. Lebarnya, minimal 5 meter. Bahkan sampai lebar 10 meter. Fungsi nya bukan hanya untuk pejalan kaki berjalan saja, tetapi juga untuk area public.

Ada tempat duduk, parker sepeda, atau hanya sekedar mengekspresikan diri sebagai anak muda atau eksekutif muda.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Jalan utama dari Stasiun Suidobashi, menuju pusat kota ewat Tokyo Dome City.

 Pedestrian selalu datar, rata dengan conblok dan jalur kuning untuk disabilitas netra. Kita bisa berjaln santai, dan bagiku sebagai pemakai kursi roda, adalah kenyamanan yang luar biasa! Bergerak santai, bisa berhenti dimana dan kapan saja, karena pedestrian lebar, membuat tetap bisa orang lain berjalan, tanpa aku mengganggu mereka.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Parkir sepeda gratis pun juga ada di beberapa sisi pedestrian di Bunkyo. Selama disana, aku belum mnemukan arkir sepeda yang berbayar. Biasanya, memang parkir sepeda berbayar ada di downtown, atau pusat kota, dimana datarannya semakin sempit, sehingga parkirnya berada di dalam gedung.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Coba lihat foto diatas. Bahkan, pedestrian, lebarnya lebih dari 20 meter!

Keluar dari Tokyo Dome, sudah sekitar jam 16.00. Dan aku berjalan2 sekeliling dome raksasa hanya 1 jam saja, karena di musim gugur tahun 2018 lalu, waktu bagi sinar matahari, sepertinya tidak terlalu lama.

Mulai jam 6.00 paagi, sinar matahari sudah bersinar di Tokyo dan jam 17.00 sudah sangat redup. Jam 18.00 seperti jam 19.00 di Jakarta. Sehingga, dengan berat hati aku hanya bisa sebentar saja dan langsung masuk ke Stasiun Suidobashi.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Ada beberapa bagian dari area Bunkyo yang di desain dengan sangat cantik. Sepertinya, bukan hanya sekedar untuk berjalan saja, tetapi ada bagian2 yang bisa dipakai untuk berkespresi.

Konsep pedestrian yang bukan perlapis conblock, sepertinya menjadi "tempat khusus", entah untk ada. Lapisan permukaan lantai adalah keramik berbagai warna, di desain bergaris2. Pasti ada maksudnya. Dan di daerah tengah (di bawah pohom cemara), itu merupakan railing stainless steel untuk duduk. Berarti, ada maksudnya, entah untuk apa .....

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Ada sebuah titik dengan landmark mungil, sebuah piramida kaca kecil, seperti di Musee Le Louvre di Paris. Aku tidak bisa melihat dengan jelas, apa yan ada di bawahnya, karena ini ada pada bagian 'pedestrian bertingkat'.Luas rang public di atas ini, sungguh sangat menyenangkan. Betapa pemerintah Jepang, sangat menghargai warganya. Sangat menghargai pejalan kaki. Pemerintah Jepang memberikan ruang yang sanat luar biasa, untuk warga dan wisatawan di Jepang.Ruang2 publik Jepang memang luar biasa. Dan terutama untukku sebagai disabilitas di atas kursi roda.
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Di beberapa titik, ada ruang2 khusus untuk merokok. Sebagian besar, tertutup dengan adanya exhause fan nya. Pada kenyataannya, tidak banyak orang2 yang merokok di Jepang. Mungkin, karena mereka benar2 sadar bahwa merokok adalah buruk bagi hidup mereka .....

 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi


Kanda River di Bunkyo. Berada di belakang bangunan2 berlantai belasan, dengan fungsi untuk perkantoran, hotel kecil serta kuliner. Semua bersih. Semua rapih ..... 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

 


 

Dan ketika aku berjalan menjauh dari Stasiun Suidobashi untuk berjalan2 disekeliling area dome raksasa, dan melihat sinar matahari sudah redup dengan terlihat dome raksasa ini sedikit gelap, aku sadar bahwa kunjunganku di Bunkyo ini, harus selesai. 

Jadi, aku berputar untuk kembali ke Stasiun Suidobashi, untuk mengambil jurusan kereta ke Funabashi Hoten, tempat tinggalku sementara di apartemen anakku .....

 

Sebelumnya : 

LaQua, Tempat Keluar Masuk Kereta Roller Coaster dan "The Moonmin" Bermukim 

Karakter Manga dan Animee Jagoan Jepang yang Super Keren, di "Jump Shop" Dome City 

Tanah Kecil, tetapi Menghasilkan Ruang Publik Besar "Ramah Disabilitas" Berkonsep Pedestrian Bertingkat 

Jika Bosan dengan "Jepang Banget", Datanglah ke Tokyo Dome City di Bunkyo 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun