Stasiun Shibuya dengan Hachiko Square dan pejalan kaki yang menjadi viral dunia
Siapa yang tidak tahu Hachiko?
Siapa yang belum pernah nonton film Hachiko?
Aku pernah membahasnya di artikelku :
Hachiko, Kisah Kesetiaan Seekor Anjing = Refleksi Kesetiaan Diri
Aku tidak akan membahas tentang Hachiko nya sendiri, tetaoi di beberapa artijelku setrkah ini, aku akan banyak membahas srbuah distrik salah satu yang teramai di Tokyo, yaitu Shibuya, tempat Hachiko hidup, seekor anjing trah Akita khas Jepang, yang tinggal bersama tuannya, Mr. Ueno.
Shibuya merupqkan distrik yang viral di dunia dengan pejalan kaki nya yang luar biasa banyaknya, penyeberangan dengan zebra cross dengan 5 simpangan di depan 'Hachiko Square'. Dan sebuah distrik yang sangat sadar bahwa pejalan kaki adalah "raja", BUKAN kendaraan bermotor!
Stasiun Shibuya mempunyai puluhan pintu keluar. Jadi jika kita belum perbah kesana, jangan malu bertanya karena jika kita salah keluar pintu, kita akan 'lost', nyasar dan bingung. Terlebih lagi, bahasa cacing nya yang susah dimengerti dan mereka tidak mau berbahasa Inggris. Dan jika kita mau masuk lagi dipintu yang sama, karena sadar kita salah keluar pintu, kita harus membayar karena kita masuk harus dengan kartu atau beli tiket lagi.
Tapi selajma beberapa kali aku kesana, petugas stasiun Shibuta selalu bertanya dalam bahasa Inggris yang terpatah2,
"Mau keluar kemana?"
Jawab saja, "Hachiko". Dan kita akan diantar sampai pintu keluar, karena Hachiko Square memang berada di pintu masuk stasiun Shibuya, seperti di film HACHIKO.
Dari stasiun kita digiring keluar stasiun dengan nekeeati "Tokyu Departmen Store". Setelah berliku2 berjalan, akhirnya sampai kita keluar pintu 'Hachiko Square'. Legaaaaaaa .....
Tahu tidak?
Jika kita phobia di tempat yang ramai, beberapa stasiun di Tokyo membuat kita 'ketakutan'. Mengapa? Karena orang2 itu sungguh sangat super duper sibuk! Berjalan dengan pandangan kurus kedepan, melangkahkan kaki2 nya cepat2 seakan takut ketinggalan!
Ya, aku mengerti! Karena mereka mengejar kereta berikutnya untuk kegiatan mereja! Dan jika mereka mengejar kereta lain dengan jalur yang berbeda, mereka harus menyeberangi lintasan kereta dengan cara naik atau turun peron! Naik tangga atau eskalator, apalagi naik turun lift akan memakan waktu. Jadi sangat wajar jika mereka selalu terburu2, sama dengan anakku Michelle, jika dia harus berganti kereta ke tempat tujuannya! Michelle sudah 'ketularan', hihihi .....
Belum lagi sekarang, dimana semua orang sibuk dengan gadgetnya! Di kereta, menunggu kereta, berjalan di stasiun, semua sambil berkomunikasi dengan gadgetnya, sehingga sering kali mereka tidak peduli dengagn lingkungannya.
***
Mereka sering "menabrak"ku di kursi roda, karena mereka tidak melihat kursi rodaku. Pernah, seorang Jepang sibuk dengan hp nya, di stasiun keluar dari kereta, sama dengan aku juga dari kereta yang sama. Dia menuju kearahku, sementara aku harus cepat2 turun lift untuk mengejar kereta berikutnya, dank arena petugas stasiun membantuku untuk membawakan 'ramp mobile' untuk aku naik turun kereta dari atas peron.
Dan perempuan Jepang itu berjalan berbalikkan dengan ku, tanpa melihatku! Lalu, aku pun tergesa sampai tidak sadar bahwa kecepatan kursi rodaku hamper tidak terkendali dan kami bertabrakan! Dan kami sama2 kaget, dan sama2 minta maaf. Perempuan Jepang itu sampai terbungkuk2 meminta maaf kepadaku dengan bahasa mereka. Â Lalu, sepertinya dia menawarkan untuk mengantar aku denan kursi rodaku ke keretaku yang berikutnya ......Di stasiun Shibuya, sungguh pengalaman yang sangat luar biasa! Aku hanya dengan kursi roda ajaibku, memmang diantar oleh petugas stasiun yang tidak bisa berbahasa Inggris, dan aku harus sangat hati2 untuk mengendalikan kursi rodaku, jika tidak mau menabrak atau ditabrak oleh orang lain. Dan itu sungguh membuat 'spanneng'. Konsentrasiku harus penuh.
"Enjoy ....."
Rasanya, legaaaaaaaaa sekali! Terbebas dari kungkungan keramaian, walau ada keramaian baru di Hachiko Square, krena plaza ini memang viral di duniadengagn sejarah dan "situasi magis" tentang Hachiko serta orang2 yang sungguh -- sungguh -- sungguh super duper sibuk! Tetapi, setidaknya kita bisa menghirup udara segar dan terasa bebas seperti mengelepaskan burung dari dalam sangkar .....
Kepadatan di Hachiko Square, dan aku sengaja membidiknya dari 'bawah' sehingga terlihat betapa padatnya disana, dan aku yang duduk diatas kursi roda seakan terhimpit ditengah2 manusia yang mungkin tidak melihat ada sebuah kursi roda disisinya .....
***
Shibuya memang sebuahh fenomena. Kata orang, jika kita ke Jepang tetapi belum ke Shibuya, itu bukan Jepang namanya! Karena hanya kita berjalan mengikuti gerombolan2 orang2 yang sibuk itu dan menyeberang jalan di zebra cross disana, sensasinya memang sungguh berbeda!
Perlahan, aku menghirup udara bebas. Selama 10 bulan ini, setelah Michelle tinggal, kuliah dan bekerja di Jepang, aku sudah 3 kali kesana. Sebelumnya, sudah beberapa kali kesana, dan sensasinya masing2 sangat berbeda. Jika ditemani orang2 yang kita cintai, kita merasakaan sebuah kenyamanan, walau ribuan bahkan jutaan orang berada disekeliling kita dengan tergesa2.
Dalam keberadaanku di Tokyo 3 kali dalam 10 bulan ini, itu pun tidak hanya 1 kali berada di Shibuya, karena Shibuya memang sebuah 'tempat bermain' untukku, apalagi aku memang sangat terinspirasi tentang kehidupan seekor Akita bernama Hachio.
Tetapi berbeda jika aku berada di Shibuya, sendirian hanya dengan kursi roda ajaibku. Aku sendirian, seakan di tengah2 gerombolan2 'zombie2' yang kaku, bergerak cepat serta tidak peduli dengan yang lain. Tanpa senyum dan focus dengan apa yang di depannya, atau focus dengan gadgetnya!
Sesaat, aku bingung, membayangkan yang tidak seharusnya aku bayangkan. TEtapi tidak lama, karena aku langsung mengebaskan pikiranku, untuk mulai petualanganku yang baru di Shibuya, hanya bersama 'sahabat'ku, kursi roda ajaibku' ......
Â
Sebelumnya :
Kinshicho, Area Komersial di Tokyo Berharga "Miring"
Sensasi Berbeda Melihat Tokyo di Ketinggian dari Solamachi
Kampus Terbuka Chiba Institute of Technology di Tempat Wisata Solamachi SkyTree
Tokyo SkyTree : Pohon Mengulir ke 'Negeri Raksasa'
"Tokyo Banana", Souvenir Manis dari Jepang
Sumida River di Asakusa, Â Area Terbesar Wisata di Tokyo
'Abu' Ribuan Orang Korban Gempa dan Serangan Perang Dunia II, di Yokoamicho Park
Museum Edo-Tokyo yang Menghormati dan Menggratiskan Tiket untuk Disabilitas
Sepeda Jengki yang "Kekinian" sebagai Moda Transportasi di Jepang
"Jalan Tikus" Ryogoku di Sisi Stasiun
Menikmati Kehidupan di Ryogoku
"Ryogoku", Dunia Pesumo Sejati Jepang
Travelling di Jepang adalah 70% Kereta
Dari Kinshicho ke Funahabashi Hoten
Mencoba Berbagai Moda Transportasi Keliling Tokyo
Sendirian, Keliling Tokyo Hanya dengan Kursi Roda 'Ajaibku'
Funabashi, "Kota Belanja" untuk Turis yang Tidak Siap dengan Harga Mahal Jepang
Bukan Sekedar Berkuda di Funabashi Hoten
"Aku Ingin Tinggal di Rumah Nobita, yang Ada Doraemon", dan [Hampir] Menjadi Kenyataan
"Negeri Impian" Funabashi HotenÂ
Sekali Lagi, Mengapa Funabashi Hoten?
'Funabashi-Hoten', Kota Kecil Awal Sebuah Kemandirian
Denyut Kehidupan di Nishi Funabashi sebagai "Kota Transit"
Awal Perjuangan untuk Menaklukan Jepang di Nishi Funabashi
'Nishi Funabashi', Sebuah Kota Kecil Tempat Hatiku Berlabuh
Sebuah Negara dari 'Antah Berantah' dengan Bahasa dan Tulisan Cacingnya, Duniaku yang Baru .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H