Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kehidupan di Shimosa Nakayama, Ichikawa

19 Juni 2018   12:05 Diperbarui: 19 Juni 2018   12:28 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pusat kota Shimosa Nakayama, Ichikawa | www.o-uccino.jp

By Christie Damayanti

Jika "Nakayama Hokekyo-Ji Temple" berada di perjalanan 800 tahun lebih yang lalu, tidak demikian denan kota Shimosa Nakayama, di daerah Ichikawa. Area ini cukup ramai dan modern Jepang. Sepertinya, peruntukkannya memang untuk permukiman warga Jepang kelas menengah.

Kuil Nakayama Hokekyo-ji ini memang berada di tengah2 permukiman. Hanya dibatasi pagas kayu, serta bangunan2 yang merupakan kompleks kuil. Kuil ini juga sangat terbuka untuk umum, bahkan untuk warga menyeberang ke blok permukiman disana, mereka tidak segan2 melewti kompleks kuil, jika mau.

Seperti yang aku tuliskan di beberapa artikel yang lalu, kompleks kuil benar2 merupakan "dunia lain", termasuk bagi warga setempat. Karena, jika kita berjalan disana, setelah jam 5 sore semua sudah sangat sepi. Hanya 1 atau 2 orang saja yang mau melewatinya, ditengah kerimbunan ranting2 dahan pohon cherry. Mereka memilih berjalan memutar.

Itu kata anakku, yang tinggal, kuliah dan bekerja di Tokyo. Dan katanya, jika lewat jam 5 sore dia tidak berani untuk berjalan sendirian pulang ke Funabashi Hoten. Dia lebih memiih naik kereta dan ganti kereta di Nishi Funabashi menuju Funabashi Hoten, daripada melewati "perjalanan magis" di kuil disana.

Hahahaha .....

Entahlah, tetapi nyata sungguh rasa kita berada di "dunia lain", ketika 2x aku melewati jalan itu, siang dan sore hari (masih terang) dan malam hari (sudah fully gelap dan hanya ada penerangan yang seadanya/kecil, walau berjarak tertentu).

***

Ketika kami sudah keluar dari komplekd kuil, dan masuk bersama denan jalan umum permukiman, memang berbeda. Suasana dari "dunia lain" ke dunia realistis pun nyata. Dan kami kembali lagi di dunia nyata kami ......

 Shimosa Nakayama adalah area permukiman yang ilewati oleh JR Line. Berada di timur Metropolitan Tokyo, dan merupakan tempat tinggal bagi wrga Jepang yang bekerja di Tokyo.

Lingkungannya merupakan perumahan mungil (Jepang memang terkenal dengan rumah2 mungilnya. dimanaJepang memang sebuah Negara 'kecil' dengan penduduk padat, sehingga untuk tempat tinggalpun mereka harus berbagi dengan warga yang lain). Selain rumah2 mungil, juga terdapat banyak apartemen 2 atau 3 lantai.

Sepanjang mata memandang, aku tidak melihat bangunan2 tinggi disana, kecuali di sekitar stasiun Shimosa Nakayama. Dsekitar stasiun, terdapat shopping center 8 lantai dan beberapa bangunan setinggi itu. TEtapi berjalan lebih jauh lagi, tidak terlihat bangunan2 diatas 2 atau 3 lantai.

Jepang memang displin dengan semua pratiran, termasuk peratiran tata kota nya. Ketika mereka membangun konsep tata kota modern nya, dan di area2 tersebut adalah permukiman, tidak ada yang membandel untuk diijinkan sebagai tempat perdagngan, kecuali adanya fasilitas2 permukiman itu sendiri.

Jadi, kami berjalan menuju apartemen anakku di Funabshi Hoten, dengan santai di dunia realitas. Sepanjang jalan beraspal yang hanya cukup 2 mobil jika berpapasan.  Dengan perumahan padat, tetapi mungil2. Sedikit berpapaan dengan warga disana, serta belum pernah bertemu dengan 'pelanggar peraturan'.

www.o-uccino.jp
www.o-uccino.jp
www.o-uccino.jp
www.o-uccino.jp
Stasiun Shimosa Nakayama dengan fasilitas lingkungannya. Terdapat shopping center besar, hotel dan toko2 penunjang. Stasiun merupakan tempat tersibuk dan teramai di seantero Jepang. Konsep ini membangu sebuah ruang public bersama di area fasilitas2 kehidupan. 

Sehingga, kehidupan yang sebenarnya tidak terganggu, seperti permukiman, per dagangan, edukasi tau yang lain. Semua sudah terkonsentrasi di sekitar stasiun.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Ini adalah jalan utama di Shimosa Nakayama.Tidak terlalu besar dan tidak terlalu ramai, tetapi tetap menjanjikan fasilitas2 lengkap untuk warga, serta fasilitas2 "ramah disabled". Pedestrian yang nyaman walau tidak terlalu besar, serta permukaan jalan yang rata, nyaman untuk kursi roda, dan tidak ada perbedaan level yang signifikan.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
 Jalan menuju Kuil Nakayama Hokekyo-ji, untuk memotong jalan menuju apartemen Michelle di Funabashi Hoten, sekitar 3stasiun dari Shimosa Nakayama ini
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

 


 

Jika kita tidak mau memotong jalan lewat gerbang Nio-Mon ini (masuk gerbang berrti melewati jalan setapan "dunia lain" menuju kuil), kita bisa mengambil jalan memutar, belok kanan atau belok kiri.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dari kuil, ini jalan keluar menuju "dunia realitas

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Menuju Funabashi Hoten, jalannya berlapis aspal. Lingkungannya adalah permukiman, dengan rumah2 mingil atau apartemen 2 atau 3 lantai. Jarang ada mobil. Mereka tidak mempunyai mobil. Kalaupu punya mobil, mereka memarkrkannya di tempat2 parkir mobil umum berbayar.
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
  

Jika pemilik bangunan membangun carport, mereka bisa memarkirkan mobilnya disana. Tetapi jika tidak punya carport, mereka memarkirkan mobilnya di parker umum berbayar, seperti ini. Mobil itu terkunci dengan baik lewat kunci otomatis yang tertanam di permukaan parker.

 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

 


 

Contoh sebuah apartemen 2 lantai dengan 4 pintu. Masing2 lebarnya hanya 2,5 meter sampai 3 meter saja, dengan panjang sekitar 7 meter sampai 8 meter saja. Dengan total unit apartemen sekitar antara 17,5 meter2 sampai 21 meter2 saja, itu adalah yang terjadi di Jepang, termasuk apartemen Michelle. 

Catatan : 

Di Jepang, istilah "apartemen adalah hanya 2 atau 3 lantai saja. Sedangkan "mansion" adalah apartemen bertingkat tinggi seperti di Jakarta. 

Jadi, jika ada orang katakan 'tingga di apartemen, itu berarti di lantai 1, 2 atau 3 saja. Jika mereka tinggal di mansion, berarti dia tinggal di bangunan tinggi. 

*** 

Realitas hidup di Shimosa Nakayama ini, membuat aku merenung. 2x aku bejalan santai melewati jalan setapak "dunia lain" dan dunia realitas, aku merasakan sensasi yang berbeda. Kehidupan mereka penuh dengan kepedulian. 

Ketika aku berada di lingkungan permukiman di Funabashi, yang mana Funabashi adalah sebuah permukiman besar, dari golongan metropolitan dan sibuk, warga masyarakatnya pun sesuai dengan kehidupan modern metropolitan. 

Tetapi ketika aku berada di lingkungan perumahan Shibamata dan Shimosa Nakayama yang ditengah2nya terdapat kuil keagamaan, warga masyarakatnya pun sangat "pendiam". Mngkin karena memang sejak tinggl disana, mereka tahu bahwa sebuah kuil untuk persembahyangan itu butuh ketenangan. Sehingga, mereka penuh dengan kepedulian lewat 'tidak banyak bersuara'. 

Berminat wisata kesana? 

Sebelumnya : 

800 Tahun Perjalanan Kuil Nakayama Hokekyo-ji Sekte Budha Nichiren 

Perjalanan 'Magis' Menuju Kuil Nakayama Hokekyo-ji 

Apakah "Ninja" Hanya Sebuah Mitos? 

"Gerbang Nio-Mon" Menuju Nakayama Hokekyo-ji Temple 

"Roh Shitamachi", Memenuhi Kehidupan Shibamata 

Dan "Bonsai Raksasa" itu Akan Terus Bertumbuh dan Berkembang Selama Dia Mau .... 

Wisata Religi "Shibamata Taishakuten Temple", yang Tersembunyi  

Permata Wisata Kota Tua Jepang Era Taisho di Shibamata 

"Mizumoto Koen" Kanamachi, Taman Terbesar di 23 Distrik  Tokyo 

"Kanamachi", Wisata Perumahan Mungil di Utara Tokyo 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun