By Christie Damayanti
Hari2 selanjutnya, Pameran Filateli Kreatif "MEMORABILIA" semakin ramai, walaupun tidak seramai pameran di Central Park. Bahkan di hari kedua, pas aku baru persiapan mall dan pameran buka, ada seorang ibu muda yang datang ke pameranku dan bertanya2 detail tentang filateli.
Dan berlanjut, ibu2 muda dengan anak2 mereka yang baru pulang sekolah TK, karena buka mall dan pameran diatas jam 10.00 pagi.
Mulailah aku sibuk. Malam sebelumnya, aku bisa tidur dan istirahat denaggn nyaman, dan hari kedua aku bangun dengan segar dan sehat .....
"Pelanggan pertama", itu istilahku. Dan pelanggan2 selanjutnya benar2 membuat aku bahagia dan semakin percaya bahwa kosep edukasi serta pelayanan masyarakat ini, akan semakin menunjukkan sebuah ispirasi baru di tempat2 yang baru, untuk Indonesia.
Konsepku tentang 'menghadirkan' papa dalam kartupos2 dari Eropa, ternyata sangat menyentuh masyarakat. Edukasi Filateli Kreatif itu memang tidak sekedar bicara tentang filateli dan benda2 pos saja. Edukasi Filateli Kreatif, bisa sangat luas. Seluas angkasa raya. Lewat Filateli Kreatid, kita bisa menjangkau semuanya, tanpa membedakan.
***
Dan dari Filateli Kreatif di pameranku ini, dampaknya sangat luas, aku mampu menyentuh beberapa 'hati' untuk akhirnya bisa membuka diri lewat curcol2 ibu2 muda, hihihi ....
Sambil mereka curcol pagi, sementara anak2nya melihat2 souvenir koleksiku, aku mengedukasi sebuah hobi jadul tetapi bisa menjadi eksisi di jaman super modern ini.
Kuberi contoh, koleksi2ku di pameran ini, aku foto, dan aku posting. Lalu aku masukkan ke web filateliku, dan sampai dunia kiamat jika masih ada internet, koleksi2ku akan terus ada. Artinya, "FILATELI BERTEKNOLOGI", MERUPAKAN JAWABAN DARI KONSEP2 Filateli Kreatif yang bisa terus ada bagi dunia .....
Anak2 mereka, yang curcol pagi2 itu, kuberikan prangko2 bekas yang masih berada diatas amplopnya. Ada yang masih malu2 dan tidak mau menerima, ibunya lah yang menerima. Ada yang justru tertarik untuk mendapatkannya, bahkan ada yang cuek melihat aku menyodorkan prangko2 itu di dalam 1 kantong plastic kecil, dan mereka menggelengkan kepalanya, serta menolak pemberianku ....
Hahaha .....
Tidak mengapa. Namanya juga anak2, tetapi paling tidak aku terus berusaha untuk menghadirkan ruang dan nuansa yang unik untuk memperkenalkan sebuah hobi jadul tapi 'cool' dan keren ini!
Beberapa teman2ku pun berdatangan. Bukan teman2ku saja, tetapi teman2 pak Sudjono dan teman2 mas Dian. Kami saling memperkenalkan, dan akhirnya tumbuh sebuah pertemanan baru, sampai bisa mengjadi persahabatan.
Teman2ku adalah filatelis2 yang memang selalu datang di even pamrean2ku. Ada juga teman2 seklolah dahulu, tetapi memang tidak pernah teman2 atau mitar kerja, datang. Karena ini memang jam kerja.
Pak Sudjono, dengan teman2 Pramuka pun banyak sekali yang datang. Saling berkenalan sampai menjadi seperti keluarga di arena pameranku kemarin, hihihi .....
Mall Bassura melayani kami dengan sangat baik. Mereka menyediakan TV besar di lobby mall, untuk kami pakai untuk presentasi. Cerita tentang Pramuka serta tentang sejarah Pramuka, cukup menarik minat pengunjung.
Â
***
Dari yang malu2 duduk di kursi depan panggung dan menonton video serta penjelasan dari Pramuka Banten, sampai akhirnya anak2 datang dan mas Basyith, seorang Pembina Pramuka Banten, bermain bersama mereka.
