Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

[Bagian 2] Ada Apa di Stasiun Tokyo? Ada yang "Aneh"

4 Mei 2018   20:05 Diperbarui: 4 Mei 2018   20:19 1402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

Cerita "keanehan" stasiun Tokyo sungguh membuat aku penasaran. Jujur, next aku kesana lagi bulan September 2018 besok, aku akan melakukan riset kecil2an, mengapa hanya sekedar transit dan pidah ereta saja, koq lama sekali? Padahal, aku sering pibdah2 kereta menuju stasiun destinasi, tetapi tidak ada yang selama ini, termasuk stasiun Shinjuku yang lebih besar dari stasiun Tokyo .....

Hmmmmm ..... penasaran ku, membuatku terus mencari tahu ..... tunggu artikelku ini .....

Pengenalantentang Stasiun Tokyo ku, dimulai dari googling. Jika stasiun Shinjuku adalah yang tersibukbdan terbesar diseluruh Jepang, serta tasiun Shinjuku adalah yang tersibuk dalam hal penumpangnya, maka stasiun Tokyo adalah yang tersibuk dalam hal jumlah kereta yang lalu lalang setiap harinya.

Stasiun imi melayani 3 jalur operator, yaitu JR East, JR Central dan Tokyo Metro Subway. Dan kereta Shinkansen sebagian besar dilayani sebgai entry dan endingnya di stasiun ini. Jija stasiun Shinjuku mempunbyai lebih dari 200 pintu keluar dan sudah dicatat di Guiness Record, berbeda dengan stasiun Tokyo.

Stasiun ini mempunyai 6 pintu keluar utama, dan ada beberapa pintu keluar kecil. Panjangnya stasiun ini adalah jalur pemisah antara 2 kawasan.

www.pinterest.com
www.pinterest.com
Beberapa pintu keluar di stasiun Tokyo

Ketika aku dipandu oleh petugas stasiun untuk pindah kereta, yang memakan waktu hamper 1 jam, berbelok2, naik turus, berputar2, pada kenyataannya memang stasiun ini sangat cantik dan mempunyai titik2 "point of interest". Jujur, sebebarnya aku justru ingin lebih lama lagi disana. 

Andaikan kursi rodaku di dorong oleh petugas, aku bisa menikmatinya dengan menjepret interior dan eksteriornya, bahkan artistic dekoratifnya memang sungguh klasik dan cantik! Sayang, aku hanya bias sedikit merekamnya di otakku ......

Sebagai dari stasiun Tokyo, banyak kuliner yummy. Hitel2 terbaik, perkantoran mewah serta sebuah gallery seni.

Dan yang aku baca dari sebuah brosur, ternyata di stasiun ini, ada "3 jalan utama", Character Street, Tokyo Okashi Land (atau Confectionery Land) dan Ramen Street. Hmmmm, menarik sekali! Bener deh, September ini aku akan mengeksplore stasiun ini! Tunggu saja .....hihihi .....

www.jonellepatrick.com
www.jonellepatrick.com
"street", fasilitas wisata di stasiun Tokyo

Stasiun ini dipurar dan rirestorasi sesuai dengan keadaan awalnya. Dalam Perang Dunia II, stasiun ini Konsep bangunan lama dan klasik Eropapernah dibom dan atapnya diganti sementara, tetapi Jepang memang luar biasa!

Sebagai salah satu Negara yang sangat peduli tentang sejarah, stasiun Tokyo benar2 direstorasi sesuai dengan kejayaan banguana aslinya di awal tahun 1914.

Nahhh ...... ini yang aku cari tentang stasiun Tokyo : Stasiun Tokyo memang berkonsep "labirin!"

Apa itu labirin?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, labirin/la*bi*rin/n adalah 1 tempat yang penuh dengan jalan dan lorong yang berliku-liku dan simpang siur; 2 sesuatu yang sangat rumit dan berbelit-belit (tentang susunan, aturan, dan sebagainya). (Sumber : https://kbbi.web.id).

www.maps-tokyo.com
www.maps-tokyo.com

www.deepjapan.org
www.deepjapan.org

Coba lihat, bagaimana rumitnya stasiun ini. Bukan karena pintu keluarnya yang lebih dari 200 seperti di stasiun Shinjuku, tetapi krumitan yang lain. Bagian2 untuk menuju ke p0latform2 itu, terbagi menjadi 2 bagian : utara dan selatan.

Sehingga, jika kita mau berpindah ke bagian utara dari selatan, kita juga harus mengingat2, apakah tadi dari selatan atau dari utara?

Itu yang membuat rumit! Jika stasiun yang lain tidak di desain poros "utara0selatan" seperti ini, kita hanya berpindah seperti biasa, dengan mengikuti jalur2 keretanya ......

***

Dan karena stasiun Tokyo mempunyai struktur yang sangat rumit, maka pengunjung pun sangat mudah untuk tersesat.

Begini :

Konsep arsitektural klasik gaya Eropa, memang mempunyai konsep khusus, dimana stasiun Tokyo mempunyai konsep yang demikian. Tidak seperti stasiun2 di Jepang yang modern, termasuk stasiun Shinjuku. Walau stasiun Shinjuku sangat besar, jauh lebih besar daripada stasiun Tokyo, disana kita juga mudah tersesat kareena lebih dari 200 pintu keluarnya!

Sedangkan, jika di stasiun Tokyo, dengan konsep denal dan penempatan fungsionalnya, yang (mungkin) tidak terlalu baik (karena stasiun ini difungsikan dengan yang sama di jaman dulu, sehingga bpembaharuan konsep stasiunnya agak terabaikan).

Sooooo .....

Terjawab sudah rasa penasaranku!

 Tips agar tidak mudah tersesat :

Stasiun Tokyo memang rumit, karena terbagi dari 2 bagian sepanjang bangunan, yaitu utara selatan. Kita harus ingat tentang nama2 pintu keluarga. Jangan lupa, bahwa semua pintu keluar dibagi menjadi utara dan selatan. Dan yang lebih pas lagi, jangan malu untuk bertanya, walau mungkin mereka tidak bias atau susah untuk berbahasa Inggris.

***

Semula tadi siang, ketika aku menuliskan tentang Stasiun Tokyo ini, dan berdasarkan pengalamanku 2x harus berputar2, naik turun dan berbelok2 untuk pindah kereta di stasiun ini, ada hal yang sedikit "mistis". Hahaha ..... sebenarnya, aku sebagai orang teknik, tidak percaya hal2 demikian.

Tetapi stasiun ini memang sebuah stasiun kuno dengagn keklasikkannya. Dan ada cerita2 "mistis" disitu, pasti! Apalagi, ketika jaman Perang Dunia II, stasiun ini pernah di bom yang mengakibatkan paastinya ada kematian disana.

Konsep yang sedemikian rumit ala labirin dari bangunan2 kuno Eropa, ternyata menjadikan stasiun ini sangat "ditakuti", disbanding dengan stasiun Shijuku dengan lebih dari 200 pintu keluarnya. Karena ternyata, penduduk lokalpun yang jarang melewati stasiun2 ini, mereka menghindarinya, dengan jalan mencari alternative perjalanannya.

Tetapi, tidak untukku!

Aku justru tertantang untuk "memecahkan" penasaranku, untuk bias aku tidak tersesat dan mengeksplor stasiun ini, dengan menikmati fasilitas2 cantik yang disediakan oleh pemerintahuntuk warga dan wisatawannya .....

Ah ..... senangnya .....

Sebelumnya :

[Bagian 1] Ada Apa di Stasiun Tokyo?

Stasiun Shinjuku Mempunyai Lebih dari 200  Pintu Keluar!

Perbedaan Antara Japan Rail (JR) dengan Tokyo Metro

Berkeliling Jepang Dalam Satu Harga Murah dengan "Bullet Train"

Dimana-mana Ada "Hachiko"

Shibuya Bukan Hanya Ada "Hachiko" dan "Shibuya Crossing" saja

"Shibuya Crossing" : Menyeberang dalam Lautan Manusia

Hachiko, Kisah Kesetiaan Seekor Anjing = Refleksi Kesetiaan Diri

Stasiun Shibuya, Tempat Hachiko Menunggu Tuannya Puluhan Tahun Lalu

Kinshicho, Area Komersial di Tokyo Berharga "Miring"

Sensasi Berbeda Melihat Tokyo di Ketinggian dari Solamachi

Kampus Terbuka Chiba Institute of Technology di Tempat Wisata Solamachi SkyTree

Ada Disney Store, Hello Kitty, Pokemon Center, Rilakkuma, Moomin, Totoro Bahkan "Caf Dog" di Tokyo SkyTree

Tokyo SkyTree : Pohon Mengulir ke 'Negeri Raksasa'

"Tokyo Banana", Souvenir Manis dari Jepang

Dunia Wisata "Tokyo SkyTree"

Sumida River di Asakusa,  Area Terbesar Wisata di Tokyo

'Abu' Ribuan Orang Korban Gempa dan Serangan Perang Dunia II, di Yokoamicho Park

"Samurai" di Ryogoku Park

Museum Edo-Tokyo yang Menghormati dan Menggratiskan Tiket untuk Disabilitas

Sepeda Jengki yang "Kekinian" sebagai Moda Transportasi di Jepang

"Jalan Tikus" Ryogoku di Sisi Stasiun

Menikmati Kehidupan di Ryogoku

"Ryogoku", Dunia Pesumo Sejati Jepang

Berkeliling Jepang Dalam Satu Harga [Murah] dengan "Bullet Train"

Travelling di Jepang adalah 70% Kereta

Dari Kinshicho ke Funahabashi Hoten
Mencoba Berbagai Moda Transportasi Keliling Tokyo

Sendirian, Keliling Tokyo Hanya dengan Kursi Roda 'Ajaibku'

Funabashi, "Kota Belanja" untuk Turis yang Tidak Siap dengan Harga Mahal Jepang

Funabashi, Konsep Kota Ideal 

Beranjak ke Kota Funabashi

Bukan Sekedar Berkuda di Funabashi Hoten

"Aku Ingin Tinggal di Rumah Nobita, yang Ada Doraemon", dan [Hampir] Menjadi Kenyataan

"Negeri Impian" Funabashi Hoten 

Sekali Lagi, Mengapa Funabashi Hoten?

'Funabashi-Hoten', Kota Kecil Awal Sebuah Kemandirian

Denyut Kehidupan di Nishi Funabashi sebagai "Kota Transit"

Awal Perjuangan untuk Menaklukan Jepang di Nishi Funabashi

'Nishi Funabashi', Sebuah Kota Kecil Tempat Hatiku Berlabuh

Mengapa Chiba?

Sebuah Negara dari 'Antah Berantah' dengan Bahasa dan Tulisan Cacingnya, Duniaku yang Baru .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun