Tidak ada toilet disabled yang sebaik di Jepang. Sebagai negara teknologi, Jepang memang bisa menjadi "pemimpin" untuk sebuah patokan, bahwa toilet disabled Jepang sangat nyaman. Tombol-tombolnya mungkin sampai puluhan, dan tanpa beranjak dari kloset pun, kaum disabilitas mampu mengurus dirinya sendiri tanpa harus membebani orang lain .....
Aku pernah menulis khusus tentang toilet disabled untuk Singapore, dan ini belum semua di titik-titik kota. Hanya beberapa saja, salah satunya di beberapa mal di Orchard Road. Tetapi tidak di tempat yang lain.
Memang tidak murah untuk membangun kepedulian. Akan ada yang dikorbankan. Salah satunya tentang dana. Atau estetika.
Tetapi jika bicara tentang estetika, itu bisa dikamuflase dengan detil-detil yang menarik. Tetapi tentang dana, memang harus diniati untuk membangunnya. Karena misalnya, dengan membangun toilet yang nyaman seperti di Jepang, membutuhkan dana bisa ratusan juta, tetapi end-user-nya hanya segelintir saja. Sehingga, sangat dimengerti jika toilet disbled harus mengantre untuk menjadi toilet disabled yang benar-benar nyaman .....
Tetapi, kaum disabled adalah bagian dari warga dunia yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama, sehingga mau tidak mau, kaum disabled pun berhak atas pelayanan yang sama dari pemerintah.
Kepedulian itu memang harus dari hati .....
By Christie Damayanti
Silahkan baca tulisanku di sini:
"Tolong Pedulikan Kami: Adakah yang Tahu dan Peduli dengan ‘Toilet Disabled?"
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H