Dari situ, biasanya pak Sudjono serta Pembina2 Pramuka Banten yang memberikan presentasi, membawa anak2 atau penonton yang semakin ingin tahu tentang pramuka, untuk berkeliling pameran, terutama di bagian pak Sudjono tentang Pramuka.
Â
 Dan disanalah, edukasi tentang filateli pun mulai berkembang. Bahwa, Pramuka pun ada di dalam prangko. Dan bukan di Indonesia saja, bahwa di seluruh dunia, di banyak Negara, Pramuka tetap ada di dalam prangko ......
Begitu juga tentang Kemayoran. Dengan video hitam putih, vintage sekali, video mas Dian dikolaborasikan dengan video tentang 'paragames', teman2 atlit disabilitas, menghasilkan video yang bermakna. Video itu terus diputar sampai pameran selesai, dan menunjukkan rasa ingin tahun yang cukup besar .....
Pemutaran video tentang Pramuka diteruskan dengan permainan, membuat anak2 terus tertarik. Mereka bergembira bersama, bernyanyi bersama, sebelum akhirnya mereka digiring untuk masuk ke area pameran kami.
Â
***
Belasan kali aku berpameran di mall2, aku mengerti bahwa sebuah mall akan ramai dan semakin ramai setelah jam pulang sekolah sampai jam pulang kantor. Sekitar jam 5.00 sore, mall menjadi seperti 'pasar', layaknya.
Bahkan, seringkali kami sendiri tidak bisa mendengar suara2 disekeliling kami karena suara bising. Terlalu ramai, dan pengunjung pun terus keluar masuk. Saat itulah, kita harus 'bergerak'.
Ketika pengunjung semakin ramai, dan mereka kadangkala hanya melihat2 saja, kita harus bergerak menjemput bola. Kita giring pengunjung ke pameran dan mengedukasi mereka. Jika mereka tertarik, mereka akan lama diseputar pameran. Tetapi jika mereka tidak tertarik, mereka akan melihat2 sebentar lalu kekuar, bahkan enggan untuk mengisi buku tamu.
Â
***
Mengisi buku tamu pun tidak gampang. Hanya kita meminta mengisi buku tamu, kadang mereka seperti ketakutan, entah mengapa. Mungkin, mereka berpikir nama mereka akan disalahgunakan, karena aku ingin mereka menuliskan nomor telp. Padahal, aku hanya ingin kita bisa tetap saling berhubungan, ketika aku menyelenggarakan pameran berikutnya.
Jadi, jumlah yang menulis dibuku tamu itu, tidak sama dengan jumlah yang datang, karena tidak semua orang yang datang mau menulis buku tamu.
Oklah, baiklah .....
Central Park Mall memang berbeda dengan Mall Bassura. Aku melakukan sedikit riset, untuk mengetahui bagaimana respon masyarakat tentang Pameran Filateli Kreatif "MEMORABILIA". Dan terbukti, apa yang aku pikirkan sebelum memutuskan untuk berpameran di Bassura.
Tetapi, justru dengan respon yang berbeda dengan Central POark Mall, aku bertekad untuk lebih sering berpameran di mall2 sepitaran Jakarta Timur. Mengapa?
Justru, kita 'gempur' dan serbu terus menerus, supaya edukasi masyarakat tentang Filateli Kreatif ini tidak ada jeda, sehingga di benak masyarakat akan tercipta respon2 positif yang lebih banyak.
Jadi, bagaimana kita mau menyikapi untuk terus bersaha mensosialisai dan mengedukasi untuk Filateli Kreatif, itulah yang harus kita lakukan. Capek sekali, itu wajar. Tetapi ketika kita punya passion untuk membangun Indonesia, tidak ada kata 'cape'. Yang ada adalah semangat membangun tanpa kata putus asa .....
Â
 Sebelumnya :Â
Â
Hari Pertama Pameran, Mereka Hanya Cuek, Diam dan Menghindar .....
Â
Persiapan dan Pembukaan Oleh Kementerian Kominfo : Pameran Filateli Kreatif "MEMORABILIA"Â
Menghadirkan Kenangan Manis Papa, pada Pameran Filateli Kreatif "Memorabilia"Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H