Hihihi ..... unik? Sangat unik! Menarik? Sangat menarik! Apalagi jika dandanan ini dijadikan asset untuk menarik wisatawan asing. Dan sudah dilakukan oleh Jepang. Karena, Harajuku merupakan titik wisata unik, terutama bagi anak2 muda .....
***
Distrik2 istimewa yang saling berdekatan di ibukota Tokyo, yang harus didatangi oleh wisatawan2 asing dunia, salah satunya adalah Shibuya, Shinjuku dan Harajuku. Ketiga distrik istimewa di Tokyo ini, berdekatan satu sama lain, berbeda masing2 hanya 1 stasiun saja, alau harus berganti kereta. Jika ingin berjalan kaki pun untuk beda 1 stasiun saja pun tidak masalah. Karena jarak 1 stasiun justru akan membuat wisatawan busa melihat lingkungan perkotaan Tokyo dengan masyarakat urban nya.
Jika Shibuya menjadi viral dunia karena "Hachiko Squre" dan "Shibuya Crossing" nya, dan Shinjuku sebagai distrik istimewa terbesar dengan stasiun yang mempunyai lebih dari 200 pintu keluarnya, serta pusat segala pemerintahan dan perdagangan Tokyo bahkan Jepang, sedangkan Harajuku merupakan bagian dari distrik Shibuya tetapi sangat viral dengan seni dan budaya Tokyo.
Kawasan Harajuku sangat terkenal di dunia, terutama bagi anak2 muda berkumpul. Anak2 muda Jepang memperkenalkan budaya Jepang dalam hal berpakaiannya. Bukan hanya pakaian2 tradisionalnya lewat Kimono dan Yukata nya saja, tetapi juga pakaian2 modern mereka di dunia manga. Ya ... apa lagi dengan nama "cosplay".
Lokasi Harajuku yang terkenal adalah Kuil Meiji Jingu, sebuah kuil Budha yang berada ditengah2 hutan kota, Taman Yoyogi, dan pusat perbelanjaan Takeshita Street (Takeshita-Dori). Walau pun masih banyak tempat2 yang lain, ini adalah hanya salah satunya.
"Cosplay" di Harajuku sendiri, baru terkenal dan viral dalam beberapa tahun belakangan ini, tetapi anak2 muda Harajuku sendiri sudah sangat "aneh" dengan sering berpakaian "aneh". Mereka berdandan seperti boneka, memakai baju2 seperti boneka dan di bela2in ke salon berjam2 hanya khusus untuk berjalan2 disekitar Harajuku. Ya ..... itulah budaya mereka .....
Walau aku sudah 'tua' dan ibu dari 2 anak muda umuran kuliah dan sarjana, aku tetap sering mencari tahu tentang fashion Jepang. Apalagi, ketika Michelle anakku yang tinggal untuk kuliah dan bekerja di Jepang sejak 1 tahun lalu ini, membawaku kea lam angan2 untuk bisa tinggal di Jepang.
Sebagi arsitek, aku memang sangat tertarik tentang semua negeri, apalagi yang bisa berpotensi untuk membawa Indonesia, terutama Jakarta, lebih baik lagi. Salah satunya adalah Jepang. Dan Harajuku salah satu tujuanku untuk mengamati arsitektur dan kehidupan orang2 muda Jepang.
Harajuku memang sudah menjadi viral dunia, seperti Shibuya dengan "Hachiko Square" nya dan "Shibuta Crossing" nya. Harayuku sdepertinya merupakan tempat anak2 muda Jepang, untuk "jual tampang" dan mengobral sensasi2 alam mimpi dunia Jepang.
 Atau style ala Victorian dengan warna2 hitam putih, pun banyak dijumpai disana. Tetapi saja, lucu ......
***
Beberapa kali aku ke Harajuku, aku selalu bertemu dengan anak2 muda Jepang yang berdandan aneh bin ajaib! Ditengah2 kota, berseliweran, Harajuu memang mampu membius wisatawan dunia dengan konsep "berpakaian aneh" mereka.
Kadang2, gaya busana mereka mengingatkanku tentang putri2 di dunia dongeng. Kadang juga, gaya rambut mereka yang bisa saja bewarna pelangi, menjadi trend mode di Jepang. Kulit wanita2 Jepang memang putih seputih porselen, dengan dandanan yang detail, menjadikan wanta2 jepang yang berada di alam Harajuku, seperti sebuah boneka!
Konon, Harajuku menjadi trend-setter untuk fashion anak2 muda Jepang, bahkan anak2 muda dunia setelah dibukanya banyak departemen store di Jepang awal tahun 1970-an. Dan Harajuku ketempatan membukan berbagai jedin departemen stroke di Jepang, karena daerah ini merupakan bagian dari tujuan wisata, bisnis dan perdagangan.
Ketika dunia cosplay mewabah di dunia, awalnya memang dari Jepang. Dengan media manga, games dan anime, anak2 muda Jepang berusaha menirukan jagoan2 mereka dengan berdandan ala jagoan. Misalnya, cosplay Naruto. Candy-Candy. Atau Sailor Moon, bahkan kostum Doraemon!
Ada juga pemudi2 Jepang yang berbusana model "gothic Lolita" atau "elegan Gothic", mereka memakai baju2 ala Ratu Vivtoria. Atau pemuda2 bercukur ala "punk". Tetapi ada juga anak2 muda Jepang berjalan2 dengan memakai kimono atau yukata, tetapi dipadukan dengan jeans .....
Dunia anak muda, menyebutnya dengan "Harajuku Style" dan mereka tidak segan2 memakai kostum dan berdandan rambut yang aneh2, bahkan sepertinya mereka sangat bangga. Tidak salah, memang. Justru Harajuku mampu menyamai titik pusat wisata sejajar dengan Shibuya, Shinjuku bahkan Akihabara .....
Seorang temanku yang tinggal di Kobe Jepang, bercerita tentang trend-setter Harajuku dan "Harajuku Style". Bahkan anak2 muda Harajuku ini bisa saja menghabiskan jutaan Rupiah per-hari nya, untuk berdandan "Harajuku Style!" Astaga .....
Ga terbayang, rambut mereka akan rusak! Atau apakah ada obat "anti rusak?" Yang jelas, pasti semuanya sangat mahal!
Bayangkan saya, untuk 1 bando lucu seperti foto diatas, dipatok antara 2000Yen sampai 4000Yen. Untuk jepit2 lucu, mungin sekitar 500Yen sampai 1000Yen. Berapa jepit yang dipakai? Dan total untuk dandan rambut seperti itu, harus mengeluarkan uang berapa? (1 Yen = 130 Rupiah).
Pertanyaan berikutnya, apakah yang berdandan seperti ini adalah hanya orang2 kaya saja? Atau berapa uang saku mereka? Apa pekerjaan orang tua mereka?Â
Dan pertanyaan2 senada seperti itu, mengusikku ....
Kenyataannya, anakku Michelle pun sudah mulai mengikuti gaya2 seperti ini. Dengan baju seenaknya tapi maih dalam taraf wajar, tidak menghambur2kan uang, tetapi dia tetap berprestasi sebagai anak muda, bagian dari anak2 muda Jepang pada saat ini ......
***
"Harajuku Style" sendiri, memang digandrngi oleh anak2 muda dunia. Bahkan anakku Michelle pun sangat menyukainya. Walau tidak semena2 mengikutinya, tetapi mengapa anakku ingin tinggal di Jepang? Salah satunya adalah untuk bisa "bertemu" dengan idolanya jaman dia masih anak2, yaitu Doraemon.
Dan dengan konsep pemikiran anakku untuk tinggal dan bersekolah di Japang, untukku masih sangat normal. Berusaha mandiri jauh dariku, Michelle mampu 'go internasonal'. Dia pun belajar kers untuk sebuah kemandirian di negeri Sakura, yang terkenal mahal serta teknologinya! Belajar menggambar Manga, kartun2 Jepang, belajar kanji Hiragana atau Katakana serta belajar membuat Sushi adalah hasil dari pembelajarannya.
Akulturasi budaya dunia itu, belum tentu menjadikan kita lebih baik. Tetapi dengan saling mengenal budaya antar Negara, kita akan bisa melihat apa yang terbaik untuk kita. Efeknya harus membuat kita mempunyai kreatifitas untuk masa depan kita. Dan "Harajuku Style" boleh saja dilakukan oleh anak2 muda kita, seanjang tidak berlebihan dan ditempatkan di daerah2 yang memng bergumul dengan hal2 tersebut. Bukan asal merekam dan melakukan di tempat2 yang tidak sesuai .....
Â
Sebelumnya :Â
"Mode Gakuen Cocoon Tower" Shinjuku : Transformasi di Dunia Pendidikan JepangÂ
Kakek Tua Jepang itu, Menghilang di Peron Nishi Funabashi ...Â
Tiba-tiba Kursi Rodaku Berhenti di "Zebra Cross Shinjuku!Â
"Pedestrian Bertingkat", Masa Depan Kota Metropolitan [Kasus di Tokyo]Â
Shinjuku : "Gedung Kembar", Kota dan Pejalan KakinyaÂ
Terminal Bus [Terbesar]Basuta Shinjuku, ada di Lantai 4F Stasiun Kereta Shinjuku! Canggih!Â
[Bagian 2] Ada Apa di Stasiun Tokyo? Ada yang "Aneh" .....Â
[Bagian 1] Ada Apa di Stasiun Tokyo?Â
Stasiun Shinjuku Mempunyai Lebih dari 200 Â Pintu Keluar!Â
Perbedaan Antara Japan Rail (JR) dengan Tokyo MetroÂ
Berkeliling Jepang Dalam Satu Harga Murah dengan "Bullet Train"Â
Shibuya Bukan Hanya Ada "Hachiko" dan "Shibuya Crossing" sajaÂ
"Shibuya Crossing" : Menyeberang dalam Lautan ManusiaÂ
Hachiko, Kisah Kesetiaan Seekor Anjing = Refleksi Kesetiaan DiriÂ
Stasiun Shibuya, Tempat Hachiko Menunggu Tuannya Puluhan Tahun LaluÂ
Kinshicho, Area Komersial di Tokyo Berharga "Miring"Â
Sensasi Berbeda Melihat Tokyo di Ketinggian dari SolamachiÂ
Kampus Terbuka Chiba Institute of Technology di Tempat Wisata Solamachi SkyTreeÂ
Tokyo SkyTree : Pohon Mengulir ke 'Negeri Raksasa'Â
"Tokyo Banana", Souvenir Manis dari JepangÂ
Sumida River di Asakusa, Â Area Terbesar Wisata di TokyoÂ
'Abu' Ribuan Orang Korban Gempa dan Serangan Perang Dunia II, di Yokoamicho ParkÂ
Museum Edo-Tokyo yang Menghormati dan Menggratiskan Tiket untuk DisabilitasÂ
Sepeda Jengki yang "Kekinian" sebagai Moda Transportasi di JepangÂ
"Jalan Tikus" Ryogoku di Sisi StasiunÂ
Menikmati Kehidupan di RyogokuÂ
"Ryogoku", Dunia Pesumo Sejati JepangÂ
Berkeliling Jepang Dalam Satu Harga [Murah] dengan "Bullet Train"Â
Travelling di Jepang adalah 70% KeretaÂ
Dari Kinshicho ke Funahabashi HotenÂ
Mencoba Berbagai Moda Transportasi Keliling TokyoÂ
Sendirian, Keliling Tokyo Hanya dengan Kursi Roda 'Ajaibku'Â
Funabashi, "Kota Belanja" untuk Turis yang Tidak Siap dengan Harga Mahal JepangÂ
Funabashi, Konsep Kota Ideal Â
Bukan Sekedar Berkuda di Funabashi HotenÂ
"Aku Ingin Tinggal di Rumah Nobita, yang Ada Doraemon", dan [Hampir] Menjadi KenyataanÂ
"Negeri Impian" Funabashi Hoten Â
Sekali Lagi, Mengapa Funabashi Hoten?Â
'Funabashi-Hoten', Kota Kecil Awal Sebuah KemandirianÂ
Denyut Kehidupan di Nishi Funabashi sebagai "Kota Transit"Â
Awal Perjuangan untuk Menaklukan Jepang di Nishi FunabashiÂ
'Nishi Funabashi', Sebuah Kota Kecil Tempat Hatiku BerlabuhÂ
Sebuah Negara dari 'Antah Berantah' dengan Bahasa dan Tulisan Cacingnya, Duniaku yang Baru .....Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H