Dia datang kesemua pengunjung dan kami pun dengan senang hati untuk memeluknya. Ada juga orang tua Jepang yang setia datang kesana, walau dia bukan penduduk sana. Cerita ini, aku tahu dari ankku yang tinggal, kuliah dan bekerja di Tokyo.
Â
Orang tua Jepang itu, sepertinya bukan orang tua sembarangan. Kulihat sepertinya dia hanya orang tua 'gelandagan', dengan baju dan dandanan kucel, tetapi ketika aku melihat isi tasnya, bebagai barang elektronik mahal termasuk kamera, aku tahu bahwa dia bukan orang tua sembarangan .....Â
Mngkin dia seorang tua, yang berjalan kemanapun untuk memotret dan mnyayangi kucing. Kerna dia terlihat berlama2 hanya untuk mengelus dan memeluk kucing2 liar disana, termasuk si kucing liar berbulu 3 warna .....
Kuburan disana mungkin berbeda dengan dimanapun, Masing2 negara punya tatacara tentang kuburannya. Beberapa kali aku sempat tertarik dengan kuburan disana karena terluhat sangat "mahal!".
Diatas bongkahan granit itu, diukir dengan mesin, tulisan2 kanji, yang ada beberapa tulisan bisa terbaca oleh Michelle. Ternyata itu bukan nama2 dari yang meninggal. Tetapi tulisan tentang sesuatu. Sepertinya sebuah cerita atau puisi, entah tentang apa .....
Seperti biasa, setiap kuil pasti mempunyai bilik kecil untuk beristirahat, sekalian untuk membasuh kaki dan tangan, sebelum masuk ke area persembahyangan. Begitu juga di kuil ini. Bahkan tempat ini justru lebih terpencil, sebelum memasuki area kuil yang sebenarnya .....Â